Bab 17

12.1K 1K 223
                                    

“Misi kali ini bahkan bukan misi membunuh siapapun, tapi misi memata-matai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Misi kali ini bahkan bukan misi membunuh siapapun, tapi misi memata-matai. Misi seperti ini biasanya diberikan ke anak buah lain bukan pada kita, misi rendahan seperti ini seharusnya tidak perlu dilemparkan pada kita.” gerutu Maxwell di dalam mobil, mereka baru melewati penerbangan melelahkan selama berjam-jam dari Vegas menuju Italia.

Matthew melirik sinis ke arah saudara kembarnya yang tengah menyetir, “Apa kau masih tidak paham kenapa Tuan Judas mengirim kita kemari meski kita biasanya mendapatkan misi yang sulit bukan misi kelas bawah seperti ini? Kau masih tidak mengerti alasannya? Kau terlalu dekat dengan Bella, kau membuat Bella dalam bahaya!”

Cengkeraman tangan Maxwell pada setir mobil mengetat hingga buku jarinya memutih, “Kau yang membuat Bella dalam bahaya, kau dengan kebodohan mu itu yang membuat Bella mendekam di Devil's Allure! Kau selalu menganggap sepele segala pun, aku sudah mengatakan padamu saat itu kalau aku benar-benar jatuh cinta pada Bella, aku tidak main-main dengannya, aku ingin jujur padanya soal kita, soal kau tapi kau justru mengacaukan semuanya!”

Cuping hidung Maxwell melebar karena amarahnya, nafasnya bahkan mulai memburu, “Kau selalu membuat masalah, kau yang menyebabkan aku masuk penjara karena kau tidak bisa serius, kau selalu menganggap enteng segalanya, kau tidak berhati-hati. Kalau saja malam itu kau tidak sembrono menerima klien yang ingin membeli barang yang kita edarkan, kau tidak akan dikejar polisi, dan aku tidak perlu mengalihkan perhatian mereka sampai berakhir masuk di penjara!”

Matthew diam tak membalas, namun Maxwell belum selesai, amarahnya belum sepenuhnya tersalurkan.

“Aku mendekam di penjara dan kau justru menghancurkan hubungan ku dengan Bella, kau menyebut nama adiknya saat kau tidur dengan Bella, kau lakukan itu untuk kesenangan mu, kau selalu menganggap segala sesuatu bisa jadi candaan. Kau hancurkan semuanya, dan di saat aku ingin mengambil kembali apa yang hilang dariku, kau bilang aku terlalu gegabah? Siapa yang gegabah di sini Matthew sampai membuat masalah berkali-kali kau atau aku?”

Mobil berhenti di parkiran motel tua, Matthew segera turun dari mobil membuka bagasi mobil, menggantung tas gitar yang tidak berisi gitar melainkan senjata api di bahunya.

Walau misi kali ini bukan untuk membunuh melainkan hanya mengamati target, Matthew dan Maxwell tidak pernah jauh dari senjata mereka. Selain untuk berjaga-jaga misi berubah sewaktu-waktu, juga demi keamanan mereka sendiri.

***

Seperti dugaan Isabella, sesaat Maxwell tidak ada di sisinya dan juga Lilyanne pergi dengan Nicholas, Isabella jadi sasaran empuk Tiffany yang sudah memupuk rasa benci terhadap Isabella sejak Isabella menginjakkan kaki di tempat ini.

Isabella sudah sengaja tidak keluar dari kamar untuk menghindari hal seperti ini, tapi Tiffany adalah Tiffany, wanita itu dan para dayangnya datang ke kamar Isabella hanya untuk memberi Isabella ‘pelajaran’ di kala tidak ada Lilyanne dan Maxwell.

JUDASWhere stories live. Discover now