BAB 23 : Teman misterius

68 8 0
                                    

Bahu manusia tidak sesempurna itu. Lebih baik bersandar pada bahu yang tak memiliki tangan, daripada bersandar pada bahu yang langsung menancapkan sebuah pisau.

-Ayara senja lara-

















***

Saat ini ayara tengah berbaring lemah
di ruang UKS setelah di periksa oleh dokter chindy yang baru keluar, bersamaan dengan ayara yang membuka matanya.

Ayara menatap langit-langit ruangan itu seperti tidak asing, lalu mengalihkan pandangannya kedepan dan melihat di sana ada Sena yang sedang duduk di ujung kaki-nya, Astri yang mundar mandir ikut khawatir, dan Adara yang berdiri di belakang Sena.

"Sen.." panggil ayara dengan lemah.

"Hadehh lebay banget gitu aja lemah" batin seseorang yang berada di ruang UKS

Sena yang merasa terpanggil-pun langsung menghampiri ayara dan berdiri di samping kanannya"Alhamdulillah, Lo udah sadar ay.." jawab Sena tersenyum dengan bola mata yang berkaca-kaca.

"Jangan kasih tau ayah, sama bunda" ucap ayara lagi.

"Iya iya, lo tenang dul-"

Brukk

"Ay?!"

"Kamu gapapa??"

"Mana yang sakitt?"

"Kasih tau gue, supaya gue bisa berguna buat Lo"

Aryo datang dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat ayara semakin pusing.

Sena yang menyadari itu-pun langsung menonyor kepalanya.

Takk

"Bangke Lo! Ga liat sodara gue makin tersiksa sama pertanyaan-pertanyaan basi lo itu, hah?!"

"Sabar sen.." sahut Astri yang langsung mengelus pundak Sena.

"Lo ga tau apa-apa tentang gue sama ayara, jadi gausah ikut campur dulu. Oke?" jawab Aryo yang menatapnya tajam ke arah Sena dan Astri.

Ayara yang mendengar pertengkaran itu tiba-tiba merasakan sakit yang sama, dan untuk kedua kalinya dia menggenggam tangan Sena dengan sangat keras.

Sena yang mengerti itu pun langsung bergegas mencari sesuatu, setelah bermain mata dengan Astri.

"Adara, kak Aryo.. kita keluar dulu oke?"

"Biarin ayara istirahat" timpal Sena dengan mengobrak Abrik tas ayara.

"Lo aja, gue mau nemenin ayara" ketus Aryo yang tidak mau keluar.

"Saya perlu keluar?" Tanya Adara setelah menyimak pembicaraan teman-temannya.

"Perlu" jawab Sena yang setelah menemukan sesuatu itu.

"Udah lo keluar juga kak! Sana!!" Usir Sena yang mendorong paksa Aryo dan di susul dengan Adara juga Astri.

Setelah pintu aman terkunci, Sena langsung memberikan benda kecil pada ayara.

"Maaf ay gue lama" sesal Sena.

Ayara mengangguk dan langsung menggunakan benda kecil itu. Inhaler.

"Gimana sekarang? Udah baikan?" Tanya Sena.

Ayara lagi-lagi menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Syukur dehhh" hembus nafas Sena terdengar sangat lega.

TENTANG SENJAWhere stories live. Discover now