Gara-Gara Tes

7.6K 405 11
                                    

Jari telunjuknya mengetuk-ngetuk meja dengan tempo pelan. Matanya menatap ke arah depan dengan tatapan kosong. Di mulai dari hari ini, hidupnya menjadi penuh dengan kebimbangan. Ajma tak tau sebenarnya Allah sedang merencanakan apa untuk kehidupannya yang runyam ini.

"Nih bakso lo" Ajma menoleh ketika Hanin datang membawakan 2 mangkuk bakso.

"Makasih Kak" balas Ajma dengan lesu.

"Udah gak usah di pikirin. Kalo emang lo berjodohnya sama Kak Adib pasti akan ada jalan keluarnya kok. Tapi, kalo Kak Adib ternyata bukan jodoh lo dan lo dapetnya Gus Kazam gak ada ruginya kan kehilangan Sayyid dapetnya Gus" Nasehat Hanin yang memang sudah tau tentang masalah yang sedang Ajma hadapi sekarang.

"Lo ngomong bisa, tapi kalo lo yang ada di posisi Gue, Gue jamin sama pusingnya. Karena, ini bukan tentang keberuntungan dapetin Sayyid ataupun Gus tapi, perasaan Gue Kak" Ajma menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangannya.

Hanin menghela nafas gusar. Ia sudah bingung harus berbicara bagaimana lagi. Karena sekeras apapun Ia memberi nasehat, Ajma masih tetap saja pada mode galau.

"Galau mulu nih bocah" Apis menggebrak meja seraya duduk bersamaan dengan Qais.

"Kodok lo, kaget gue" sewot Ajma mengangkat kepalanya kembali.

"Yang penting bukan cebong" Ajma berdecak tak merespon ucapan Apis. Ia benar-benar sedang tidak mood untuk berbicara dengan Apis sekarang.

"Dimakan atuh neng baksonya nanti dingin gak ada yang nyelimutin. Atau, mau sedekah buat aa Apis aja?"

"Kagak! Bakso gue, beli sendiri sono" Sewot Ajma yang sudah kelewat stres mendengar suara cempreng Apis.

"Yaelah Ma, galak amat lo kek ibu-ibu kagak kebagian sembak___blump" Qais langsung membekap mulut Apis yang hendak nyerocos itu dengan tangan kanannya.

"Mulut lo kek kodok di musim hujan tau gak!"

"Kampret! Tangan lo bekas cebok ya?" Apis menarik kasar tangan Qais yang membekap mulutnya.

Qais memukul kepala Apis sedikit keras.
"Sembarangan, mana ada gue cebok pake tangan kanan"

"Lo kan kidal"

"Otak lo noh yang kidal" Balas Qais tak terima.

"Ssssttt...." Hanin menutup mulut Qais dengan jari telunjuknya lantaran kesal sang Abang ikut-ikutan sengklek juga seperti Apis.

"Udah makan jangan berantem"

Keduanya berdecak malas dan mulai memakan makanan mereka.

"Wih, instastory crush lo lokasinya ada di Arab nih" Qais menunjukan layar handphonenya ke arah Ajma.

Mendengar itu, Ajma pun langsung fokus ke arah layar handphone Qais dengan tatapan serius memperhatikan sebuah foto berlatarkan Arab itu.

"Arab? Apa Kak Adib pulang dari pondok karena mau ke Arab ya. Tapi dia di sana ngapain? Perasaan kemarin pas pulang gak bilang pengen ke Arab"

"Ya... mungkin dia lagi main kerumah sodaranya"

Ajma mengangguk-angguk menyetujui ucapan Qais.
"Mungkin si, dia kan emang punya darah keturunan Arab pasti sodaranya di Arab banyak"

"Sayyid gitu loh" goda Apis.

"Apaan si" Ajma mengerutkan hidungnya menatap Apis dengan ilfil.

****

Sore ini, Ajma akan melakukan sebuah tes dalam ekskul silatnya yang nantinya dengan tes ini akan menentukan pergantian sabuknya dari sabuk kuning ke sabuk hijau.

Different Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang