Bab 1

26.5K 1.1K 50
                                    

"Tahanan nomor XX371, anda mendapat kunjungan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tahanan nomor XX371, anda mendapat kunjungan." Sipir penjara berteriak sembari membuka pintu sel penjara.

Seorang wanita dengan seragam tahanan bernomor XX371 melangkah lunglai menghampiri sipir penjara tersebut.

Bugh!

Punggung wanita itu didorong oleh sipir penjara tersebut, "Jalan yang benar, jangan kau pikir karna kau itu anak mantan calon perdana mentri kau bisa dapat perlakuan khusus di sini, Ayahmu mati dibunuh Ibumu sendiri, kau dipenjara karna percobaan pembunuhan terhadap adikmu sendiri. Keluarga kalian benar-benar membuatku takjub."

Sipir penjara membukakan pintu ruang kunjungan, kemudian mendorong tahanan wanita itu hingga hampir tersungkur.

"Lima belas menit!" teriak sipir penjara itu sebelum menutup pintu ruang kunjungan dengan keras.

Tahanan bernomor XX371 itu mendongakkan kepalanya melihat siapa orang yang datang mengunjunginya, kening tahanan wanita itu berkerut ketika ia melihat seorang laki-laki dengan setelan jas dan rambut pirang tersisir rapi ke belakang duduk dengan manis di kursi ruang kunjungan.

"Silahkan duduk nona Isabella Blair." ucap laki-laki itu dengan senyuman manisnya, laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk dijabat oleh sang tahanan. "Perkenalkan aku Killian. Detektif swasta yang akan membantumu dan Ibumu bebas dari hukuman kalian."

Isabella, wanita tahanan dengan nomor XX371 itu menarik tangannya yang sempat menjabat tangan laki-laki di hadapannya itu. "Kau itu bukan lawyer atau apapun itu, kau itu detektif. Lagi pula aku dan Ibuku sudah terbukti bersalah, aku juga tidak tahan kalau harus melewati persidangan lagi. Jadi bahan tontonan lagi."

Killian sang detektif memperhatikan wajah tahanan di hadapannya yang terdapat memar di sudut bibirnya, di lehernya hingga pergelangan tangannya.

"Tapi aku bisa membuatmu dan Ibumu bebas dari tempat ini tanpa perlu ikut persidangan lagi, kau pasti merasa tidak tahan berada di sini bukan? Para tahanan lain pasti menyiksamu dan Ibumu karna latar belakang kalian, dulu kalian orang nomor satu di negara ini. Ayahmu terkenal dermawan, banyak memiliki pendukung politik hingga kau putri pertamanya menghancurkan karir Ayahmu sendiri kemudian kejahatan keluargamu terbongkar satu persatu. Kau pemantiknya dan keluargamu habis terbakar."

Isabella berdecih seraya memutar bola matanya jengah, "Sebenarnya apa mau mu? Kau mau aku membayarmu? Aku tidak punya uang, peninggalan Ayahku semua jatuh ke tangan adik-adikku. Kau tidak akan mendapatkan sepeserpun dariku."

Killian melipat tangannya di depan meja, ia sedikit maju ke depan dengan kepala agak tertunduk, menatap penuh maksud ke arah Isabella.

"Yang ku inginkan bukan uang." Killian memelankan suaranya, bicara agak berbisik namun Isabella masih bisa mendengar suaranya dengan jelas. "Aku ingin mau melakukan sesuatu yang mungkin nyawa taruhannya, tapi jika kau mau melakukannya kau dan Ibumu bisa bebas dari neraka ini saat ini juga."

JUDASWhere stories live. Discover now