𝑇𝑅𝐴𝐺𝐸𝐷𝐼 17

9.6K 837 4
                                    

"Thanks"

"Your welcome" Balas Yeysa dengan riang. "Ayo keparkiran, pasti Nathan udah nungguin kita" gadis itu menarik tangan Venus agar ikut bersamanya.

Ketika tiba diparkiran, terlihat Nathan yang sedang berbincang dengan Ragas. Kedua cowok itu menghentikan pembicaraan begitu menyadari kehadiran keduanya.

"Kalian lagi ngomongin apa? Serius banget" tanya Yeysa.

Nathan hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Hai, Venus" sapa Ragas dengan ramah.

"Hai juga" balas Venus. Ia beralih menatap Nathan. "By the way, gue duluan ya" pamitnya.

"Ketempat les" ucap Nathan penuh penekanan.

"Ya ya ya" Venus menyepelekan ucapan Nathan. Gadis itu malah bersiul-siul sembari memutar kunci motor yang melingkari jarinya.

"Venus hati-hati, jangan ngebut bawa motornya" Yesya sempat berteriak cemas. Dimatanya tubuh Venus begitu ringkih, apalagi jika naik motor. Anak ayamnya tidak boleh lecet.

Ragas tersenyum apatis. Jatuhnya malah Nathan dan Yesya terlihat seperti orang tua yang mencemaskan anaknya. Konyol.

Sebelum menyusul kepergian Venus, Ragas sempat melempar senyum pada Nathan. Senyum penuh arti yang hanya keduanya mengerti.

"Venus ayo gue traktir!" Seru Ragas, mengundang gertakan rendah dari Nathan.

"Skuyy" dibalik helm full facenya Venus menjawab.

"Lho, Venus ga les" Yesya berekspreksi bingung.





***


Kediaman besar Elluard bukan rumah bagi Nathan. Bangunan itu hanya sekedar tempatnya tidur kala malam. Pukul 21. 00 mobil mewahnya memasuki pekarangan rumah.

Beberapa bodyguard dengan sigap membukakan pintu. Raut Nathan bertambah datar begitu memasuki rumahnya.

"Berapa kali mama bilang, jangan injakan kaki kamu kesini lagi" Vanya menepis kasar tangan yang menggenggam pergelangannya.

"Ma Nia mohon, bantu Nia kali ini aja" perempuan itu bersimpuh memohon. "Tolong biarin Zena disini. Nia gapapa asalkan mama mau tampung Zena sementara disini, Jordan bakal sakitin Zena kalau Zena tetap dirumah itu." Perempuan itu memohon-mohon dengan penuh harap. Terlihat dari sorot matanya yang nyaris kosong.

Nathan mengalihkan pandangan. Hatinya kelu melihat keadaan sang kakak.

Bukan lagi hal asing melihat pemandangan ini. Sejak 2 tahun menikah, Niana kerap pulang dengan alasan Jordan suaminya melakukan kekerasan dan berselingkuh. Nahasnya, rumah tempat Niana kecil tumbuh sama sekali tak menerimanya.

Mereka tidak mau ikut campur dengan alasan tidak mau membahayakan bisnis Elluard.

Sepertinya Vanya menyadari kehadiran anak bungsunya. Dengan segera ia memanggil Nathan untuk mendekat.

"Bawa kakakmu pergi darisini. Pulangkan dia dan anaknya kerumah suaminya" titah Vanya tak terbantahkan.

"Ma.. ma Nia mohon sekali ini saja" tangis pilu Niana seolah angin lalu bagi Vanya. Wanita itu memilih tuli dan berlalu darisana. Isak Niana menjadi dan menyayat hati, ditambah keadaan tubuhnya yang memar dibeberapa bagian tubuh kian menunjukan kemalangannya.

"Kak" panggil Nathan. Suaranya sama seperti biasa, tanpa intonasi pengungkap emosi. "Berdiri, gue antar pulang" ujarnya tanpa menatap sang kakak.

Untold Story Of CharacterWhere stories live. Discover now