Aku Kembali

6.6K 349 8
                                    

Aku minta maaf ya jarang update. Aku lagi ulangan soalnya gess jadi harus belajar dulu. Maklumin ya🙏🥲

_

_


_

"Mas Ikrar" panggil Ajma menatap Ikrar yang kini sedang duduk sambil bermain handphone.

"Apa?"

"Gue keluar bentar ya mau cari makan. Lo juga belum makan, kan?"

Ikrar merogoh kantongnya dan mengeluarkan lembaran uang 100k.
"Nih pake uang gue aja"

"Serius?" Ikrar berdekhem dan mengangguk.

"Makasih. Yaudah gue pergi dulu. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam. Ati-ati" sahut Ikrar.

Ajma pun pergi meninggalkan ruangan dengan tujuan ingin membeli makanan.
Karena di rumah sakit tidak ada kantin yang menyediakan makanan berat akhirnya terpaksa Ajma harus keluar dari gerbang rumah sakit untuk mencari restoran di dekat gedung.

Tak lama, Ia pun akhirnya dapat menemukan sebuah restoran yang Ia rasa cocok untuk Ia beli makanannya. Ajma pun melangkahkan kaki menuju restoran tersebut. Ia ikut antrian sebentar sebelum akhirnya dapat memesan makanan yang diinginkannya.

Setelah memesan Ajma pun duduk di salah satu bangku yang tersedia untuk menunggu pesanannya jadi.

"Ajma?" Ajma langsung menoleh ketika namanya di panggil oleh seorang laki-laki yang kini baru saja duduk di sampingnya dengan sedikit berjarak.

"Iya? Siapa ya?" Bingung Ajma karena laki-laki itu menggunakan masker.

Laki-laki itupun membuka maskernya dan tersenyum kearah Ajma. Mata Ajma melebar sempurna saat menyadari bahwa laki-laki itu adalah Adib.

"Loh Kak Adib? Bukannya Kak Adib lagi di Arab ya?" Adib tersenyum tipis dan menunduk.

"Ya... Harusnya si begitu tapi saya menolak. Kamu pasti sudah mendengar kabar perceraian saya dengan Anisa, kan?" Ajma mengangguk dengan ragu-ragu.

"Saya sudah muak dengan segala tuntutan yang diberikan oleh Umi saya. Standar jodoh yang di haruskan seorang Syarifah namun, saat mendapatkan seorang syarifah dan ternyata syarifah tersebut memiliki kekurangan, dengan gampangnya Umi menyuruh saya untuk menceraikannya. Saya sadar, dalam kasus ini memang saya yang kelewat patuh. Harusnya saya sadar, rumah tangga saya itu bukan lagi urusan orang tua.

Untungnya Abi saya tidak seperti Umi, beliau tidak mempermasalahkan nasab dari perempuan yang ingin saya nikahi, beliau ridho mau saya menikah dengan wanita muslimah manapun. Bahkan, sebelumnya dengan lapang dada Abi mau menerima kekurangan Anisa"

"Jika Abi nya Kak Adib menerima Kak Anisa, lantas kenapa kalian bercerai? Menurut saya kalo salah satu dari orang tua tidak mempermasalahkan. Kan bisa berusaha di perbaiki dan di bicarakan baik-baik"

"Permasalahannya bukan cuma itu tapi, ada cekcok antara kedua belah keluarga yang melibatkan kedua orang tua masing-masing yang mana karena kata-kata pedas Umi membuat orang tua Anisa sakit hati dan tersinggung hingga akhirnya memutuskan untuk membawa pulang anak mereka. Abi sempat mencegah dan berusaha meminta maaf tapi, nihil mereka sudah kelewat marah dengan kata-kata yang Umi lontarkan"

Ajma mendengarkan cerita Adib dengan turut prihatin. Ia rasanya tak tega saat tau tentang ini semua.

"Lalu bagaimana dengan perasaan Kakak?"

"Alasan saya membiarkan Anisa pergi salah satunya karena itu. Saya tidak mau terus-terusan membohongi diri sendiri juga Anisa dengan sikap romantis saya yang seakan hanya sikap berlebih cuma untuk menutupi kekecewaan saya"

Different Brother✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora