Ngabuburit

7.2K 371 5
                                    

Tak terasa pernikahan antara Ajma dan Kazam kini sudah berjalan 2 bulan. Kehidupan yang Ajma rasakan tidak ada yang berubah. Ia tetap di perlakukan seperti biasa, tak ada yang spesial dari pernikahannya.

Kazam tetaplah Kazam, laki-laki dingin yang terlihat manis di muka namun tidak dengan sifatnya. Sebagai seorang istri Ajma tak pernah di perlakukan manis oleh Kazam, Kazam tipe laki-laki yang begitu formal.

Namun, ucapannya akan sangat pedas apabila Ajma membicarakan sesuatu hal yang tak Kazam sukai. Nadanya memang tak tinggi, hanya saja kata-katanya itu loh yang dapat menusuk sampai kehati. Seperti contohnya ucapan Kazam waktu di pelaminan.

Terlepas dari sikapnya yang terkesan formal dan selalu to the point, sebenarnya Kazam adalah tipe laki-laki yang baik dan cukup nyambung apabila di ajak ngobrol. Hanya saja, kadang obrolan mereka tidak sefrekuensi. Bukan kadang si, sering malahan.

Ajma tipe orang yang humoris sedangkan Kazam tipe orang yang tak suka basa basi dan tentunya tak ahli dalam membuat lawakan dengan suara maupun tindakan nya. Hal itulah yang terkadang membuat obrolan mereka bertolak belakang.

Untuk tidur, keduanya masih sama-sama tidur di satu kamar yang sama yaitu kamar milik Kazam. Yah, tentunya posisi mereka tidur pun berbeda dengan pasutri pada umumnya yang akan selalu berdekatan ataupun saling mendekap ketika tidur.

Ketika mereka tidur, mereka selalu saling membelakangi. Di tengah-tengah mereka selalu di berikan guling penghalang. Aneh sekali bukan?

Terkadang, Ajma merasa iri dengan Hanin dan Rana yang selalu di perlakukan manis oleh suami mereka. Begitupun dengan Anisa yang selalu di berikan perlakuan istimewa dari Adib.

Ngomong-ngomong soal Hanin, dia kini telah menikah seperti yang dia katakannya tempo hari. Setelah menikah ternyata benar saja, Hanin sudah tak di izinkan mondok lagi dan kini dia hanya kuliah pulang pergi saja. Hal itulah yang membuat Ajma jadi kesepian dan akhirnya memilki hobi mengganggu Kazam.

Walaupun pernikahan Ajma dan Kazam hanya sebuah perjodohan namun, ikatan mereka merupakan ikatan yang sah baik secara hukum maupun agama. Statusnya sebagai seorang istri tidak dapat di ragukan lagi. Bagaimana Ia bisa jatuh cinta kepada Kazam sedangkan Kazam sendiri saja seperti ini sikapnya?

Bukankah seorang perempuan akan luluh apabila di perlakukan dengan romantis? Tidak usah romantis, memperlakukannya dengan banyak perhatian pun bagi Ajma sudah cukup.

"Hufh..." Ajma menghela nafas sambil memperhatikan Kazam yang sedang duduk di depan meja belajar. Dia nampak sibuk dengan kertas gambar dan berbagai jenis pensil nya.

"Mas," panggil Ajma dan hanya di balas dengan dekheman oleh Kazam tanpa menoleh.

"Besok udah lebaran loh, Mas Kazam masih sibuk aja" dumelnya.

"Ini yang terakhir" Ajma memanyunkan bibirnya kesal.

"Emang gak bisa di tunda?"

"Gak bisa" balas Kazam seadanya.

Nafas Ajma kembali terhela. Ia membayangkan jika Kazam membalas ucapannya dengan kata-kata yang terbilang adem di telinga. Misalnya, "Gak bisa sayang, Aku harus menyelesaikan nya sekarang" atau "Kamu sabar ya sayang, Aku akan menyelesaikan nya secepatnya"

Lamunan Ajma pun membuyar. Apa-apaan Ia membayangkan hal-hal seperti itu, mana mungkin seorang Kazam yang kakunya bak adukan semen kering itu mengeluarkan kata-kata seperti itu.

"Mas, ngabuburit yuk. Selama bulan ramadhan ini Mas Kazam gak pernah loh ngajakin Ajma keluar. Ajma kan juga mau jalan-jalan, di sekitar sini doang juga gak papa. Cuma jajan es buah doang juga gak papa" cerocosnya.

Different Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang