HN 62 🧸

28.7K 1.8K 21
                                    


Ngobrol Ngobrol sama Authornya tentang cerita ini yuk di Instagram Author
@Widyaarrahma20_
Yg ada _ nya yah
























"Zakkkkyyyyyyyyy" panggil Mamah Diana yg baru datang dan langsung memeluk putranya yg tengah duduk di ruang tamu

Mamah dia memeluk erat, meneteskan air mata harunya akhirnya bisa kembali bertemu dan memeluk putranya lagi

Shofia langsung bangun dan menyalami Papah Hendra yg menggelengkan kepalanya karna bisa bisanya dia tak diberi kabar akan kepulangan putranya

"Kenapa sih gak kasih tau mamah !" Kesal mamah Diana

Zakky terkekeh "Suprise mah, Umi sama Abah juga gak tau"

Shofia bangun dan langsung menyalami papahnya, memeluknya sebentar

"Gimana ? Berhasil toh pah ? Anakmu pulang dengan selamat ?"

"Berhasil Bos, selamat bos sekarang sudah dipanggil Abi juga bos"

"Hahahaha, papah juga sudah dipanggil opa"

"Oh sebelum ada Raidan papah juga sudah dipanggil Opa bos, Opa korea"

"Dih narsis" celetuk mamah Diana

"Loh bener mah, Papah juga Opa korea, Mamih orang Korea Tulen mah"

"Kumaha Anjeun weh" jawab Mamah membuat Shofia terkekeh karna bahasa sunda mamah mertuanya keluar

"Eeeh besan sudah datang" sambut Umi

Mamah Diana langsung berdiri dan menyalami umi Ruqoyah, mereka lalu diiring duduk dimeja makan dimana Ayah Pras pun sudah datang

Hanya kurang orang tua Reni saja karna jarak rumahnya jauh gak mungkin datang hanya untuk makan makan saja mereka hanya mengirimkan salam selamat untuk Zakky dan Ayah Prass

"Alhamdulillah Kumpul begini rasanya seneng bangeet" ucap Umi

"MasyaAllah iya mi, rame lagi yah mi" jawab Mamah Diana

"MasyaAllah mi, anak mantu besan kumpul semua mi" jawab Bu Jinan

Umi mengangguk lalu semuanya mulai menyantap masakan yang umi siapkan selama 1 jam lebih itu dibantu mba mba Ndalem bertepatan dengan makan malam

Obrolan ringan mewarnai makan malam kali ini, ditambah Ayah Pras, abah dan Papah Hendra yg ternyata Jokes bapak bapaknya nyambung membuat percakapan malam ini sungguh hangat

"Nginep yah mah, pah, pak, bu" ucap umi setelah selesai makan dan dianggukki semuanya

Selesai makan, mereka duduk melingkar di ruang keluarga, duduk lesehan sembari bermain dengan ke4 Cucu Arrasyid itu

"Beneran gak kenal Abinya Fia ?" Tanya Mamah Diana yg dibalas gelengan Shofia

Zakky masih berusaha mengambil perhatian bayi lakilaki gembul itu dengan berbagai cara, mulai dari memberinya mainan, makanan, bahkan membuatnya cemburu dengan memeluk Umiknya maupun mengambil kakak kakaknya namun Raidan tetap tak merespon, dia fokus bermain dengan Oma nya

"Karma Bos, kamu dulu sama Papah juga gitu, waktu papah berangkat ke Kalimantan setahun" ucap Papah Hendra

"Oh papah Hendra juga pernah ke Kalimantan ?" Tanya abah

"Pernah 1 tahun setengah Bah, Satgas juga"

"Oooh, memang sudah tugasnya berarti yah pah"

"Iya bah, bersyukur Hamdan gak bertugas diperbatasan tapi bebannya lebih besar yah Dan"

Hamdan terkekeh lalu mengangguk

"Ndak mendem kangen pak sama istrinya" timpal Ayah Pras yg langsung disenggol putrinya

Raidan merangkak menuju umiknya, lalu merebahkan kepalanya di paha umiknya

"Raidan, main sama Abi mau gak ?" Tanya Zakky kembali berusaha namun tak di jawab oleh Raidan

Membuat yg disana terkekeh, Malik yg juga sudah bisa merangkak pun ikut merangkak dan merebahkan badan di paha Shofia yg satunya lagi

Dan tau apa yg terjadi, Raidan mengamuk, dia menggrawak wajah Malik, untunglah kukunya tak panjang namun Malik yg kaget pun menangis

Fajrin langsung memisahkannya dan terkekeh, memang Raidan ini bayi emosian, apalagi jika sedang ngantuk

Zakky menggendonh paksa bayi gembil itu, lalu mengangkatnya tinggi menghindari cakaran bayi itu

"Anak siapa ini, Anak abi kan ? Ini abi looohhh"

"Aaaaaaaaaaaaaaaa" teriaknya

Zakky terkekeh lalu menurunkannya namun berganti memangku bayi itu, memeluknya, menguncinya dalam pelukannya membuat bayi itu berteriak tambah kencang

"Maharga Raidan Arsyanendra Zafia Jabbar Wiratama" panggilnya sembari mencium kepala Raidan

"Aaaaaaaaaaaaaaaaa" jawabnya

Shofia yg merasa kasian pun langsung membantunya dan mengambil putranya lalu memangkunya dan menenangkannya

"Panjang banget sih bos ngasih namanya, gak bisa disebut dalam 1 tarikan nafas bos" ucap Papah Hendra

"Ya penginnya segitu pah, gak masalah kan ?"

"Ya masalah bos, papah suka lupa nama lengkapnya Raidan, ingetnya cuma Maharga sama Wiratamanya"

"Hahahaha faktor U pah"

"Tapi mas Heran, Zafia itu nama apa ? Bang Fajrin pun gak tau arti nama itu, nama bahasa apa ?" Tanya Hamdan

"Bukan nama mas, Zafia itu Zakky Shofia" jawab Zakky

"Oalah pantes dicari dari bahasa arab gak ketemu"

"Si Bos ini memang gak mau dilupain mas Hamdan, Mas Fajrin" ujar Papah Hendra

"Pak Hendra memang sudah biasa manggil Zakky Bos yah pak ?" Tanya Abah

"Dulu kepenginannya si Zakky ini jadi Bos bah, ya Bos apapun itu makanya sering saya panggil Bos dan sudah kebiasaan sampai sekarang, tapi malah penginnya ambil Perwira TNI ya sudah tetap saya dukung"

"Apaan bukan gitu Bah, masa nyuruh Zakky nikahin anak pemilik lahan sawit biar bisa jadi bos Sawit, mau anaknya jadi bos tapi gak modalin bah" ujar Zakky membuat semua yg ada disana tertawa

"Saya juga dulu kepenginnya Adhifa jadi Polwan, Nadhifnya jadi Perwira TNI dan yaaa semuanya pindah Haluan, Adhifanya jadi Ustadzah Nadhifnya jadi Perwira Polisi" jawab Ayah Pras

"Kebalik yah Pak" jawab Fajrin

"Betul mas, Anak saya Polisi anaknya Pak Hendra Tentara"

"Hahahahhahahaha"

Hallo Ning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang