HN 7 🧸

33.6K 2.1K 37
                                    


Ngobrol Ngobrol sama Authornya tentang cerita ini yuk di Instagram Author
@Widyaarrahma20_
Yg ada _ nya yah























Hamdan menepati ucapannya di hari sabtu pagi dimana hari liburnya dia berkunjung ke Gresik dan disambut rengekkan Shofia saat membuka pintu

Dan sontak membuat Hamdan dan Adhifa terkekeh

Kini Ketiga anak Kyai Ibrohim bersama 2 mantunya sedang duduk lesehan di Aula lantai 1 rumah Jiddah Halimah atau di ruang tamu

Karna ruang tamu rumah Jiddah Halimah itu sangat luas dan tak ada kursi bermaksud agar semua berkumpul bisa duduk berdekatkan saling mengeratkan persaudaraan

Sedari tadi Fajrin tak henti hentinya menggoda Shofia dan membuat gadis itu semakin kesal

"Serius mau sama Zakky ?" Tanya Hamdan kesekian kalinya

"Enggaaaaaa iiih dibilang keceplosan" jawab Shofia kesal

"Gini loh Ammah kesayangannya Hilya, yg namanya keceplosan itu gak murni tiba tiba keluar dari mulut, tapi juga udah ada difikiran dan hati dan itu tersembunyi lalu tiba tiba terucap Ammaaah" ucap Adhifa

"Enggak mbaaa beneran deh gak ada fikiran kesitu"

"Halaaaah masa siiiihhhh" goda Reni

"Ya mas gak mengekang Shofia, kalau memang mau sama dia gak papa cuma kamu jangan kaget kalau nanti ditinggal tugas karna mas sama dia beda tugas, mas memang gak pernah di tugasin untuk Satgas perbatasan maupun Satgas luar negri kalau tapi kalau dia ittu ditugaskan demikian"

"Emang beda beda Dan ?" Tanya Fajrin yg tengah menyuapi Brownis Hilya yg ada dipangkuannya

"Beda beda bang, kan gak semua tentara itu berangkat perang, ada yg bagian kesehatan, bagian keamanan Batalyon, bagian masyarakat"

"Oooohhh begitu tak kira semua tentara pergi perang"

"Kosong dong bang Batalyon, nanti ibu ibunya gak ada yg jaga" jawab Dhifa

"Udah Shof gapapa sama dia aja" ucap Fajrin

"Iiiiihhhh gaaaakkk"

"Gini loh Shof, bisa jadi ini jawaban loh sama amalan yg lagi kamu kerjain, karna kan yg semua kita lakukan itu takdirnya Allah, bisa jadi ini jawaban dari Allah"

"Kenapa pada yakin sih sama diaaa, dia tuh geniiiitttt"

"Atututu genitnya sama Dek Shofia aja koook" gode Hamdan

"Maaaaaaasss hiiiiiiiiii"

"Aduuuuuuhh sakkiiiitt shooofff"

Shofia menggigit lengan kakaknya yg membuat snag kakak teriak kesakittan namun ada 1 hal yg mengusik penglihatannya

"Hiiiii ini apa hayo maasss" tunjuk Shofia pada tanda kecil di leher kakaknya dekat dengan kerah baju

Hamdan langsung mendelik dan menutupinya

"Sssttt anak kecil gak boleh tau" jawab Hamdan

"Cieee mba Dhifaaaaa"

"Wajar kan udah nikah" jawab Adhifa

"Makanya Nikah Shof biar bisa kaya gitu" celetuk Reni

"Apaan sih mbaaaaaaaaa udah iiiihhhhh" kesalnya lalu mengambil 1 jeruk dan diberikkan pada Hamdan bermaksud memintanya untuk dikupaskan

Memang salah stau kelemahan Shofia adalah tidak bisa mengupas buah entah jeruk, salak, manggis dan lain lain kecuali dengan pisau

"Ini mas kesini masa gak ada hasilnya sih Shof jadi gimana ? Iya atau enggak ?" Ucap Hamdan yg tengah mengupaskan jeruk untuk adiknya itu

"Hhhhhh binguuuung"

"Udah enggak lagi ? Sekarang bingung ?" Tanya Fajrin

"Ya emang beberapa kali mimpiin dia sih mas bang mba, cuma ya masa Shofia sama dia sih"

"Ya masa sama Abang"

"Hiiiiiih" kesal Shofia melempar Jeruk yg sudah dikupas Hamdan dan diambil 1 buah lu dilempar ke Fajrin

"Eh nanti kena Hilya loh"

"Abis abang ngeselin"

"Gini deh, Shofia kalau liat Zakky sama cewe lain gimana ? Kecewa gak ?" Tanya Adhifa

Shofia terdiam, yang pasti kecewa sih tapi gengsi rasanya untuk mengatakannya

"Kecewa kan ? Tandanya kamu udah simpan rasa sama dia" ujar Reni

"Gini deh, Mas nanti coba bilang ke orangnya, serius gak sama kamu, kalau bener bener serius udah gak usah nunggu lagi, lamaran aja terus nikah. Mas gak mau kamu kelamaan nyimpen rasa gini, mas juga kasian Shof sama abah malu nolakkin Gus Gus lain, dan kamu tuh udah jadi buah bibir beberapa Pesantren kalau kamu tuh Ning yg suka nolak lamaran Gus padahal sebenarnya tidak boleh menolak lamaran seorang lelaki yg jelas nasab dan agamanya tanpa alasan Shofia" papar Hamdan

Shofia hanya diam menatap jeruk didepannya lalu mengangguk pelan, dia juga sering digunjing beberapa orang karna berkali kali nolak lamaran, bahkan banyak yg menyumpahinga prawan tua namun dia simpan semua agar keluarganya tak tau

"Serius yah mas bilangin ke Zakkynya yah ?"

"Nggeh mas, tapi menurut mas dia baik kan ?"

"Baik cuma agak tengil aja, dia baik sebenernya"

"Yg mana sih Dan, lupa aku" tanya Fajrin

"Lah gimana sih bang, ngeledekkin mulu tapi gak tau orangnya"

Hamdan membuka hpnya mencari fotonya saat menikah dan ada Zakky lalu memberikkannya pada Fajrin

"Oh yg ini, ganteng juga tapi gantengan abang"

"Dih narsis" jawab Shofia

"Nih tumben diem nih, biasanya ikut ngoceh" sambungnya sembari mencubit pipi Hilya yg menggembung karna tengah memakan kue yg disuapi pakdenya

"Lagi enak makan aja yah Hil" jawab Reni juga ikut menjawil pipi Hilya

"Mimi" jawab gadis kecil itu menujuk minumnya dan langsung diambilkan oleh Shofia

"Mumpung Zakkynya juga lg dinas diBatalyon yg 1 kota sama Pesantren Shof jadi kalau kamu ada apa apa kan bisa ke Pesantren, deket" ucap Reni

"Nah betul tuh karna ya gimana yah Shof kehidupan di Asmil itu gak seindah yg sering dikontenin, mba aja yg dari kecil hidup di Asmil tapi pas jadi Persit ya tetep aja kaget, jadi kamu bisa kalau lagi jenuh atau lagi kurang enak hatinya bisa pulang dulu ke abah dan umi" jawab Adhifa

"Berarti nanti tes kaya dulu mas sama mba ?"

"Iya dong" jawab Hamdan

"Susah gak sih mba ?"

"Enggak kok, nanti mba ajarin"

Hallo Ning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang