Pergi

6.4K 348 8
                                    

Ajma duduk sendirian di sofa ruang tengah sambil melamun. Ia sedang memikirkan Anisa dan kisah hidup perempuan itu yang baru kemarin siang Anisa ceritakan. Hubungan Anisa yang terlihat harmonis dan romantis saja bisa bubar hanya karena satu kekurangan, bagaimana dengan hubungannya dengan Kazam yang banyak sekali kekurangannya.

Sudah tidak romantis, tidak saling cinta, minimnya perhatian, hilangnya kasih sayang, di tambah lagi sekarang kedatangan perempuan yang pernah ada di kehidupan masa lalu Kazam yang Ajma yakini perempuan itu merupakan cinta pertama Kazam yang pernah laki-laki itu ceritakan tempo hari.

Tak terasa sebulir air mata jatuh membasahi pipi mulusnya.
"Tapi bagaimanapun aku gak boleh egois, kalo pernikahan ini terus berlanjut aku gak yakin aku dan Mas Kazam bisa bahagia. Aku takut seuntai kasih sayang yang Mas Kazam pernah berikan walaupun hanya diam-diam, sama halnya seperti yang Kak Adib berikan untuk Kak Anisa"

"Pernikahan itu di rekatkan oleh cinta, sedangkan aku dan Mas Kazam gak saling mencintai hiks... Dan sekarang Mas Kazam sudah menemukan cintanya yang hilang yaitu Mbak Via. Aku gak bisa terus-terusan menghalangi kebahagiaan mereka, aku harus ngalah walaupun resikonya aku harus pergi dari rumah ini. Tapi, hiks... Demi kebahagiaan Mas Kazam yang sudah berkorban demi aku, aku harus rela mengalah untuk pergi" Ajma menghapus air mata nya kasar.

"Aku harus ngomong sama Mas Kazam" Ia pun beranjak dari duduknya dan pergi menuju ke kamar Kazam.

Clek...

"Mas"
"Dek" ucap keduanya bersamaan.

Keduanya saling menatap bertanya-tanya.
"Ada apa?" Tanya Ajma cuek.

"Kamu masih marah sama saya? Sebenarnya ada apa sama kamu? Apa yang membuat kamu marah kepada saya?"

Ajma tak merespon pertanyaan Kazam. Ia malah menarik handuknya dari atas kastok dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi seraya menutup pintu. Ajma menyenderkan tubuhnya ke tembok dengan wajah gelisah.

"Kenapa rasanya berat sekali untuk mengatakannya? Tinggal bilang aku mau cerai doang loh setelah itu kan beres. Mas Kazam seneng bisa ngejar cintanya lagi akupun harusnya seneng bisa terbebas dari cowok dingin ngeselin itu" monolognya.

****

Tengah malam, Ajma terbangun dari tidurnya. Ia menoleh ke arah orang yang sedang tidur di sebelahnya. Di rasa sang suami masih tertidur pulas, Ia pun perlahan beranjak dari kasur.

Dengan perlahan pula Ia membuka lemari dan mengambil baju-bajunya memasukkan kedalam koper hitam dengan hati-hati takut menimbulkan bunyi. Setelah selesai, tak lupa Ia selipkan sebuah surat pernyataan pamit ke atas meja belajar Kazam yang sudah Ia tulis tadi sore.

Ajma terdiam sejenak memperhatikan sekitar kamar dengan sedih. Ia teringat beberapa moment-moment kenangan indahnya bersama Kazam. Saat sholat bersama, ngaji bersama.

"Aaaa..."

"Mas Kazam mau ngapain?"

"Saya__"

"Aww...."

"Astagfirullah"

"Aww... Pelan-pelan dong Mas sakit"

"Iya ini saya berusaha hati-hati biar kamu gak sakit"

-----

"Ayo tadarusan, ambil Al Qur'an nya"

"Gak usah pake Al-Qur'an Ajma udah hafal"

"أَفَبِهَٰذَا ٱلۡحَدِيثِ أَنتُم.... ...khok...khok"

Different Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang