Halal

9.5K 428 11
                                    

Aku minta maaf ya guys hari ini baru bisa update, soalnya emang kemarin-kemarin padet banget aktivitas aku. Mulai dari sekolah, bukber, tadarus, malamnya tarawih, belum lagi aktivitas tidur siang plus malamnya wk wk. Jadi, bener-bener kek males banget buat update. Mana gitu mata aku sering lier lagi 😭

Semoga kalian mempunyai kesabaran ekstra untuk menunggu cerita ini aamiin.

Happy reading untuk chapter ini❤️

_

_

_

"Qobiltu nikaha wa tajwijaha bil mahril madzkur haalan"

"Sah?"

"Sah!"

"Alhamdulillah. BarakaAllahu lakuma wa'baraka'alaykuma wa jama'a bayna kuma fi khayr"

Mendengarkan suara-suara itu dari dalam kamarnya dengan mata berkaca-kaca dan air mata yang terjatuh karena terbawa suasana. Gadis itu nampak begitu cantik dengan polesan make up yang tak terlalu tebal dan gaun pengantin putih yang di kenakannya pun begitu anggun nan indah.

"Sipit, Mas Kazam tuh, main qobiltu qobiltu aja padahalkan, dia ngeselin! Kenapa coba aku mau jadi istrinya" celoteh Ajma di depan kandang pitik ping nya.

"Pit, kamu harus tetap disini ya temenin Aku. Aku gak mau ketemu Mas Kazam, sejak pulang dari pasar 2 hari lalu, kayanya Mas Kazam ngambek deh sama Aku"

Ajma menjatuhkan kepalanya pada meja rias di depannya. Matanya memejam, Ia berusaha mengoptimalkan degup jantung nya yang terasa berdetak tak beraturan. Walaupun pernikahan ini di lakukan tanpa cinta tapi, tentunya yang namanya pernikahan sudah pasti membuat mempelainya grogi.

"Gianni" Ajma mengangkat kepalanya seraya menoleh ketika mendengar suara Naldo.

"Iya Bang" Naldo tersenyum dan mengulurkan tangannya.

"Ayo Abang tuntun" ajaknya.

Ajma terdiam menunduk sambil memainkan jarinya. Entahlah rasanya Ia sangat nervous dan tak siap untuk keluar. Ia masih tidak percaya jika statusnya sekarang sudah menjadi istri dari seorang Al Kazam Harits Abidzar. Laki-laki dingin, ngeselin, galak, ganteng eh,

Naldo berjongkok di depan Ajma untuk melihat wajah sang adik.

"Kamu kenapa hmm?" Ajma mengangkat kepalanya dan menatap mata Naldo teduh.

"Gak papa Bang, Ajma cuma gugup aja" Naldo tersenyum dan mengangguk.

"Ayo" ajaknya sekali lagi.

Ajma menatap uluran tangan Naldo dengan wajah ragunya. Beralih Ia menatap wajah sang Abang. Naldo pun menunjuk telapak tangannya dengan dagunya, mengisyaratkan Ajma agar mau meletakkan tangannya di sana.

"Bismillahirrahmanirrahim" ucapnya sebelum akhirnya menerima uluran tangan Naldo seraya berdiri dari duduknya.

Keduanya pun keluar dari kamar dengan Naldo senantiasa ada di samping Ajma mendampinginya hingga memasuki tenda acara.

"Bang" lirih Ajma saat kini mereka sudah sampai di depan meja akad yang mana akad telah di langsungkan di meja tersebut tadi.

Naldo mengelus pundak Ajma untuk menenangkannya, sebelum akhirnya Ia pergi duduk di kursi samping Ikrar.
Ajma menunduk dan memejamkan matanya merasa nervous.

Tiba-tiba Ia merasakan ada sebuah tangan yang menyentuh kepalanya dan terdengar pula sayup-sayup sebuah rapalan doa' dari mulut seorang laki-laki berjas hitam di depannya.

Different Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang