Bab 18

12.8K 1.2K 344
                                    

Lilyanne shock saat melihat keadaan Isabella, Isabella penuh memar dan basah karena berendam begitu lama di dalam bath tub hingga kulit pada jarinya berkerut dan bibir Isabella yang biasanya berwarna agak merah muda kini berwarna kebiruan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lilyanne shock saat melihat keadaan Isabella, Isabella penuh memar dan basah karena berendam begitu lama di dalam bath tub hingga kulit pada jarinya berkerut dan bibir Isabella yang biasanya berwarna agak merah muda kini berwarna kebiruan.

“Apa yang terjadi?” tanya Lilyanne panik saat ia masuk ke kamar mandi, menarik Isabella yang tubuhnya begitu dingin itu keluar dari bathtub. Isabella tidak menjawab tapi Lilyanne mulai mengerti ketika melihat lebam di pipi Isabella, di sudut bibir Isabella, bahu dan perut Isabella.

Ada dua kemungkinan, Judas yang melakukannya atau Tiffany. Tapi Judas tidak biasa mengunjungi Isabella di siang hari, jadi dugaan terakhir Lilyanne adalah Tiffany.

Hanya Tiffany di tempat ini yang terobsesi untuk melukai Isabella, terlebih absennya Lilyanne hari ini karena Lilyanne pergi dengan Nicholas.

“Apa Darcy tidak mengobati mu?" Tanya Lilyanne pada Isabella, Lilyanne  membantu mengobati sudut bibir Isabella yang terluka. Lilyanne ingin membantu mengobati bahu Isabella juga namun Lilyanne tidak mengerti bagaimana cara mengobati bahu yang terkilir.

“Darcy sibuk mengobati Tiffany, aku melukai keningnya hingga berdarah. Lagi pula ku rasa Kakak mu tidak akan membiarkan Darcy mengobatiku sebagai hukuman.” gumam Isabella pelan, bicara membuat sudut bibirnya terasa nyeri.

Lilyanne menghembuskan nafas berat, “Aku tidak akan pergi lagi dan meninggalkanmu sendirian, kalau Darcy dan Kakak ku saat itu tidak datang mungkin luka mu akan akan lebih parah dari ini.”

Perkataan Lilyanne benar, kalau Darcy dan Judas terlambat beberapa menit saja mungkin Tiffany akan berhasil menggores wajah Isabella dengan pecahan kaca.

“Tapi aku ingin kau pergi Lily, aku butuh bantuanmu untuk satu hal.” Isabella menggenggam tangan Lilyanne, membawa tangan Lilyanne yang tengah mengobati sudut bibirnya turun ke pangkuannya. “Aku ingin sekali mengetahui keadaan keluargaku, aku ingin kau pergi melihat keadaan keluargaku karena aku tidak mungkin bisa keluar dari tempat ini untuk mengeceknya sendiri.”

Alis Lilyanne terangkat sebelah, “Keluargamu?”

Isabella menganggukkan kepalanya, genggaman tangannya semakin erat. “Aku ingin tahu apakah Ibuku dan adikku baik-baik saja.”

“Kenapa kau sangat ingin mengetahui keadaan keluargamu?”

“Karena aku butuh alasan untuk hidup, jika mereka baik-baik saja mungkin itu bisa jadi semangat bagiku untuk tetap bertahan di tempat ini agar bisa bersua kembali dengan mereka.”

Bohong.

Isabella berbohong, justru jika keluarganya baik-baik saja Isabella akan dengan senang hati mengakhiri penderitaannya di sini. Lagi pula jika Isabella bebas dari tempat ini, ia tidak akan punya wajah untuk bertemu keluarganya, egonya terlalu besar untuk bisa bertemu keluarganya.

Lilyanne melihat Isabella dengan tatapan bersalah, sepertinya Isabella terlalu berharap besar pada Lilyanne. Lilyanne baik padanya bukan berarti Lilyanne mau melakukan apa saja yang Isabella minta.

JUDASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang