Bagian 19

186 4 1
                                    

Laura menatap Abimana, suaminya terlihat salah tingkah ketika ia mendapati bahwa laki-laki itu terlambat pulang. Jam telah menunjukkan pukul setengah satu malam. Karena ia lupa membawa minuman dan rasa haus mendera, Laura akhirnya berabjak ke dapur, hal ini membuat dia tahu bahwa laki-laki itu barusan pulang. Ia tahu pastinya abimana pergi menemui anaknya yang lain.

Abimana mendekati laura yang sedang menuangkan minuman ke gelas yang biasanya istrinya gunakan untuk menyimpanan minuman ketika di kamar, langkah Abimana terlihat pelan dan penuh keragu-raguan.

"Ra" Sapa Abimana kaku kepada laura dengan senyum yang dipaksakan dan rasa cemas di dalam hatinya. Laura hanya menatap datar Abimana, ia tak ada niatan menjawab sapaan laki-laki itu yang hanya terkesan basa-basi.Ia kembali menuangkan minuman yang akan dibawanya.

Abimana hanya bisa menghela napas dengan sikap antipati Laura atas sapaanya, semenjak wanita itu mengetahui kebohongan yang disembunyikan, sang istri memang berubah seratus delapan puluh derajat. Kebohongan yang dilakukannya memang sangat fatal, namun hal itu ia lakuakan agar tak menyakiti siapapun.

Selain perubahan sikap yang selalu datar saat menatapnya, Laura juga sekarang sangat acuh terhadap segala kebutuhannya. Laura yang memilih berpisah kamar dengannya sangat membuat Abimana gusar, ia merasa sudah terbisa dengan keberadaan Luara, dan tiba-tiba ia kembali sendiri setiap memasuki kamar mereka, rasanya sangat menyiksa.

Selama mereka menikah, meskipun Laura tahu dirinya dulunya ia belum memiliki rasa pada wanita itu, namun Laura selalu melayani dan memperhatikan segala kebutuhannya. Namun perempuan itu sekarang sangat berubah dan secara terang-terangan mengacuhkannya.

"Kamu masak ngga Ra, sepertinya aku lapar lagi"

Abimana bertanya pelan pada Laura, melihat reaksi istrinya yang terlihat enggan untuk berinteraksi dengannya, namun ia akan berusaha mencairkan suasan yang kaku ini

Laura yang merasa dirinya terpanggil lantas mengangkat kepala dan menatap datar Abimana.

"Emangnya kamu tidak diberi makann di rumah kekasihmu" Laura tidak habis fikir dengan laki-laki di depannya, mengapa Abimana harus terlihat kesulitan ketika ia membuka jalan untuk kembali kepada kekasih hati.

Apakah benar laki-laki itu telah memiliki rasa kepadanya

"Aku sudah masak tapi hanya sedikit, jika mau aku akan memanaskannya untukmu" Akhirnya Laura juga tidak tega melihat laki-laki dewasa di depannya terlihat pucat, apa mungkin benar Abimana belum makan sama sekali.

Abimana bersorak gembira ketika laura bersedia menyediakan makanan untuknya kembali, perlahan-lahan ia akan mengambil hati istrinya lagi, ia yakin pasti bisa meluluhkan hati wanita sebaik Laura.

***

Mereka menysuri pusat perbelanjaan sore harinya. Laura tak habis fikir mengapa ia masih mau menuruti keinginan suaminya untuk berjalan-jalan, apalagi abimana sangat pintar dengan melibatkan sang ayah mertua dalam membujunya. Laura tak punya pilihan lain selain menuruti keinginan sang ayah.

"Ayah ingin berjalan-jalan dengan cucu ayah yang cantik"

Laura tak bisa menebak bagaimana Abimana membuat ayahnya tertarik untuk ikut berjalan-jalan dengan mereka. Setahunya sang ayah sangat jarang tertarik untuk mengunjungi pusat perbelanjaan.

"Baju ini sangat bagus di kamu sayang"

Abimana menunjukkan baju kepada sang istri, baju khusus ibu menyusui.

Ia mengakui baju yang dipilihkan sang suami cukup bagus dan menarik. Ia salut kepada laki-laki ini, semenjak melahirkan Abimana adalah pria yang sangat telaten, laki-laki itu sangat memperhatikan segala bentuk kebutuhannya, meski ia tahu suaminya juga tidak pernah absen untuk mengunjungi sang anaknya yang lain.

Mengingat hal itu rasa sedih muncul kembali, membayangkan Abimana yang tampak bahagia dengan keluarganya yang lain. Itu sangat menyakitkan.

"Aku bayar dulu ya, kamu tunggu disini sama ayah"

Laura hanya tersenyum dan duduk disamping sang ayah. Sedangkan Cantika yang awalnya sangat aktif sudah tertidur pulas karena kelelahan.

Sambil mengusap punggung sang anak, Laura memperhatika sekitar pusat perbelanjaan pakaian ini yang sangat ramai, hal ini dikarenakan mungkin akhir minggu sehingga semua orang memanfaatkan waktu untuk menikmati berbelanja bersama keluarga.

Ketika ia masih sibuk menikmati suasana, Laura dikejutkan dengan seorang anak kecil yang berlari menuju kasir dan memeluk erat Abimana.

"Ayah"

Sang anak kecil terlihat sangat bahagia bertemu dengan sang ayah, namun berbeda dengan Laura yang merasa dunianya runtuh seketika.

💕💕💕

Jangan Lupa Vote dan Comment ya...

Adakah Cinta DihatimuWhere stories live. Discover now