Bagian 17

154 2 0
                                    

Abimana masih menatap rumah dirinya dan Laura, ia sebenarnya masih belum mampu berhadapan dengan Wanitanya. Tak sanggup menatap mata kecewa dari mata bening istrinya. Namun semua harus ia jelaskan, tak ingin Laura salah mengartikan semuanya.

Memasuki rumah, ia mendapati keberadaan istrinya di dapur mereka. Ingin sekali ia merengkuh pundak yang bergetar tersebut, menandakan pemilik tubuh sedang menangis. Namun Abimana tak yakin Laura akan menerima pelukannya. Karena ia lah pelaku utama dari kekecewaan ini.

Rasanya Abimana ingin mengutuk dirinya, perbuatan nista yang dilakukannya memang sangat buruk. Menyakiti orang terkasihnya, bagaimana ia harus memperbaiki semua. Sudah terlambat untuk menyesal.

"Aku akan jelaskan semuanya Ra"

Abimana menyentuh pundak Laura, namun seketika ditepis oleh perempuan itu. Laura beralik dan menapa tajam Abimana.

"Sepertinya aku sudah tahu semuanya mas, kekasihmu telah menjelaskan semuanya padaku"

"Wita bukan kekasihku Ra, kami tak menjalin hubungan seperti yang kamu tuduhkan"

Abimana menyangkal semua tuduhan istrinya yang tidak benar, ia tak pernah menjalin kasih kembali bersama Wita.

"Memang benar aku masih menjalin hubungan dengannya, namun hal itu karena ada Bita Ra. Aku baru tahu keberadaannya akhir-akhir ini, aku tak bermaksud menyembunyikannya darimu, aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk jujur"

"Aku tahu itu hanya alasanmu saja. Meskipun kalian mungkin tak menjalin hubungan kembali namun aku lihat semuanya mas, bagaimana perhatiannya kamu kepada wanita itu. Sepertinya aku tak bisa menerimanya mas, mari kita berpisah" putus Laura akhirnya.

Kenyataannya memang jauh berbeda dengan yang ia yakini selama ini, namun ia pun tak kan sanggup melihat suaminya akan terus berhubungan dengan sang mantan kekasih, yang mungkin masih bertahta di hati suaminya.

"Tidak akan ada perpisahan, kita dapat membicarakan semua ini Ra, tidak harus dengan berpisah, akupun tak ingin berpisah dari kamu, kamu beru melahirkan Cantika "

Abimana sungguh terkejut dengan permintaan Laura, bukankah semua masih bisa dibicarakan, mengapa Laura semudah itu meminta berpisah. Ia tak kan pernah menceraikan istrinya.

"Aku memiliki anak dengan Wita jauh sebelum kita menikah, dan aku tahu dosaku sudah sangat besar, tapi aku tak menjalin kembali hubungan dengannya, dan aku tak kan pernah berpisah dari kamu"

"Tapi aku tak bisa menerima semua ini mas, kamu menyembunyikan hal sebesar ini padaku, dan terus berhubungan dengan mantan kekasihmu dibelakangku, kamu telah membohongiku"

"Bayangkan kamu selama ini lebih banyak menghabiskan waktu dengan mereka, kamu sering meninggalkan ku demi mereka, aku tak sanggup lagi mas, aku tak bisa menerima semua ini"

Laura sudah tak mampu membendung sakit hati. Bayangan kedekatan Abimana dan Wita yang ia saksikan terus menari di kepalanya. Ia dapat melihat masih ada rasa cinta dari suaminya untuk sang mantan kekasih. Bukankah kenyataan ini sungguh sangat menyakitkan.

"Meskipun kamu tak menjalin kasih kembali dengan wanita itu, namun kamu telah membohongiku selama ini, dan aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri betapa kalian begitu mesra ketika bertemu. Bukankah itu sudah jadi bukti semua yang terjadi.

"Sebaiknya kita berpisah mas, aku akan mencoba memberikan pengertian kepada ayah jika itu yang kamu takutkan, ia akan paham dengan semua keputusan kita" putus Laura meninggalkan Abimana yang lemas mendengarkan permintaan istrinya.

***

Wita terus mencoba menghubungi Abimana..Sejak kemarin, ketika Abimana pergi meninggalkannya dengan kemarahan, laki-laki itu tak pernah menghubunginya kembali. Abimana pun tak membalas semua pesan yang dikirimkannya.

Mengingat akar perdebatan mereka, bukankah tak ada salahnya ia membongkar seluruh kenyataan yang terjadi, ia bukan sengaja menceritakan semuanya, namun istri laki-laki tersebut yang menanyakan kebenaran padanya. Cepat atau lambat bukankah semua akan terbongkar juga.

Ia masih bisa melihat pancaran kasih dari kedua mata Abimana untuknya, namun kenapa laki-laki tersebut begitu marah ketika membicarakan fakta yang sebenarnya kepada Laura yang ia yakini belum dicintai oleh Abimana.

Ia mungkin mendahului laki-laki itu untuk meceritakan semuanya, namun ia tak menerima dituduh berselingkuh dengan Abimana, ia tak dapat menerima Abimana dituduh oleh istrinya sendiri. Abimana adalah laki-laki paling baik yang pernah ia kenal. Bukankah tidak ada salahnya membela diri mereka.

Wita merasa terganggu dengan respon Abimana. Apalagi sampai saat ini tak ada kabar dari laki-laki tersebut. Bagaimana jika Abimana lebih memilih meninggalkan mereka. Mungkin ia tak kan bisa menghadapi hidup ini hanya berdua dengan Bita.

Ia tak ingin Bita tumbuh tanpa kasih sayang Ayahnya. Bukankah hidup Bita akan terasa pincang. Meski mantan suaminya merelakan diri sebagai pengganti Ayah untuk Bita. Bukankah sekarang hanya ada Abimana yang memiliki tanggung jawab ini.

"Apakah aku harus melakukannya"

💕💕💕

Jangan lupa comment ya...

Adakah Cinta DihatimuWhere stories live. Discover now