Bagian 4

199 1 0
                                    

Kebimbangan mulai dirasakan Laura, ia masih bingung mengapa bisa Abimana menerima permintaan ayahnya. Bukankah laki-laki telah memiliki kekasih, semenjak ia merasa dibohongi dan memutuskan untuk melanjutkan studynya di Australia, Laura memang memutuskan tak ingin mengeahui apapun tentang Abimana. Menghapus seluruh kenangan akan laki-laki tersebut. Agar bayangnya yang menghantuinya. Dulu ia ingin segera terbebas dari perasaannya, ia tak memiliki kesempatan tuk memberikan cinta tuk si pangeran yang telah memiliki putri di hati.

Ia harus menemui Abimana, bagaimanapun jika Abimana masih memiliki kekasih, ia tak ingin melanjutkan pernikahan ini. Akan sangat berdosa jika pernikahan ini terjadi maka akan menyakiti kekasih laki-laki tersebut. Biarlah nanti ia akan memberikan pengertian kepada ayahnya. Ia tak ingin menjadi perusak hubungan orang lain.

"Maaf menunggu lama, aku habis selesai meeting" ujar Abimana yang merasa bersalah karena dirinya membuat Laura menunggunya cukup lama. Ia menjanjikan laura akan datang secepatnya. Namun meeting tak dapat terwakilkan, ia menggantikan Julian yang sedang menemani sang ayah.

Laura hanya tersenyum dan dan memaklumi, ia mempersilahkan Abimana duduk, Abimana menatap Laura, ini pertama kalinya ia menatap gadis itu sedekat ini setelah bertahun-tahun tak bertemu. Dari jarak sedekat ini Abimana dapat melihat perubahan dari diri Laura, wajah yang dulu bersih tanpa sentuhan make up telah brubah menjadi lebih dewasa dengan beberapa sapuan make up yang digunakan, pipi Laura yang dulunya agak berisi sekarang telah berganti menjadi tirus seperti wanita dewasa lainnya. Yang membuat Abimana tertegun adalah tatapan Laura, ia tak menemukan binar itu di mata gadis tersebut yang dulu menatapnya begitu dalam, hanya tatapan datar seakan mereka orang asing.

Melihat Abimana yang memperhatikannya, Laura merasa agak risih, ia paham setelah kembali ke Indonesia dan setiap bertemu Abimana, ia akan memasang muka sedatar mungkin, setiap laki-laki itu tak sengaja bertemu dengannya, ia akan selalu menghindar, tak akan ia biarkan perasaannya berharap kembali pada laki-laki ini.

" Saya langsung saja pak Abimana, anda pasti sudah tahu mengapa saya meminta anda untuk bertemu, saya ingin membicarakan soal permintaan ayah saya"

" Tidak usah seformal itu ra, kita sudah tidak dikantor lagi, kamu bisa panggil aku mas abi seperti dulu" ungkap Abimana yang tidak terlalu suka mendengar panggilan Laura untuknya, padahal mereka akan segera melangsungkan pernikahan. Setidaknya meskipun mereka tidak dekat lagi, Laura tak harus begitu kaku padanya.

" Aku tahu disini kamu mungkin bingung mengapa aku menerima tawaran ayahmu untuk menikah denganmu, perlu kamu tahu semua ini kulakukan untuk membalas budi pada pak Kusuma yang begitu baik padaku, mungkin belum ada cinta di antara kita tapi aku benar-benar serius akan menjalankan pernikahan ini, aku akan mencoba mencintai kamu dan kuharap juga sebaliknya"

Laura yang mendengar perkataan Abimana mendengus sinis, mendengar bahwa laki-laki ini akan berusaha mencintainnya, Laura ingin rasanya tertawa. Itu adalah kata yang ia nantikan, sayangnya hal itu terjadi dulu, kini ia mungkin tak berharap memiliki hati Abimana.

"Lalu bagaimana dengan kekasih hatimu mas Abimana, aku tak ingin menikah dengan kekasih orang, dan menjadi perusak hubungan orang"

" Kamu tidak perlu khawatir, saat ini aku sudah tidak memiliki kekasih, aku benar-benar tulus untuk menikahimu, kamu tidak akan menjadi perusak hubngan siapapun. Oleh karena itu maukah kamu menerimaku, kita akan mengusahakan bersama rumah tangga ini berhasil" ujar Abimana berharap Laura akan yakin padanya.

Mendengar Abimana yang tulus akan menikahinya dan tidak memiliki kekasih lagi, Laura akhirnya bernapas lega, setidaknya ia tidak akan menyakiti siapapun, dia hanya berharap pernikahan ini akan memberi harapan baru untuk ayahnya. Melihat dirinya menikahi laki-laki ini, ayahnya pastinya akan bahagia, meski entah hatinya bagaimanan. Laura berusaha menekan segala rasa yang dulu seperti ingin muncul kembali. Pesona Abimana memang selalu berhasil mempengaruhinya.

***

Laura telah sah menjadi istri seorang Abimana,melihat kebahagiaan terpancar dari ayahnya, ia merasa keputusan yang telah diambilnya sudah tepat. Dulu dia pernah membayangkan akan menikahi seorang Abimana, dia akan merasa sangat bahagia karena menikahi laki-laki yang dicintainya. Namun saat ini kebagiaan ada pada dirinya, tapi kebahagiaannya bukan karena bersuamikan Abimana, melainkan dapat melihat kebahagiaan yang dipancarkan ayahnya. Laura tidak terlalu berharap Abimana akan mencintainya, namun dia berjanji akan menjadi istri yang baik untuk Abimana, sesuai dengan keinginan ayahnya.

"Selamat sayang, semoga kamu bahagia selalu" bisik pak Kusuma, sambil memeluk Laura. Ia bahagia melihat anaknya telah menikah. Merasa abimana adalah laki-laki yang paling pas untuk putrinya. Laki-laki yang bertanggung jawab dan menyayangi sang ibu. Berharap kebahagiaan selalu menyertai langkah mereka.

Laura yang mendapat pelukan dari ayahnya tak bisa menahan air matanya, dia sangat berharap Tuhan masih memanjangkan umur ayahnnya.

"Saya akan sebisa mungkin selalu membahagiakan Laura yah" janji Abimana pada pak Kusuma, ia tak pernah ingin membuat laki-laki ini kecewa, pak Kusuma adalah sosok ayah yang tak pernah ia miliki.

"Saya pengang kata-kata kamu abi, terus bahagiakan Laura, belahan jiwa saya" ujar pak Kusuma bergantian memeluk menantunya.

Abimana akan berusaha membahagiakan Laura, memberikan yang sama dengan apa yang dia perisapkan dahulu untuk calon istrinya meskipun ia tahu, mempelainya tak sama. Hatinya harus terbuka untuk istrinya, tak ingin mengecewakan untuk ke sekian kalinya.

💕💕💕

Adakah Cinta DihatimuTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon