Part:25

12.8K 1.1K 69
                                    

Vote and comment juseyo ..
....

Beberapa saat yang lalu...

Erick menutup kuat pintu mobil Zaka, kemudian dengan tatapan datar dan tajamnya dia masuk ke dalam mansion Wesley, membuat Zaka yang tertinggal hanya bisa menghela nafas sabar dan akhirnya ikut keluar, menyusul adeknya itu.

"Erick, ke sini dulu" panggil Revan melihat Erick malah melangkah menuju kamarnya.

"Apa?" Ucap Erick dengan nada malas.

"Ada yang mau papa tanyakan, duduk di sini"

Dengan helaan nafas berat, akhirnya Erick terpaksa duduk di ruang keluarga itu. Di sana juga ada Jaka, membuatnya tidak bisa menolak hal tersebut.

Akan panjang urusannya, kalau dia akan tetap menolak, karena yang pasti mereka pasti akan terus memaksa dan mengganggunya.

"To the point" ucap Erick dengan kaki satu menghimpit kakinya dan tangan bersidekap dada, jangan lupakan tatapan datarnya itu menatap Jaka, Revan dan Zaka.

Terlihat tidak sopan memang, padahal dulu Erick tidak pernah bersikap seperti ini sama mereka.

Kalau saja keadaan mereka baik-baik sekarang, Erick pasti sudah mereka tegur. Tapi mengingat situasi sekarang, mereka akhirnya hanya bisa berusaha sabar.

"Dimana Arga?" Tanya Jaka memang langsung to the point.

"Kalau Erick tau, mungkin Erick sudah sama dia sekarang dari pada di sini" ucap Erick karena memang pertanyaan dan jawaban itu sudah dia perkirakan sedari tadi.

Jaga-jaga saja, kalau mereka mengetahui kalau dirinya sudah bertemu dengan Arga. Dan ternyata memang benar, mereka pasti sudah memperkirakan hal itu.

"Jangan bohong Erick, opa tau kalau kamu sudah ketemu Arga.. dimana dia sekarang?" Jaka kembali mengulangi pertanyaannya dengan nada lebih tajam.

"Nggak tau" ucap Erick terkesan cuek, dan hal itu membuat emosi Jaka jadi tersulut.

"Erick!" Bentak Jaka, tapi tak membuat Erick sedikitpun takut padanya.

Yang ada, Erick malah semakin menatap opa, papa dan abangnya itu dengan tatapan tak suka dan tajamnya.

Jaka menghela nafasnya kasar dan mengatur emosinya "Sekali lagi opa tanya, dimana Arga?" Ujar Jaka dengan nada yang lebih tenang tapi tajam.

"Buat apa, buat apa opa tau dimana Arga sekarang... apa opa mau bawa adek Erick ke sini lagi buat jadi pelampiasan anak kesayangan opa itu?" Ucap Erick dengan tatapan kecewanya.

Dia benar-benar kecewa saat tau kenapa Revan gagal membawa Arga pergi dari kediaman ini bersamanya. Ternyata semua itu karena opanya itu.

Andai saja saat itu Jaka juga memikirkan perasaan Arga, mungkin saja Arga sudah hidup dengan nyaman bersama Revan di luar negeri sana. Tanpa harus hidup dalam persembunyian dan pelarian seperti ini.

"Kamu tidak paham Erick, opa tidak pernah berpikir menjadikan Arga sebagai pelampiasan buat Devan"

"Devan butuh Arga di sini, dan Arga juga pasti hidup dengan tidak nyaman diluar sana"

"Jadi... ini untuk kebaikan adek dan ayah kamu.. Arga harus kembali ke sini"

Perkataan dari Jaka membuat tangan Erick terkepal erat. Ingin rasanya dia memukul opanya itu saat ini juga. Apa opanya itu masih belum paham kenapa Arga malah memilih pergi dari sini.

Erick tertawa hambar, dengan tatapan tajamnya dia menatap Jaka.

"Jangan jadikan kenyamanan Arga menjadi alasan untuk membawa Arga kembali ke sini, Arga bahkan lebih terlihat nyaman di luar sana"

Who am I?Where stories live. Discover now