BAB 15 : Makan sore

67 10 0
                                    

Apa perlu aku menceritakan semuanya pada orang lain agar kamu tau, kalo aku sudah jatuh cinta padamu?

-Ayara senja lara-







*****

Sore yang sangat Jihan tunggu, karena dia bisa menjelaskan semuanya pada putranya itu, takut ada kesalah fahaman Abi Sulaiman ikut menjelaskan semuanya tentang kejadian kemarin

"Jadi ini semua-" tanya Alden yang terhenti karena ucapan sang umi

"Iya Al. Ini hanya semata-mata buat putri temen umi ngaku siapa laki-laki yang tengah beliau kagumi, ya kalo dia ga punya pengagum sih bakalan jadi sama kamu" seringai sang umi mencoba mengembalikan suasana yang tegang itu

"Al juga punya" ceplos nya tanpa memikirkan apapun

Alden yang baru sadar kelabakan mencari kata-kata selanjutnya

"Punya?" sahut umi dan Abi nya

"Maksud Alden tuh-" Alden lagi-lagi menghentikan ucapan yang akan dia jelaskan karena sang Abi lebih dulu menatapnya sengit

"Tidak usah mengambil jalan haram ingat" ucap sang Abi serius

"Haram apa sih bi, orang Alden ga punya apa-apa" jawabnya menyangkal semua yang ada di pikiran mereka

"Jika sebuah lisan dapat menyampaikan isi pikiran, lantas apa bedanya dengan mata yang menyampaikan isi perasaan?" tanya umi dan Abi nya berbarengan

"Anak mu itu Han haha" ucap Abi Sulaiman lalu pergi dengan kekehannya

Alden menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia menahan malu. Kenapa dia bisa keceplosan?

"Gausah natap gitu sama Al, Al keluar dulu mau ada urusan sama temen mi" beritahu Alden

Jihan bernafas lega karena penjelasannya di terima dengan baik oleh Alden. Sungguh, dia sangat takut dengan semua yang terjadi kemarin akan menjadi sebuah kesalahan besar

"Jangan malem pulangnya, sholat Maghrib sama Abi" beritahu Jihan

"iya umi, jam lima lebih Al udah di rumah in sya allah" jawabnya lalu mengalami tangan Jihan

"Al berangkat dulu assalamualaikum" pamitnya

"wa'alaikumsalam hati-hati" peringat sang umi

Jihan menatap punggung putranya itu, seperti ada yang bertambah dalam kehidupan Alden. seperti lebih banyak senyum daripada murung. Seperti banyak bahagia daripada merasakan duka, dan lebih banyak berbaur daripada menyendiri.

*****

"Assalamualaikum Bun" Salam ayara menggema di ruang tamu

"wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh sayang" jawabnya

"udah makan belum?" tanya bunda Sintia

"Belum hehe.." kekehnya memberi tahu

"yaudah ayo makan dulu, aishi juga udah di ruang makan dan makanan pun sudah tersaji dengan rapiii hehehe" beritahu sang umi dengan kekehan manisnya

TENTANG SENJAWhere stories live. Discover now