CHARACTER

2.3K 185 16
                                    

Setelah pertemuan singkatnya dengan Vey, Amber kembali meragukan perasaannya. Kalau memang jiwa Nathan berada disini, bukankah berarti Elbara yang selama ini bersama dirinya adalah Nathan sendiri.

Dia semakin merasakan kekalutan. Sudah tiga minggu berlalu sejak El menyatakan perasaannya dan kini pria itu menghilang bak ditelan bumi. Ada perasaan hampa yang menyeruak. Haruskah Amber jujur jika dia juga suka pada El atau Nathan. Hanya saja dia masih takut, takut mengulang tragedi yang sama. Takut jika Nathan ternyata kemari hanya untuk bertahan hidup agar mendapat happy ending bersama Yesya.

Fakta lain yang mengejutkan adalah dia sudah bertemu dengan sosok refleksi Yesya didunia ini. Namanya Namira, sepupu sikembar yang tempo hari berkenalan dengannya. Gadis baik, ceria dan hangat.

Keraguan Amber semakin parah. Dia rasa pilihannya menolak Nathan sudah tepat, jelas alasan Nathan bertahan disini karena keberadaan Namira.

Tok toktok

"Amm kamu lagi apa?" Suara sang bunda terdengar dari luar. Dia memang menjadi lebih sering tinggal dirumah bundanya, beruntung ayah dan adik tirinya tidak bermasalah layaknya sinetron.

Amber segera beranjak membukakan pintu. "Kenapa bun?"

Bunda menjewer telinga Amber. "Mentang-mentang udah jadi pengangguran kerjaannya ngurung diri mulu dikamar." Geramnya.

"Awshh, le-lepas bun sakit!" Ringis Amber.

Bunda nampak tak tega dan akhirnya melepas jewerannya. "Udah sana turun, mending kamu bantuin ece ditaman belakang" titahnya. "Cepet sana, hus hus" usirnya.

Dengan menggerutu pelan Amber menuruti bundanya.

Saat tiba ditaman dia tidak menemukan siapapun. Malas kembali, akhirnya Amber memilih mendudukan diri dikursi santai yang tersedia disana. Dia mulai menikmati udara segar juga pemandangan berbagai macam tanaman hias.

Kelopak matanya terpejam menghindari teriknya matahari, hingga ia tak merasakan lagi sengatan ultra violet tersebut. Secara perlahan kelopaknya terbuka, pupil matanya sedikit bergetar melihat orang yang berdiri menjulang menghalangi sinar matahari mempapari tubuhnya.

Nafasnya tercekat disertai rasa cemas yang menggerayangi. Setelah mengetahui kebenaran bahwa sosok Elbara adalah Nathan, Amber tak bisa tidak baik-baik saja tentunya.

"Amm"

Dengan sisa kewarasan dia segera beranjak. Sepertinya bunda bersekongkol dengan orang ini.

"Tolong dengerin gue" El menahan tubuh Amber agar tak pergi.

Hal tersebut jelas memberi pengaruh luar biasa bagi Amber. Gadis itu mulai bergetar hebat dengan pandangan cemas bergerak liar.

El mendesah berat mengetahui Amber trauma pada dirinya. Sebenarnya bukan ini pertama kalinya, dia tahu sejak awal, hanya saja Amber mampu mengendalikan emosinya dengan baik.

"Gue minta maaf" dia mulai mengambil posisi berlutut dibawah Amber yang terduduk dengan pandangan kosong. "Gue gak akan membela diri karena itu emang kesalahan gue. Gue nyesal udah bohong sama perasaan gue dan nyakitin lo. Sejak awal tahu keberadaan lo, gue malah semakin gila dengan biarin tubuh itu dikuasain iblis dan nyakitin lo. Kesalahan gue bener-bener udah bikin lo menderita" El memandang sendu raut wajah Amber yang tidak berubah. "Lo harus marah sama gue Amm, lo harus hukum gue."

"Kenapa? Kenapa gue harus?" Amber akhirnya angkat bicara meski enggan bertatapan dengan El.

"Amm, gue salah-"

"Dan gue bukan tuhan yang bisa ngadilin orang" selanya. Amber mejamkan mata sejenak, memberi dukungan pada dirinya agar kuat menghadapi tekanan cemas. "Sejak kapan lo ngerasa bersalah ke orang asing"

"Lo bukan orang asing. Lo cewek yang gue suka"

Perkataan El semakin menyakitkan didengar. Mata Amber sudah membentuk dinding kaca yang tebal, siap pecah kapan saja.

"Gausah ngasih gue harapan" katanya putus asa. Dia sudah lelah berurusan dengan tokoh sinting itu. "Lo cuma ngejar happy ending bareng Yesya, bukan orang asing"

"Apa yang lo bicarain?"

Amber beranjak. Cukup muak dengan semua ini. "Lo suka gue? Kedengeran gak masuk akal" dia memasang raut miris seolah barusaja terjadi kemalangan "Lo! Lo kesini karena mau ngejar Yesya biar bisa dapat happy ending!. Bahkan setelah semua yang terjadi, lo tetep libatin peran Venus yang ada di gue. Kenapa gak lo deketin langsung aja Yesya dan semua selesai. Lo gaperlu nyakitin orang-orang demi keegoisan lo" Ucapnya mengeluarkan segala unek-unek. Air mata sudah tumpah ruah membanjiri.

"Gue ngejar happy ending bareng lo" bantah El.

"Gak mungkin!! Male lead cuma akan bahagia sama Heroin!"

El berusaha meraih pergelangan Amber. "Dan lo heroinnya. Lo character utamanya disini. Tolong dengerin gue, peran gue disana gasepenuhnya sama kayak novel yang lo baca itu." Ingatkan El nanti untuk menyuruh keponakannya- Vey, agar merevisi ulang novelnya agar ia Nathan mendapat happy ending bersama Venus. "Perasaan gue gak sama kayak disana, gue yang ngalamin Amm. Gue yang lebih tau. Gue suka sama lo, semua ketutup sama kebutaan gue yang dikuasai iblis dan negehidupin perasaan lama gue ke Yesya. Gue akuin gue sempat suka sama Yesya, tapi itu dulu, sejak lo ada semua berubah."

"Kalau gitu lo sukanya sama Venus bukan gue" Amber menepis kasar tangan Nathan.

"No. Kalian sama. Sama aja kaya gue dan El, kita orang yang sama."

Amber diam. Sepertinya keteguhan hatinya mulai goyah.

"Emang gak mudah buat sembuh, tapi apa salahnya buat sembuh bareng-bareng. Gue janji gaakan ngulangin kesalahan yang sama, bairin lo sendirian, apalagi berpaling dari lo. Gue janji," hanya ada kesungguhan diwajah El. "Gue gaakan maksa lo nerima ini, tapi jangan suruh gue menjauh,"

Amber hanya diam tak bergeming. Diamnya gadis itu El anggap sebagai iya. Pria itu membawa Amber kedalam dekapannya tanpa perlawanan.

"I'm trying to stop liking you, because I want to love you." Bisiknya.

Suara itu mengalun lembut ditelinga Amber. Menggelitik perutnya juga meradakan cemas yang melunak hanya karena kata-kata manis El.

Haruskah Amber mulai berdamai?





End






Sekali lagi, makasih udah sampai sejauh iniii🫂

See you di cerita berikutnya!!!

Nb; gasempet revisi. Jadi mungkin ada beberapa kalimat yang kurang srek. Untuk revisi next time lagi, gue mau ngilang duluuuuu

Untold Story Of CharacterWhere stories live. Discover now