BAB 6 : Senja dan dia

83 11 9
                                    

****

"Apa maksud Lo?" tanya Bayu dengan mengintimidasi dan menuntut jawaban yang lebih banyak

"Kalo gue suka sama cewe, apa yang harus gue lakuin bay?" tanya balik alden dengan perasaan gusar

"mending lo balik, tanya bokap nyokap Lo" saran bayu kesekian kali nya. Hanya dengan Alden Bayu akan menjadi terbuka, ntah dalam situasi apapun Bayu siap menjadi teman Alden begitu pun sebalik nya

"lo ga mau bantu? Plis lah bay kali ini aja" mohon Alden

"Tapi ini soal hati Al, gue ga bisa" ucap nya tegas

"Apalagi, bokap lo orang faham agama, kalo anak nya pacaran gimana? Gue ga mau ikut-ikutan" final nya dan pergi meninggal kan Alden yang masih termenung

"Apa ini ya Allah?" batin Alden

Manusia terkadang akan terjebak di antara, memilih atau di pilih-kan ya?

Dua hal itu selalu berkaitan, kita bingung, percaya pada hati atau percaya pada yang memilih

"Ya, kaya nya gue harus pulang minta saran sama umi" ucap Alden lalu menyambar kunci yang terletak di meja itu lalu pergi dengan motor sport nya, meskipun tuan rumah sudah masuk ke kamar, teman yang sudah akrab dengan orang tua Bayu tidak segan-segan meminta apapun dan mau bagaimana pun di rumah nya

****

Seperti biasa, sore di jakarta selalu padat, bahkan taman yang berada di sisi jalan pun terlihat ramai, beda dengan wanita yang di dalam mobil, dia melamun memikirkan sesuatu yang menurut nya penuh dengan teka teki, seperti puzzle yang belum tertemukan celah untuk di satukan

"Mang, kita ke danau dulu ya kaya biasa" pinta ayara yang duduk di belakang

"siap neng, cuss kita berangkatt" semangat mang Maman menuruti perintah putri dari majikan nya

perjalanan begitu sangat enak di pandang, padat nya kota yang seperti lautan manusia, dan jangan lupakan wanita yang setengah membuka kaca mobil nya dan melihat ke arah kanan dengan lamunan nya

Senja sangat terlihat indah meskipun di lihat dari sisi jalan, dan itu membuat ayara menjadi sedikit mendongak kan kepala nya

"Cantikk" satu kata itu keluar dan terdengar oleh laki-laki yang mengenali nya

"Dia suka senja?" batin laki-laki itu dengan sunggingan senyum yang tak terlihat karena helm full face nya

"Lucu, cantik kaya nama nya, ayara senja lara" Batin nya lagi

"Hai? Assalamualaikum" sapa laki-laki itu ketika melihat lampu merah dan bersamaan dengan itu, posisi mereka berdampingan meskipun dalam kendaraan

"eh? Al? Ha—i? Wa'alaikumsalam" sapa balik ayara dengan mengerjap kan matanya karena terkejut

"Astaghfirullah" Batin Alden langsung menunduk kan pandangan nya

"eh Al, thanks ya yang tadi di uks" ucap ayara berterima kasih karena tadi di sekolah tidak bertemu lagi dengan Alden

"hm" dehem nya singkat

"yaudah gue duluan, assalamualaikum" pamit ayara ketika mobil nya melaju lagi

"wa'alaikumsalam" jawab Alden meskipun sudah tidak terdengar oleh ayara

"Astaghfirullah, ya Allah" gumam nya dan langsung melajukan motor sport nya karena klakson di belakang sangat bersahutan

****

"ma sya allah, gimana bisa secantik itu?" gumam ayara melihat setiap semburat nya

Tanpa ayara ketahui, seorang lelaki datang menghampiri nya sampai bersuara "Senja itu cantik, dia tetap memberi keindahan meskipun sinar nya di usir oleh malam"

"Astaghfirullah" sebut ayara kaget karena tidak tau bahwa Al mengikuti nya

"Kenapa di sini?" sahut nya lagi

"Gaboleh?" Jawab Al dengan tatapan yang pokus pada senja yang akan hilang

"Fitnah dan syahwat" dua kata itu lolos membuat Alden melirik ayara

Entah sejak kapan Alden memiliki rasa aneh ketika dekat dengan ayara, yang pasti dekat dengan ayara ketenangan itu ada

"gue duluan assalamualaikum" final ayara karena merasa tidak enak berdua-duaan dengan lawan jenis, apalagi danau itu sudah sangat sepi, mang Maman pun menunggu di sisi taman jadi sangat mungkin jika ada yang melihat nya akan timbul fitnah

"hm wa'alaikumsalam" jawab Alden tak lupa dengan sunggingan kecil itu

"Diam yang menarik" gumam nya dengan kekehan lalu pergi meninggal kan senja yang tak nampak lagi

****

Di lain tempat, wanita yang memakai niqob tengah bimbang karena mendapatkan kabar bahwa ia akan di jodohkan

"Mana mungkin saya terima perjodohan ini ya Rabb" monolog nya di kamar seorang diri dengan mundar mandir memikirkan ucapan aba nya

"Aba akan menjodohkan kamu dengan teman aba nak"

Lagi-lagi kalimat itu berputar dalam benak nya

"Bagaimana bisa saya menikah di saat saya jatuh cinta dengan laki-laki lain ya Allah" Batin nya terus bermonolog memikirkan jalan keluar

"Aba kasih waktu kamu beberapa bulan nak, jadi pikirkan matang-matang" Kalimat itu lolos menjadi penenang bagi pikiran juga hati nya

Sampai akhirnya dia terlelap dengan keadaan kaki menjuntai ke bawah.

***


Ada yang cantik, tapi bukan senja. Dan ada yang menarik tapi bukan jingga.

-Alden Fahri Hamzah-



***

What about chapter 6?
1 vote sangat berguna💐
1 komen sangat bermanfaat💐

***

Follow Instagram
@sdtl_jijah
@ayarasnjalara
@aldnfhri

Follow tiktok aku juga ya!!
@sdtl_jijah

See you Next chapter....


TENTANG SENJAWhere stories live. Discover now