Pintu ruangan Judas kembali diketuk dan saat Judas mempersilahkannya masuk ternyata yang datang kembali adalah Maxwell.
“Bukankah sudah ku bilang kau cukup berikan nama dan lokasi lapasnya pada Nicholas? Kau tidak perlu menghadap padaku lagi hanya untuk reward mu itu.” Judas bicara sembari mengancing pakaiannya, ia baru selesai membersihkan diri dan mengganti pakaiannya yang ia pakai sejak semalam, yang berbau keringat dan cairannya sendiri.
“Aku ingin mengganti reward-nya, orang yang ingin ku selamatkan dari penjara ternyata sudah tidak mendekam di penjara lagi.” Max berdiri di depan pintu, berdiri kaku menatap sepatunya seperti tengah menimbang-nimbang untuk mendongakkan kepalanya atau tidak untuk menatap ke arah Judas.
“Di mana orang itu sekarang?” tanya Judas pada Maxwell.
Maxwell berdeham pelan, menegakkan tubuhnya berusaha untuk lebih berani. “Dia ada di sini, ada di tempat ini.”
Kening Judas berkerut mendengar perkataan Maxwell, sejenak Judas memikirkan siapa orang yang baru-baru ini bebas dari penjara dan bergabung dengannya. Tidak ada orang baru yang bergabung, justru Judas kehilangan dua anak buahnya yang Judas bunuh karena membantu pihak musuh menyelinap.
Gerakan tangan Judas yang mengancingkan kerah lengan kemejanya itu terhenti, Judas menatap ke arah Maxwell yang terlihat tegang. Dari cara Maxwell berdiri saja Judas sudah bisa menebak kalau Maxwell sedang gugup sekarang, berbanding terbalik dengan gerak-geriknya sekitar setengah jam yang lalu saat ia kemari dengan saudara kembarnya.
Judas jadi semakin yakin dengan tebakannya, siapa lagi yang baru datang ke tempat ini selain Isabella? Judas juga ingat saat pertama kali Isabella tertangkap, Judas memerintahkan Nicholas untuk mengumpulkan informasi soal Isabella dan salah satu informasi yang sempat Judas baca adalah Isabella seorang tahanan yang Killian bebaskan demi mengirimnya kemari.
“Apa orang yang kau maksudkan itu Isabella?” tembak Judas yang tepat sasaran, terlihat dari tubuh Maxwell yang mendadak menegang. “Dia orang kiriman Killian, dia yang mengejarmu malam itu saat kau tengah mengedar, dia yang membuat kau dipenjara karena menabrak saat tengah melarikan diri. Dia juga yang membebaskan Isabella dari penjara dan membujuknya untuk menyelinap kemari, kalau bukan karena Lilyanne menangis dan memohon kepadaku untuk tidak membunuhnya, wanita itu pasti sudah mati sejak dia menginjakkan kaki di tempat ini.”
Maxwell peduli dengan wanita itu, itu yang bisa Judas simpulkan dari cara Maxwell yang mengepalkan tangannya dan mengeraskan rahangnya hanya dengan mendengar kalau Isabella seharusnya mati sejak Isabella menginjakkan kaki ke tempat ini.
Judas terbiasa mengamati pergerakan lawannya, memahami emosi hingga memanipulasi lawannya, Max mungkin pintar dengan senjata, bisa menembak dari jarak jauh dengan tepat sasaran, peran Max penting hingga Judas mau repot-repot dahulu merekrutnya dari balik jeruji penjara tapi Max mudah terbaca untuk orang seperti Judas.
BINABASA MO ANG
JUDAS
RomanceIsabella Blair dapat bebas bersyarat dari penjara, Isabella diharuskan mengikuti perintah dari seseorang yang mengaku sebagai detektif bernama Killian, detektif itu mengirim Isabella bekerja sebagai Stripper di rumah hiburan bernama Devil's Allure. ...