HN 45 🧸

25.2K 1.7K 50
                                    


Ngobrol Ngobrol sama Authornya tentang cerita ini yuk di Instagram Author
@Widyaarrahma20_
Yg ada _ nya yah































Sampai dipelabuhan, Semua Tentara dibantu dari angkatan laut memasukkan semua barang ke kapal termasuk sumbangan baju baju untuk anak anak Papua

Acara pelepasan akan dilakukan sore nanti jam 3 jadi semua bisa istirahat terlebih dahulu, dan juga masih ada waktu berlama lama dengan keluarga

Termasuk Zakky yg mengajak semua keluarganya dan mertuanya untuk makan ikan disana

Mereka menikmati ikan bakar yg ada disana, dengan sedikit perbincangan antara kedua besan

Namun mau selama apapun jika menyangkut perpisahan pasti terasa cepat, dan tak terasa setelah makan, sholat berjamaah berbincang lagi, kini waktunya Zakky dan 449 prajurit lain naik ke Kapal untuk perjalanan 3 hari hingga sampai di Papua

Zakky berbaris di barisan paling depan, mendapat bekal nasehat dari panglima TNI yg ikut hadir disana

Tak lama berselang mereka di izinkan memeluk dan berpamitan kepada keluarganya sebelum naik ke kapal

Yg langsung Zakky peluk adalah istrinya yg sudah mulai menangisinya

Wanita hamil yg belum berganti pakaian masih dengan PSHnya itu memeluk erat tubuh suaminya, dia berharap bisa menjemputnya kembali tahun depan disini

"Jaga diri yah, titip Baby R, tahun depan jemput mas dengan Baby R disini yah" ucap Zakky yg diangguki Shofia

Zakky melepas pelukannya lalu bersalaman dengan mamah papahnya meminta doa untuk tugasnya kali ini yang tak bisa dianggap remeh

"Harus pulang dengan selamat, ada istri dan anak menanti kamu yah"

"Siap mah"

"Wajib pulang dengan selamat, tunjukkan kamu Letnan kebangaan keluarga"

"Siap pah"

Setelah itu dia berpamittan pada kedua metuanya, umi Ruqoyah menangisinya saat dia pamit dan titip Shofia

"Titip Shofia yah mi, doain Zakky"

"InsyaAllah mas, hati hati yah disana, jangan lupa Sholat, jangan tinggalin Sholawat"

"Iya mi, siap"

Zakky menyalimi abah namun setelah disalami abah membaca doa lalu diusapnya kedua bahu menantunya yg akan menanggung tugas berat

"Abah tau kamu orang kuat, kamu orang gigih, kamu orang berani. Mendoakanmu selamat dari musuh akan menjadi doa wajib di Pesantren setelah ini"

"Aamiin, makasih bah, titip Shofia dan anak Zakky yah bah, tolong Adzani nanti jika dia lahir, tolong aqiqahkan yah bah"

"Iyah, abah jaga amanah kamu Zak"

Zakky tak kuasa menahan tangis ketika mengucapkan meminta untuk anaknya diadzani dan diaqiqahkan mertuanya

Padahal mengadzani dan mengaqiqah anaknya adalah impiannya namun tugas Negara ini tak bisa dibantah apapun, dia sudah berkomitmen untuk berjanji menjaga negara apapun resikonya

Semua Prajurit di perintah naik ke kapal, Zakky memeluk Shofia sekali lagi, menciumi wajahnya lalu perutnya

"Mas pamit, nanti jemput mas yah, jangan lupa makan, vitamin sama susunya diminum yah sayang"

"Mas janji yah pulang selamat"

"InsyaAllah sayang, mas pamit yah"

"Iya mas"

Zakky melepaskan pelukkannya pada sang istri, mencium keningnya lama

"Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam warohmatullah"

Zakky tersenyum lalu mulai menaikki kapal diiringi tangisan Shofia yg sudah dipeluk kedua ibunya

Sampai diatas Zakky langsung ada dipinggir melambaikkan tangan pada keluarga yg ditinggal

Abah juga mendoakan besannya yg hari ini menjadi DanSatgas Papua ikut berangkat papua 1 tahun bersama Zakky

Ibu Jinan yg sudah mengantar suaminya ke atas kapal menghampiri besannya

Ibu Jinan memeluk umi Ruqoyah yg baru merasakan ditinggal satgas Papua oleh menantunya sedangkan Bu Jinan sudah biasa karna beliau sudah berkali kali bahkan sudah pernah ditinggal 18 bulan di Libanon

"InsyaAllah Zakkynya kuat, Zakky akan pulang sama ayahnya Adhifa yah mi"

"Nggeh bu, saya ndak teganya sama Shofia bu, lagi hamil"

"Shofia persit kuat mi, Shofia nanti akan saya dampingi mi"

Ibu Jinan yg juga mengenakan PSH berdiri disamping besannya melambaikkan tangan pada sang suami, beliau hanya berangkat berdua tanpa ditemani Nadhif maupun Adhifa

"Sendiri bu ?" Tanya Abah

"Nggeh Bah, Nadhifnya belum lepas Dinas jadi gak bisa ambil cuti"

Abah tersenyum lalu mengangguk

Shofia masih memeluk erat ibu mertuanya, bukan lebay namun semua persit juga menangisi kepergian suaminya untuk bertugas di Papua

Jangkar di naikkan, suara terompet kapal dibunyikkan tanda kapal sudah siap untuk mengantarkan 450 Prajurit kebangaan melaksanakan tugas baktinya untuk ibu pertiwi

Tangis para Persit dan keluarga pecah melihat kapal semakin menjauh dari daratan

Bu Jinan yg sudah biasa pun tak bisa menahan tangisnya saat sang suami sudah mulai menjauh darinya

Beliau dipeluk sang besan, berharap sama seperti persit lain, Berangkat 450 pulang juga harus 450

"Udah yah, doain yah masnya yah" ucap mamah menenangkan menantunya

Shofia mengangguk lalu diusap air matanya oleh mertuanya

"Pulang ke Pesantren dulu saja bu, ini sama Bu Jinan juga" ucap abah yg diangguki semuanya

Mereka masuk ke mobil yg berbeda dengan bu Jinan yg ikut mobil Shofia

Sampai di Pesantren, Shofia turun dibantu Fajrin dan langsung masuk, untuk malam ini malam bebas untuk persit dan juga sudah IB sampai besok jadi mereka bebas menginap

"Perut Shofia sakit abang"

"Astaghfirullah, mau ke rumah sakit ?"

"Gak mau, mau ke kamar aja"

"Ya sudah abang anter"

Fajrin merangkul adiknya lalu mengantarkan ke kamar begitupun yg lain masuk ke kamar masing masing termasuk orang tua Zakky yg sudah disiapkan kamarnya

Shofia menatap figura pernikahannya yg tertempel disana, dia tersenyum mengusap wajah suaminya

"Shofia tagih janji mas, pulang dengan selamat membawa sorban itu tanpa sebercak darah sedikitpun. Shofia akan menjemput mas tahun depan dengan baby R mas"

Hallo Ning Where stories live. Discover now