BAB I : Prolog

502 26 12
                                    


***

Pergilah seperti senja. memudarkan keindahannya sebelum pergi, dan memberi janji untuk datang lagi.

-Ayara senja lara-

***


Hari semakin gelap dan senja-pun hendak memudarkan keindahannya, namun tidak dengan seorang wanita yang tengah duduk di tepi danau dengan melamun seperti enggan untuk beranjak.

"Udaranya sudah mulai dingin, ayo masuk sayang," ucap seorang wanita paruh baya yang menghampirinya.

"Iya nda bentar lagi" sahutnya dengan terkejut. Dan, wanita itupun mulai masuk ke dalam rumah-nya yang mewah nan megah. Tidak lama setelah itu, seorang anak kecil berlari kepada seorang wanita yang baru saja masuk.

"Kakak, boleh bantu aishi nggak buat nyelesein pr yang kemarin?" ucapnya.

Wanita itu tersenyum manis, lalu mengangguk. "Boleh dong dek, kak aya juga lagi gapunya kegiatan apa-apa," jawabnya.

Ayara senja lara, seorang gadis yang menyukai senja seperti namanya, seorang gadis yang penuh dengan luka, seperti 'lara', bukan kah itu artinya kesedihan?

Wanita ini memiliki kehidupan setara, antara bahagia dan duka. Dia selalu berperan sebagai mana mestinya seorang manusia yang 'baik-baik saja'. Dia seorang adik dari kakak laki-lakinya dan seorang kakak dari adik perempuannya.

Aishi kinanti, bocah kecil yang menggemaskan di mata kakak-kakaknya, anak yang berusia 7 tahun, yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 1, aishi merupakan anak terakhir dari dua  pasangan yaitu, Rega Wijaya Kusuma dan sintia maharani.

"Yaudah ayo kita cusss ke kamar kamu dek," ajaknya, lalu berlari kecil menelusuri tangga kecil.

Rumah mewah itu menjadi saksi, tentang seorang kakak yang siap menjadi guru ke 3 setelah bunda di rumah dan guru di sekolah.

Waktu berjalan sampai tibanya adzan berkumandang.

"Aish ini udah selesaikan dek?, kalo udah ayo bareng sama kak Aya sholat Maghrib sambil nunggu Abang pulang," ucapnya dengan penuh kelembutan dan ketenangan, agar adiknya menjadi biasa untuk melakukan ibadah dan tidak lupa sebagai mana mestinya manusia di ciptakan.

"Iya kak ay udah kok," sahutnya, tidak lama anak kecil itu termenung melamun sampai membuat ayara sedikit bertanya-tanya dalam benaknya.

"Kenapa dek? Kok sedih gitu mukanya," tanya sang kakak pada adik tercinta

"Kak ay, bang tio pulangnya suka malem-malem banget ya? Padahal aishi pengen main sama Abang sebelum tidur," keluh Aishi pada sang kakak

"Bang Tio pulangnya jam 10 malem dek, kalo adek mau main sama bang Tio nanti tunggu hari minggu yaaa cantik. Abang juga kalo udah pulang suka ke kamar Aishi terus liat Aishi yang tidurnya nyenyakkkk bangettt jadi Abang kalo ke kamar Aishi suka cium kening Aishi, Abang juga rindu main sama Aish tau," ayara memberi penjelasan pada gadis kecil itu sampai tiba-tiba aishi mengalunkan tangannya pada sang kakak meminta di gendong.

"Udah ayo kita sholat, berdo'a sama allah supaya Abang Tio di kasih cuti buat main sama aish," ucapnya lagi

"Hm okey kak Ay, ayo sholat Aish mau beldo'a sama allah supaya Abang dapet libull," seru anak gadis kecil itu.

"Iya ayooo," mereka berlari ke ruang mushola yang berada di pinggir kamar Art.

Ayara akan menjadi imam, karena sang ayah belum pulang sebelum jam 8 malam tiba.

TENTANG SENJAWhere stories live. Discover now