𝑇𝑅𝐴𝐺𝐸𝐷𝐼 33

2.7K 262 16
                                    

"You did" Helion menyela. "Tahan Ragas atau lo akan berakhir sama seperti Yara"

"Gue gak pernah minta bantuan Ragas" sahut Amber penuh penekanan. Merasa tidak ada lagi hal yang perlu dibicarakan, Amber beranjak pergi darisana.

***





Langit sore nampak lebih gelap dari biasanya. Untuk yang kesekian, Nathan kembali membedah lengan orang yang dibunuhnya. Dia tengah menunggu kabar, daripada tidak ada kerjaan lebih baik dia bermain.

Kriett

"Hmphh!!"

Mendengar suara jeritan tertahan beserta kursi yang bergerak-gerak, Nathan mendongakan pandangan. Manik hitamnya memancarkan rasa bosan.

Dia beranjak menghampiri orang dikursi. Ditariknya kursi mendekat agar dapat berbincang santai.

"Gue ngerasa kembali hidup," Nathan mengambil nafas dalam-dalam tanpa merasa jijik pada bau anyir darah yang dominan, kemudian menghembuskannya. Matanya ikut terpejam- benar-benar menikmati.

"Setelah ngejual jiwa gue jadi agak gila ya?" Tanyanya retoris. "Harusnya setelah ini gue bahagia sama Yesya. Benar kan Rainer?" Saat kembali terbuka. Netra Nathan semakin kelam, seolah ada jurang tak berdasar yang menuntunnya menuju api abadi.

Rainer semakin keras memberontak. Gila, satu kata yang cocok untuk Nathan. Sial sekali dirinya tertitipu oleh bajingan gila ini.

"Udah cukup buat kompensasi waktu," tepat saat itu, Nathan melempar pisau cukup keras hingga mengenai pipi Rainer dan tertancap disana. Dengan santai laki-laki itu merenggangkan ototnya.

Nafsu membunuhnya semakin hari makin tinggi.

Mata Rainer melotot merasakan sakit tak terkira, dia menjerit yang sayangnya malah semakin menambah deritanya.

Kali ini Nathan ingin berinovasi. Tidak seperti Lucian atau Vanda yang dibunuh dengan cara membedah-bedah, Nathan ingin membunuh Rainer dengan cara-

"Jack"

Jack segera mengangguk. Pria yang sedari tadi menemani aksi kejam Nathan itu mulai berkomunikasi lewat earpiecenya. Tak berselang lama beberapa pria datang.

"So, Rainer nikmatin ini" Nathan mencabut pisau miliknya beserta lakban yang menutup akses komunikasi Rainer.

"Bajingan gila!! Gue bakal bales perbuatan lo!! Sialan!" Murka Rainer. Dia sama sekali tak memperdulikan luka dipipinya. "Arghh!! Anjing, apa yang lo lakuin!!" Teriak Rainer melihat beberapa pria suruhan tadi mulai menelanjangi dirinya.

Nathan kembali menikmati teriakan Rainer. Sebenarnya, sejak 1 tahun yang lalu, Nathan mempunyai fetish seksual, dia akan merasa terangsang jika melihat orang ngesex paksa.

"Tuan, kami sudah membawa Venus,"






***











Amber sudah memikirkan matang-matang rencana. Step pertama, dia akan menyerahkan diri pada Nathan secara sukarela.

Mudah saja, dia tinggal berada dirumah Nathan. Sesuai dugaan, sepi, lebih tepatnya bajingan gila itu telah membunuh seluruh anggota keluarganya. Kegilaan yang hakiki, demi mencapai puncak dunia segala hal dilakukan. Keserakahan mengerikan, sifat yang seolah mutlak bagi Nathan. Lihat saja dipenghujung, seberapa kuat Nathan bertahan dengan iblis yang perlahan menggerus seluruh kepunyaannya.

Untold Story Of CharacterWo Geschichten leben. Entdecke jetzt