BAB 20 : Laut, senja, dan dia

61 7 0
                                    

Senja itu indah, tapi lebih indah jika kita tidak berharap kepada siapapun selain tuhan

-Ayara senja lara-

***

Sore ini, ayara berniat mengajak Sena untuk ikut kepantai. Meskipun Sena sedikit tidak mau, tapi ayara memaksanya untuk ikut.

Mereka kesana karena keinginan ayara yang ingin melihat senja.

Seperti biasa, mereka berbicara hal random dan bertukar cerita.

Sampai akhirnya mereka sama-sama terdiam menikmati sore dengan senja yang indah.

"Ay, kamu percaya ga sama aku?" Tanya sena tiba-tiba.

Ayara beralih menatap sena "percaya lah, Lo itu sodara gue sen.. masa iya gue ga percaya sama sodara sendiri" jawab ayara sambil mengambil tangan Sena, lalu di genggamnya erat.

"Ayara.. jangan terlalu percaya sama gue. Gue bisa aja kecewain Lo" sahut Sena lagi.

Ayara menggelengkan kepalanya, seolah-olah Sena adalah harapan yang tidak akan pernah mengecewakan.

"Sen, Lo kenapa sih ngomong gitu Mulu, kalau ada masalah cerita sama gue sen! Sekarang" ketus ayara, lalu terus menggenggam erat jari jemari Sena.

Sena tersenyum, lalu menganggukan kepalanya "emm.. iya maaf ay, ga kok i'm fine"

Keduanya kembali terdiam beberapa menit, lalu ayara mencoba melepaskan tangan yang bertaut itu dan mengambil dream book yang selalu ayara bawa di dalam tasnya.

"Sen, senja itu indah ya? Tapi lebih indah jika kita tidak berharap kepada siapapun selain tuhan" monolog ayara yang sedang berkutat dengan bukunya.

"Ayara ayara, gue tau maksud Lo. Tapi gue mau berpesan sama Lo, kaya yang tadi gue bilang kalau setiap orang berpotensi antagonis, mau gue ataupun orang yang Lo suka sekarang! kita punya bakat untuk mengecewakan ay.." jelas Sena memberi pengertian.

"Iya gue tau sen, tapi kan setiap orang punya alasan untuk tetap bertahan dengan kepercayaannya?" Ucapnya lagi mengalihkan pandangan untuk melihat senja yang terpatri sangat sempurna.

"ASSALAMUALAIKUM NENG" ucap segerombol laki-laki teman seangkatan mereka.

"YA ALLAH SETAN ASTAGHFIRULLAH INNALILAHIIIII" jerit Sena.

"Astaghfirullah" gumam ayara memejamkan matanya karena terkejut.

"HEH!! DASAR KUTU KUPRET!!! KALIAN BISA GASIH GAUSAH NGAGETIN ORANG?!!" Sembur Sena kepada Leo, Septian, garel, Alden, dan Bayu.

"Wa'alaikumsalam" jawab ayara ketika sudah menormalisirkan detak jantungnya.

"Tuh kaya neng ayara, kalau ada orang datang ngucapin salam tuh di jawab! Bukan malah marah-marah gajelas kaya orang kesetanan" delik Leo sinis bahkan sangat sinis.

"Ni beda ni" sahut Septian bersedekap dada.

"Hati-hati jodoh le, hahaha" Imbuh garel menertawakan.

"Eh? Si Alden kemana anjir?!"

"Si ayara juga ga ada wehhh!" tambah Sena.

TENTANG SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang