Kabar Bahagia

4K 249 7
                                    

Mata yang sedikit keriput itu menatap ke arah luar jendela dengan tatapan khawatir. Sudah 4 hari berselang setelah Umi Affah bercerita tentang kebenaran dari nasab ibu Albi, sejak itu juga laki-laki itu tak pernah datang lagi ke rumah. Umi Affah benar-benar khawatir dan merasa bersalah karena telah menyembunyikan kebenaran selama ini.

Umi Affah menoleh ketika merasakan sentuhan lembut di pundaknya.

"Umi kenapa?" Ajma menatap sang Umi khawatir.

"Sudah 4 hari Mas mu tidak kemari. Umi takut dia kecewa sama Umi"

"Umi... Mungkin Mas Albi masih butuh waktu untuk menerima fakta ini"

"Umi juga minta maaf sama kamu ya. Dulu, Umi sempat membenci ibu kamu, Umi merasa iri saat Albi kecil lahir sedangkan Umi tidak bisa seperti ibu mu. Umi terlalu egois hingga memaksa Abi untuk menyembunyikan sosok ibu kandung Albi yang sebenarnya. Selama ini Umi merangkai cerita bohong kepadanya, jelas saja dia marah"

"Sudahlah Umi, tidak papa yang terjadi biarlah terjadi toh gak bisa di rubah lagi tapi, kita bisa memperbaikinya sekarang. Ajma ke rumah Mas Albi ya Umi, Ajma akan berusaha meluluhkan hatinya" Umi Affah membelai pipi Ajma lembut.

"Iya sayang. Umi percaya Albi tidak akan marah jika kamu yang datang"

Setelahnya Ajma pun bersiap untuk pergi namun saat sampai di teras rumah Ia tak sengaja melihat Anisa yang nampak berjalan sempoyongan sambil memegangi kepalanya.

"Astagfirullah hala'dzim Kak Anisa" Ajma langsung berlari dan menangkap tubuh Anisa yang tiba-tiba hilang tenaga.

"Mas Ikrar" teriaknya keras beberapa kali.

Tak lama kemudian seorang laki-laki bersarung putih pun keluar dari dalam dengan terburu-buru.

"Ada apa si teriak__ astagfirullah hala'dzim Anisa" Ikrar langsung mengambil alih tubuh istrinya dan menggendongnya ala bridal style.

Ajma pun mengikuti laki-laki itu sampai ke kamar untuk memastikan kondisi Anisa. Ajma memperhatikan Ikrar meletakkan tubuh Anisa di atas kasur dengan wajah khawatirnya.

"Awalnya gimana bisa pingsan gini?" Tanya Ikrar menatap Ajma.

"Tadi Ajma mau pergi keluar niatnya mau ke rumah Mas Albi terus pas sampe teras Ajma liat Kak Anisa pegangan tembok sambil megangin kepala terus tiba-tiba dia pingsan. Ajma langsung meluk Kak Anisa biar gak jatoh. Kak Anisa kenapa si Mas? Lagi sakit ya?"

"Iya. Dia dari kemarin ngeluh asam lambungnya kambuh katanya. Gue udah ngelarang dia buat beraktivitas dulu tapi katanya makin sakit kalo di kamar terus. Untuk pas pingsan ada lo"

"Panggil dokter aja Mas takut kenapa-kenapa itu" usul Ajma.

"Iya kali ya" Ikrar pun meraih handphonenya di atas nakas.

"Yasudah gih kalo lo mau pergi gak papa Anisa udah ada gue"

"Yaudah gue pergi dulu. Kabarin kalo ada apa-apa" Ajma pun berjalan keluar kamar sambil menenteng tas mininya.

Sebelum pergi Ajma menuju ke ruang guru terlebih dahulu untuk izin kepada suaminya. Dan ternyata saat Ia izin Kazam memutuskan untuk ikut bersama istrinya menuju rumah Albi.

Sesampainya di rumah Albi keduanya saling memandang dan dengan tatapan ragu mereka.

Kazam tersenyum tipis sebelum akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu.

"Assalamu'alaikum"

Tak lama kemudian terdengar sahutan dari dalam dan pintu pun terbuka seraya menampilkan sosok laki-laki berkaos putih dengan celana training nya.

Different Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang