BAB 3 : Perjalanan

115 14 3
                                    

***

Senin, hari yang paling malas bagi semua orang, termasuk lelaki yang belum bangun dari tidur nya. padahal, sang umi sudah berkali-kali menggedor pintu kamar nya berharap sang anak semata wayang nya itu bangun, sampai akhirnya..

BYURRRRRR

Suara gayung yang membuang air pada permukaan wajah laki-laki yang tengah tidur pulas itu terdengar nyaring

"ASTAGHFIRULLAH YA ALLAH BANJIRRR UMIIIII!!" Suara itu sangat nyaring di gendang telinga Jihan Fahira sampai sang umi pun menonyor kepala sang anak

Ctakkkk

"BANJIR BANJIR!! APANYA YANG BANJIRR?!! KAMU TIDUR KAYA KEBO LUPA HARI INI SEKOLAH HAH?!!" sentak sang umi yang sudah berkacak pinggang

"iya umi maafin Al" gerutu Alden sambil beranjak ke kamar mandi

"cepetan mandinya Al nanti kamu kesiangan" ucap sang umi lagi mengingatkan

"iya umi iya, ini lagi mandi juga" sahutnya lagi yang sudah di dalam kamar mandi

Di kamar minimalis sederhana namun wah itu sangat di sukai oleh orang tuanya, karena Alden tetep selalu merendah meskipun dirinya berada. Persis seperti Abi nya

Alden Fahri Hamzah, putra satu-satunya dari Jihan Fahira dan Sulaiman Hamzah.

***

"Pagi mi, bah" sapa Alden yang baru turun untuk sarapan

"pagi juga nak" ucap kedua orang tua nya

"cepat makan langsung sekolah yang bener jangan bolos lagi, kalo umi denger kamu bolos lagi gimana nanti pesantren Abah yang urus Al??" Terang sang umi pada anak nya

"iya mi maaf kalo Al masih belum bisa jadi anak baik, kan Al juga lagi berusaha" jawab Al dengan tampang memelas nya

"yasudah iya, Al pimpin baca do'a nya ya" ucap sang umi, sementara sang Abah hanya menyimak pembicaraan istri dan anak nya

"iya mi"

Beberapa saat kemudian do'a pun selesai dan mereka makan dengan tenang, tidak ada pembicaraan hanya ada dentingan sendok yang beradu dengan piring, keluarga Abah Sulaiman sangat menjunjung tinggi adab makan, dimana mereka tidak boleh ada yang berbicara.

"Abah umi Al berangkat dulu, assalamualaikum" pamit Al setelah selesai makan

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh, hati-hati Al jangan bolos" peringat sang umi

"Wa'alaikumsalam warahmatullah wabarokatuh, denger kata umi kamu Al" ucap sang Abah mengingat kan lagi

"iya umi Abah"

Al berangkat dengan motor sport nya, badan yang tinggi tegap dan mata tajam sangat sempurna untuk di pandang kaum hawa, tapi Al tidak menyukainya! dia hanya ingin pokus belajar saat ini tanpa harus mengenal wanita dulu, dia ingin menjaga amanah umi dan abah nya meskipun dia terkadang melanggar karena ajakan teman.

****

"yah, Bun ay berangkat dulu" pamit ayara menyalami tangan orang tua nya

"iya sayang, hati-hati nanti kalo ada apa-apa di jalan langsung telpon ayah" ucap sang ayah khawatir dengan putrinya

"iya ya sayang, kalo ada apa-apa di jalan cepat-cepat kabari orang rumah, kamu juga di anter mang Maman kan?" tanya sang bunda memastikan

"iya bun, sama mang Maman itu juga udah nungguin" jawab ayara

"yasudah gih berangkat" jawab bunda

"iya bun, yah assalamualaikum" pamit ayara dan mencium tangan orang tua nya

"wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh" jawab Rega dan sintia

"Bun nanti ayah kaya nya gabisa jemput aishi, maaf ya nanti bunda dulu yang jemput nya" Ucap Rega setelah mengambil tas kerja nya

"iya yah gapapa, biar nanti bunda yang jemput sekalian ke pasar" sahut sang bunda mencium punggung tangan sang suami, dan tak lupa juga sentuhan tangan hangat pada puncak kepala sang istri

"yaudah ayah berangkat dulu, assalamualaikum" pamitnya

"iya wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh"



***

What about chapter 3?
1 vote sangat berguna💐
1 komen sangat bermanfaat💐

***

Follow Instagram
@sdtl_jijah
@ayarasnjalara
@aldnfhri

Follow tiktok aku juga ya!!
@sdtl_jijah

See you Next chapter....

TENTANG SENJAWhere stories live. Discover now