Tentang Adopsi

4.3K 271 9
                                    

Dengan air mata berlinang Ajma memandangi gundukan tanah penuh bunga di depannya. Tangan kekar Kazam selalu mendekap tubuh lemas istrinya.

"Jangan terlalu stres, ingat kamu sedang hamil. Aku yakin abi di alam sana gak akan suka liat kamu terpuruk begini. Tegar ya sayang, ikhlaskan" Kazam mengarahkan tangannya untuk mengusap air mata yang membasahi pipi istrinya.

"Ikrar, tolong tuntun Umi berjalan pulang. Sudah lama kita berada disini" perintah Kazam kepada sang adik.

"Iya Mas" balas Ikrar seraya mendekati uminya yang nampak sedang terduduk lemas di samping nisan suaminya.

****

Sesampainya di rumah, Ajma langsung mendudukkan dirinya di atas sofa. Kondisinya masih sama, Ia masih terdiam dengan tatapan kosongnya.

"Aku belum bisa membayangkan bagaimana rasanya hidup ku tanpa abi" Ajma menunduk dan memejamkan matanya.

Kazam pun ikut duduk di samping istrinya dan menarik tubuh sang istri kedalam dekapannya.

"Kamu lupa hmm? Suami kamu ini ada darah keturunan dari orang yang kamu tangisi. Aku janji sama kamu, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi. Aku akan selalu bercermin kepada Abi yang selalu tenang dalam menghadapi setiap masalah" Ajma mengatupkan bibirnya dan mengangguk merespon ucapan suaminya.

"Aku inget waktu pertama kali aku kesini"

Flashback on

"Umi, Kazam, Albi, Ikrar" Istri dan Ke 3 anak Kyai Abduh pun menghampiri sang Abi dengan raut yang berbeda-beda.

Mereka bertanya-tanya saat melihat sosok gadis remaja berseragam putih biru yang terlihat kotor dengan rambut panjang yang kusut berantakan serta luka-luka di wajahnya, ikut pulang bersama sang Abi.

"Astagfirullah Abi, ini anak cantik kenapa kotor semua begini?" Tanya Umi Affah seraya menghampiri gadis remaja itu dan membelainya lembut.

"Waktu Abi sedang memberikan donasi kepada para korban gempa, Abi menemukannya sendirian di tenda pengungsian. Kata tim medis, kedua orang tuanya sudah meninggal karena tertimpa reruntuhan dan dia mengalami amnesia. Tapi, Abi baca dari seragam sekolahnya nama dia Gianni Ajma Aisyah. Gimana kalo kita panggil dia Ajma?"

"Maksud Abi bawa dia kesini, Abi ingin mengadopsinya?" Umi Affah nampak menatap Kyai Abduh dengan terkejut.

"Gak papa kan Umi? Kita kan gak punya anak perempuan, siapa tau dengan kehadiran Ajma disini dapat melengkapi keluarga kita" Umi Affah tersenyum dan mengangguk seraya merentangkan tangannya dan memeluk gadis itu dengan sayang.

"Makasih ya Tante"

"Umi, kamu panggil Umi dan--" Umi Affah menunjuk Kyai Abduh.

"Abi" Gadis itupun tersenyum dan mengangguk.

"Okeh?"

"Okeh Umi" Kazam tersenyum sambil memperhatikan gadis remaja itu.

Matanya bak tak bisa teralihkan dari wajah cantik nan lucunya. Walaupun gadis itu kotor dan penuh luka namun, tak mengurangi aura kecantikannya. Entah kenapa Ia rasanya begitu senang dengan kehadiran gadis itu di dalam anggota keluarganya.

"Ini anak-anak Abi" Kyai Abduh beralih menatap ke3 putranya. Kazam pun langsung menghapus senyumannya dan memasang wajah datar kembali.

"Ini Mas Albi"

"Hallo Mas Albi" sapa Ajma dan di balas dengan senyuman lembut di sertai anggukan oleh Albi.

Different Brother✔Where stories live. Discover now