Bab 15

13.8K 999 155
                                    

Judas melepas sarung tangannya yang terdapat noda darah, rahangnya mengeras seraya memandang tumpukan mayat di hadapannya, tumpukan mayat anak buahnya sendiri yang juga Judas bunuh dengan tangannya sendiri.

Darah yang mengotori wajah, pakaian hingga sarung tangan Judas adalah darah dari para mayat anak buahnya, mayat yang Judas siksa dengan pisau miliknya hingga para anak buahnya yang sebelumnya menangis memohon ampun terdiam tak lagi bersuara setelah saluran pernafasannya dikoyak oleh Judas dengan pisau lipat kecil kesayangannya.

Anak buahnya tidak berkhianat, bukan itu alasan Judas membunuh mereka, Judas membunuh mereka karena mereka telah mengecewakannya, tidak mampu menjalankan tugas yang diberikan dengan benar.

Judas menugaskan anak buahnya untuk memperketat penjagaan gudang mereka menyimpan senjata api ilegal, sejak pertemuan terakhir Judas dengan Dalton yang membahas perihal masalah yang Dalton alami akibat Killian, Judas sudah mengira Killian juga pasti akan mengincar tempat ini.

Entah bagaimana Killian dapat menemukan lokasi Judas menyimpan senjata ilegalnya ini untuk sementara dari siapa, Judas berencana memindahkannya bertahap namun semuanya justru raip oleh Killian.

Anak buah Judas tidak dibunuh oleh Killian saat merampas senjata ilegal tersebut, hanya memukuli mereka sampai tidak bisa melawan, tidak bisa menelepon untuk meminta bantuan, mereka baru menelepon dan mengabarkan pada Nicholas saat Killian telah merampas semuanya, pergi setelah meninggalkan kartu yang berisikan tulisan tangan Killian yang ditujukan pada Judas, untuk menghina Judas.

Apa tidurmu nyenyak, Judas?

Tulisan tersebut yang ada pada kartu tersebut, membuat satu alis Judas terangkat dan mau tak mau pikirannya tertuju pada Isabella.

Dari mana Killian tahu kalau Judas baru pertama kalinya sejak sekian lama bisa tidur lebih dari 2 jam?

Judas sudah kesal karena ia lengah, tidur dalam satu ruangan dengan orang kiriman dari musuhnya dan sekarang Killian semakin merusak suasana hati Judas.

Judas melampiaskannya pada anak buahnya yang gagal melakukan tugas mereka, dan ya.. membunuh mereka tidak membuat Judas puas namun ini akan jadi pelajaran pada anak buahnya yang lain agar tidak melakukan kesalahan ke depannya.

Judas melempar kartu yang Killian tinggalkan setelah meremasnya dengan sekuat tenaga, Judas yakin Killian pasti sekarang tengah menikmati permainannya, merasa ia akan menang dan ini adalah penghujung masa kejayaan Judas namun Judas tidak akan membiarkan itu terjadi, tidak akan membiarkan trik trik murahan Killian merusak apa yang sudah ia bangun dengan darah, keringat dan nyawa banyak orang.

***

"Di mana wanita itu?" tanya Judas pada Nicholas sesaat ia baru saja kembali.

"Apa wanita yang Tuan Judas maksud itu Isabella atau Tiffany, jika itu Tiffany, wanita itu sedang melayani Matthew, jika wanita yang Tuan Judas maksud adalah Isabella, dia sekarang sedang melayani pelanggan pertamanya." jawab Nicholas seraya berjalan dua langkah di belakang Judas.

Langkah Judas terhenti membuat Nicholas yang berjalan di belakangnya juga ikut berhenti.

"Dia dapat pelanggan? Untuk pertama kalinya?" tanya Judas tanpa menoleh ke arah Nicholas. "Ku pikir tidak ada pelanggan yang sudi mengeluarkan uang untuk bermalam dengannya."

"Iya Tuan."

"Siapa?"

"Maxwell, Tuan."

Tentu saja Maxwell yang jadi pelanggan pertama Isabella, dari cara Maxwell menemuinya pagi tadi untuk meminta Isabella untuk dirinya sendiri saja sudah membuat Judas mengerti kalau Isabella memiliki peran penting dalam hidup Maxwell.

JUDASWhere stories live. Discover now