𝑇𝑅𝐴𝐺𝐸𝐷𝐼 28

10.5K 712 82
                                    

Gasempat revisi, maaf bnyk typo

Enjoy it!

Amber mempercepat langkahnya saat tangannya sedikit lagi mencapai handle pintu cafe, bersamaan dengan itu pintu terbuka. Amber mundur beberapa langkah, bgitupun orang tersebut. Mereka sama-sama terkejut melihat kehadiran masing-masing.

Kenapa Amber seperti tidak asing dengan orang ini. Walaupun tertutup masker dan topi tapi sangat yakin kemampuan mengenalinya salah.

"Tunggu" dia mencekal tangan orang itu. "Kita pernah ketemu sebelumnya?" Tanyanya.

Orang tadi mengendurkan genggaman Amber lalu berlari kencang menjauhinya. Amber tentu tak tinggal diam, dia segera ikut menyusul orang tadi. Terjadilah aksi kejar kejaran diantara mereka.

Tiba digang sempit mereka semakin tak mau kalah, yang satu menjauh yang satu berusaha mengejar. The real definisi semakin kukejar semakin kau jauh.

"Woy berhenti gak lo!!" teriak Amber. "Wyn! Gue tau ya itu elo!!" Tepat diteriakan terakhir.

Wyn berhenti.

Amber kebingungan, "kok berhenti? Kan jalannya gak buntu" polosnya. Tak ayal Amber tetap menghampiri Wyn yang malah berdiri anteng bak patung. "Kena lo!" Dia menahan kedua tangan Wyn.

Wyn merollkan bola matanya malas.

"Langsung aja, ada kaitan apa lo sama Riksa?" todong Amber. Dia mendatarkan ekspreksinya sebagai tanda bahwa Amber benar-benar serius kali ini.

"Gue gak akan jawab." dari balik maskernya cowok itu menyeringai. "Tapi karena gue kasian, lo bisa cari tau di makam adik gue" bisik Wyn pelan.

Amber semakin mengencangkan tahanannya pada tangan Wyn. Dia menatap Wyn datar.

"Gue gak butuh rasa kasihan lo, sekarang jawab! Apa yang lo tau-"

Dor!
Dor!
Dor!
Dor!

"Shit!"

Kejadian itu berlangsung begitu saja. Wyn tergeletak lemah ditanah dengan empat peluru bersarang dibagian dadanya. Amber menahan nafas shock. Belum sebuah pistol yang datang entah darimana tiba-tiba berada diantara mereka.

Dia ikut jatuh akibat Wyn menyeretnya ikut jatuh. Wyn menurunkan maskernya dan terbatuk darah. Dia menatap Amber dalam sebelum berujar.

"Ja- jangan percaya sama siapapun" ucapnya susah payah. Bahkan Amber harus ekstra untuk menangkap dengar ucapan Wyn yang semakin tak bersuara.

Selepas itu Wyn jatuh tak sadarkan diri.

"Astaga!" Amber berseru histeris. Dia segera menumpukan kepala Wyn diatas pahanya dan mengecek nafas pemuda itu, "Wyn! Bangun! Lo gak boleh mati sebelum kasih tau gue!" Dia mulai kehilangan rasionalitas dengan menepuk-nepuk pipi tirus Wyn yang perlahan berubah pucat. "Berengsek! Lo gak boleh mati! Anjing Wyn bangun gak lo!!" Amber sampai mengguncangkan tubuh itu berkali-kali.

Tubuh Amber bergetar. "Gue bilang bangun!" Raungnya. "Wyn anjing! Kalau lo gak bangun mereka bakal ngira gue bunuh lo" ujarnya diakhiri lirihan diakhir.

Bagaimana ini?

Amber Cessia memang remaja nakal, tapi itu masih basic. Dia hanya berani drunk, balap liar, clubbing, untuk membunuh. Itu adalah kriminalitas yang sangat Amber hindari, dia masih punya rasa kemanusiaan.

Bahunya disentuh dari arah belakang.

Amber berjengit kaget, begitu tahu siapa yang menepuknya Amber segera menumpahkan air matanya.

"Bukan- bukan gue yang bunuh dia" ia reflek mengatakan itu. Dirinya benar-benar kalut sekarang.

Nathan menatap jasad Wyn sekilas. Cowok itu membimbing Amber agar berdiri.

Untold Story Of CharacterWhere stories live. Discover now