Bagian 18

166 1 0
                                    

Semenjak hari itu, Laura memilih mendiamkan Abimana, meski keputusannya sudah mantap untuk berpisah dengannya, namun wanita itu merasa kelu untuk mengungkapkan yang terjadi dalam rumah tangganya kepada sang ayah. Sebelumnya ia sangat percaya diri untuk berpisah, namun melihat ayahnya yang sangat menyayangi Abimana, ia tak sanggup mematahkan hati laki-laki tercinta.

"Kamu tahu nak, Cantika sangat mirip dengan Laura ketika kecil, sangat cantik dan indah ketika ayah menerima Laura setelah dibersihkan oleh dokter, saat itu ayah tak mampu menahan haru, rasanya ayah sangat bahagia"

Abimana yang mendengar pernyataan ayah mertua hanya bisa menahan getir, ia yakin sang mertua tidak bermaksud apa-apa dengan perkataannya, namun entah ia merasa sangat tersindir, ia masih merutuki kebodohannya yang tak bisa mendampingi sang anak saat lahir ke dunia.

"Maafkan aku ayah, saat itu aku tak mendampingi mereka"

Abimanapun merasa bersalah pada mertuanya, seandainya sang mertua tahu yang sebenarnya ia lakukan, ia tak mampu membayangkan betapa besar kecewa itu.

"Ayah memang kecewa kamu tak mendampingi Laura, namun ayah yakin kamu tak mungkin sengaja kan, pastinya ada hal yang sangat penting yang kamu kerjakan, ayah hanya berpesan, ayah titip Laura dan Cantika, jaga dan sayangi mereka"

Laura yang berada disamping sang suami hanya dapat tersenyum getir, bagaimana ia akan menceritakan kebohongan Abimana, jika ia melihat betapa besar pengharapan dari ayahnya untuk sang suami, semua kenyataan akan menyakiti perasaan ayahnya. Ayah yang sangat mencintainya.

***

Setelah mengantar sang ayah mertua kembali, Abimana yang memasuki kamarnya berhasil dikejutkan dengan apa yang sedang dilihatnya. Laura, wanita itu sedang mengeluarkan seluruh barang-barangnya, apa maksud semua ini, ia langsung menghampiri wanita itu.

"Apa yang kamu lakukan ra, mengapa semua barangmu kamu keluarkan?"

"Aku akan pindah kamar mas, aku akan memindahkan seluruh barang-barangku"

Laura dengan santai menjawab kebingungan abimana sambil mengeluarkan seluruh pakaiannya dalam lemari, ia memutuskan sebaiknya pindah kamar, tak kan sanggup seranjang denga Abimana kembali.

"Nggak ada pindah-pindah Ra, aku ga kasih kamu izin untuk pindah kamar"

Abimana semakin emosi melihat Laura masih tampak santai, sedangkan ia sudah was-was dengan rencana istrinya. Bagaimanapun ia tak kan pernah ingin berpisah dan berpisah kamar dengannya.

Ia sudah bertekad akan mempperbaiki hubungan mereka, ia yakin ia akan mampu meluluhkan hati Laura untuk memaafkannya dan menerima dirinya kembali, apalagi ia tahu Laura dari dulu telah ada rasa kepadanya.

Namun apa yang ia dapatkan, sekarang wanita itu ingin berpindah kamar dan meniggalkan dirinya sendirian, tak kan ia biarkan.

"Aku akan tetap pindah, sampai kamu mengurus perceraian kita"

Abimana yang mendengarkan kata cerai kembali semakin tersulut emosi, ia menarik tubuh wanita itu masuk ke dalam pelukannya, tak memperdulikan seluruh barang telah berhamburan karena tarikannya.

"Tolong Ra, aku ngga mau pisah dan cerai denganmu" lirih Abimana sambil memeluk semakin erat tubuh wanitanya.

Laura yang mendengar pernyataan Abimana hanya dapat menghela napas. Bukankah seharusnya Abimana senang dengan berpisah darinya. laki-laki itu dapat kembali meraih cinta dan kekasih hatinya, tapi mengapa Abimana mempersulit semuanya. Mengapa laki-laki itu sangat memaksakan diri.

"Maaf mas, namun aku tetap pada keinginan berpisah, toh kamu juga tak kan mampu memilih diantara aku atau perempuan itu, dan jika aku tetap bertahan dengamu, aku rasanya tak kan sanggup, jadi tolong lepaskan aku"

Setelahnya laura melepaskan diri dari laki-laki itu, dan melanjutkan memindahkan seluruh barangnya. Bukankah berpisah kamar akan melatihnya untuk tak selalu terikat dengan abimana. Ia harus tetap semangat, demi Cantika dan kesehatan hatinya sendiri bukan.

***

Belum selesai permasalahan dengan sang istri, Abimana dihadapkan dengan keinginan Wita yang tak masuk diakal. Ia tahu dirinya salah dan mengakui kelalaiannya membuat wanita itu hamil dan menghasilkan Bita. Namun saat ini ia tak kan mampu memberi status apapun pada mereka, ia telah memiliki Luara di sisinya. Bukakah wanita itu juga yang dulunya meninggalkannya, mengapa seluruh keslahan ditimpakan kepadanya.

"Bagaimana dengan hubungan kita mas, akan terus seperti ini sampai kapan?"

Wita sangat kecewa dengan Abimana yang baru muncul saat ini, lebih dari satu bulan laki-laki itu tak dapat memberi kabar, dan ia sangat kesulitan memberikan pengertian kepada Bita yang terus menanyakan ayahnya.

"Aku ga bisa menjanjikan apapun padamu, dan dari awal aku tegaskan kita hanya berrhubungan demi Bita, kamu jangan lupa aku sudah punya istri"

"Tapi mas, bagaimana dengan perasaan kita, kamu masih mencintaikukan dan ................."

"Sudah wita, aku tidak ingin mendengar keinginan tidak masuk akal kamu, aku memang mencintai kamu tapi kamu harus ingat kamu yang memilih meninggalkanku dan tak memberitahuku kebenarannya"

Setelah mengatakan itu abimana masuk ke kamar Bita, lebih baik ia menemani anaknya bermain dan memikirkan bagaimana ia dapat meluluhkan hati Laura kembali.

💕💕💕

Jangan Lupa Comment ya...

Adakah Cinta DihatimuWhere stories live. Discover now