BAB 2 : Kembali dan pergi

174 13 8
                                    

"Sampai jumpa wahai semburat jingga, tolong sampaikan kepada dia bahwa kita telah menitipkan segala bentuk cinta, dan sebelum gelap tiba, tolong sampaikan juga, bahwa kita telah pergi setelah kejadian itu terjadi."

-Ayara senja lara-

***

Pagi-pagi sekali Rega terbangun karena mendengar suara yang tengah mengaji, ralat. Bukan pagi, melainkan subuh tepat jam 03.36.

Karena rasa penasaran yang membuncah, sampai harus melihat ke ruang mushola karena Rega seperti tau suara siapa itu.

" يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَئِنَّةُ"

"Hai jiwa yang tenang."

"ٱرۡجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرۡضِيَّةً"

"Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhainya"

"فَٱدۡخُلِى فِى عِبَٰدِى"

"Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku."

"وَٱدۡخُلِى جَنَّتِى"

"Masuklah ke dalam surga-Ku"

Lantunan surat al-fajr terdengar sangat merdu dari suara laki-laki yang tengah membacanya dalam ruangan khusus musholla. Sampai mengundang penasaran para yang mendengar, salah satunya rega. Kepala keluarga.

Rega memperhatikan anak sulungnya yang membaca kitab suci Al-Qur'an, dimana di sana Tio membacanya dengan lantunan yang merdu nan tenang, tajwid dan mahkrojnya begitu enak di dengar.

Sampai Tio merasa ada yang memperhatikannya, kemudian dia berbalik badan untuk memastikan. dan ternyata benar di sana ada Rega, ayahnya yang tengah tersenyum menatap kagum.

"Ayah, tumben udah bangun?" tanya sang putra.

"Tidak boleh ayah bangun untuk melihat kamu?" kekehnya.

"Boleh sih yah, cuman tumben aja gitu hehe," mendengar penjelasan Tio membuat keduanya terkekeh bersama, dan Rega pun berniat untuk mengambil wudhu sebelum adzan terdengar.

Setelah beberapa menit, suara adzan berkumandang, membangunkan para penghuni dunia untuk segera beribadah. Karena kita di ciptakan untuk beriibadah bukan?

Suara ayam saling sahut menyahut, bersamaan dengan itu keterkejutan pun terjadi.

TOK TOK TOK

Ketukan itu dari Ayara di pintu kamar sang bunda, sampai yang mendengarnya pun ikut merasakan keterkejutan, termasuk sang bunda.

"BUN AYO BANGUN AYAH KAYANYA UDAH DI MUSHOLA!!" teriak Ayara berharap sang bunda bisa mendengarnya.

"IYA AYARAAA!!! BUNDA UDAH BANGUN DARI TADI JUGA" sahutnya tak kalah teriak.

Setelah memastikan sang bunda bangun, Ayara hendak masuk ke dalam ruang mushola, tapi dia sedikit aneh dan sedikit bertanya-tanya.

'Tumben mang Maman ikut sholat bareng?' batinnya.

Sampai pada akhirnya Ayara memberanikan diri untuk masuk ke dalam.

"Morning ayahandaaa!!" Sapa Ayara yang belum mengenali sosok laki-laki yang berada di pinggir sang ayah.

"Morning tuan putri, Aishi belum bangun dek?" tanya nya langsung.

"ABANGGGGGGGG!!!!!!!" teriak Ayara ketika ia sudah mengenali sosok laki-laki yang ada di depannya. teriakan Ayara mampu membuat sang empu terkejut karena sedang berdzikir.

TENTANG SENJAWhere stories live. Discover now