OF

2K 155 3
                                    

"Gue suka sama lo"

Semilir angin berhembus menerbangkan surai Amber yang tergerai bebeas. Ada desiran aneh yang bergejolak, meletupkan euforia terpendam.

El menatap Amber penuh harap cemas juga tegas. Perasaannya murni, memang waktu mereka dekat terbilang singkat, bukankah waktu bukan halangan. El tulus atas segala perasaannya pada Amber.

"Kayaknya lo lagi ga enak badan," Amber segera berdiri sebelum El sempat menahan tangannya. "Gue mau ketoilet, lo aja yang beresin" sambungnya.

El tersenyum kecut.


***

Hari yang ditunggu Amber tiba. Dia telah bertemu dengan penulis Untold. Siapa sangka jika penulis Untold adalah remaja yang bahkan lebih muda dari Amber.

Cafe baca tempat mereka bertemu tampak lengang. Jadi mereka bisa berbincang dengan leluasa.

"Jadi bisa jelasin?"

Vey-penulis Untold- tampak menyengir. "Kak lo beneran keseret kesana kan. Sebenarnya novel itu gue buat karena Mama yang sering cerita ke gue, demi mengenang beliau gue sengaja buat tuh novel. Garis besar alurnya hampir persis sama yang mama ceritain. Diakhir Nathan dapet happy ending bareng Yesya" Vey menjeda ucapannya. "Tapi lo bilang, Nathan mati disana"

"Tunggu, maksud lo isi novel itu dari mama lo?" Dahi Amber berkerut.

Vey tersenyum kecil. "Yap!" Antusiasnya membenarkan. "Sebelumnya apa lo inget sama tokoh figuran disana, yang itu lhoo" Vey sengaja membuat Amber menerka-nerka.

"Gatau. Gue sibuk bertahan hidup disana" sinisnya. "Bocil kayak lo bisa-bisanya narasiin adegan begituan, gak habis pikir gue"

"Dih, gue udah punya SIM ya!!" Sungut Vey tak terima. "Nyebelin banget sih ternyata" gerutu Vey pelan.

"Bacot. Buruan jelasin, gausah belibet" karena Amber tak yakin bisa mempertahankan tubuhnya lebih lama jika dipaksa terus mengingat adegan berdarah-darah itu.

Vey mendengus keras namun tak ayal melanjutkan ceritanya. "Sebenernya ini rahasia, tapi yaudahlah, toh lo juga- eeh eh santai dong!" Vey menahan Amber yang akan mengangkat gelas serta menatapnya garang seolah mengatakan agar Vey langsung to the point. "Iya iya ini juga mau jelasin." Dipenuhi kekesalan Vey mulai menjelaskan segalanya.

"Mama gue tuh kakaknya Nathan. Gausah kaget, dunia novel sebenarnya ada, gampangnya multiuniverse atau paralel. Mama sampai disini karena dia-" Vey terlihat ragu melanjutkan kalimatnya. "-ngebunuh dirinya sendiri didunia ini. Tapi, baik disana maupun disini gue tetap anak mama." Vey melanjutkan kalimat. "Motif mama ngelakuin itu karena dia mau orang-orang yang dia sayang bahagia."

"Mama lo cuma sayang ke Nathan," potong Amber. Rautnya datar.

Vey meringis pelan. Perkataan Amber benar adanya, seluruh alur yang mamanya tuliskan memang hanya merujuk pada Nathan.

"Tapi mama ga ada sangkut pautnya sama iblis iblis begituan, gue jamin. Lo bisa sampai sana ya karena emang si siapa itu namanya? Gue lupa- oh, Riksa. Dia buat perjanjian sama iblis untuk narik jiwa Venus dari dunia lain, dan itu lo. Jadi itu pure tanpa campur tangan gue" Vey terlihat berpikir sejenak. "Kata lo Venus nukarin jiwanya sama jiwa Yara kan? Itu udah ngerusak tatanan alam sih, dia ngelakuin kesalahan. Kegilaan disana semakin gak berujung kalau gitu"

Untold Story Of CharacterWhere stories live. Discover now