HN 44 🧸

24.6K 1.6K 30
                                    

Ngobrol Ngobrol sama Authornya tentang cerita ini yuk di Instagram Author
@Widyaarrahma20_
Yg ada _ nya yah
































Malam yg Shofia tak inginkan akhirnya datang, malam dimana besok dia akan berpisah dengan sang suami

Besok Zakky bersama 449 prajurit lain akan berangkat ke Papua dan akan pulang di tahun depan

Shofia membuang nafas beratnya menatap tas hijau yg baru saja dia bereskan itu, tas bernama lengkap sang suami

Zakky baru datang sehabis membeli martabak pesanan istrinya menatap sendu Shofia yg sedsng menatap tas yg akan dia bawa besok

Dia langsung mendekatinya dan memeluknya erat, dia usap kepala sang istri, diciumnya lembut

Setahun kedepan dia tak bisa mendekap hangat tubuh istrinya, tak bisa mencium lembut istrinya

"Shofia gak sedih mas, Shofia gapapa, Shofia lagi doa tadi" ucap Shofia berusaha menguatkan dirinya

Zakky melepas pelukannya, tak terasa air matanya yg sudah dia tahan keluar begitu saja

"Ih tentara kok cengeng" ledek Shofia mengusap air mata suaminya 

Zakky menciumi wajah istrinya, biasanya dia tak menangis seperti ini namun malam ini entahlah rasanya hatinya sedih sekali akan meninggalkan sang istri

Keduanya kini duduk dishofa, dengan Shofia yg memakan martabak ketan hitam pesanannya sementara Zakky menumpukkan dagunya ke pundak suaminya

"Besok kuattin mas yah sayang, yakinin mas"

"Iya mas sayang, kan besok ada Mamah papah juga, oh ya mamah papah kapan sampai mas ?"

"Udah sampe cuma gak mau ditemuin katanya biarin kita berdua bersama saling menghangatkan sebelum besok kedinginan"

Shofia terkekeh mendengarnya, mertuanya memang sering sekali melawak sama seperti anaknya

"Oh ya Shofia ada sesuatu, lepas sek mas mau tak ambil di kamar" ucap Shofia memeluk tangan suaminya yg ada di pinggangnya

"Iya sayang"

Shofia kembali membawa sorban putih bersih yg dia beli diam diam di Sunan Kudus kala itu, saat dia pergi sendiri ke sunan kudus tanpa suaminya

"Sorban sayang ?"

"Iya mas"

Shofia memberikkan pada suaminya, Zakky membukanya, sorban putih bersih yg akan lamgsung terlihat jika ada setetes noda tertempel disana

"Shofia mau mas pakai sorban ini untuk Sholat, makanya Shofia gak bawa masuk sajadah mas karna Shofia mau sorban ini yg mas pakai Sholat"

"Kenapa begitu sayang ?"

"Shofia mau mas menemati janji mas untuk pulang dan membawa Sorban ini yg sudah setahun mas gunakan untuk Sholat, mas kasih langsung ke Shofia"

"Mas janji akan kembalikkan sorban ini meskipun nanti tak sebersih ini tapi mas janji gak ada noda darah yang akan menetesi sorban ini"

"Janji yah mas"

"Janji sayang"

Shofia menyandarkan kepalanya di dada suaminya, dipeluk hangat tubuhnya

Dipagi hari, tatapan Shofia bertambah sendu saat suaminya izin ke Lapangan terlebih dahulu sedangkan dirinya akan ke lapangan nanti jam 9 setelah mertuanya datang

Dan 10 menit setelah suaminya pergi, mertuanya datang membawa bawaan yang sangat banyak

Untunglah mobilnya sedang dipinjam tetangga untuk nanti berangkat diPelabuhan dan sudah dipindah dari garasinya jadi garasinya bisa untuk memarkirkan mobil mertuanya

"Sehat sayang ?" Tanya Mamah Zakky yg bernama Dian

"Alhamdulillah sehat mah, mamah sama papah gimana ?"

"Alhamdulillah kami juga sehat"

"Kami sehat Fia, buktinya Medan Kudus pake mobil aja papah kuat" jawab papah Zakky yg bernama Hendra

Shofia terkekeh mendengarnya, mereka sudah duduk di shofa sembari menikmati cemilan yg sudah Shofia siapkan

"Aduuuh tambah gede ini cucu mamah, mamah gak sabar pengin cepet ketemu" ucap Mamah dian sembari mengusap perut menantunya

"Iya mah, doain lancar yah"

"Selalu sayang, nanti kalau sebulan sebelum HPL cuti aja yah, mau di Medan atau di Pesantren ?"

"Dipesantren aja mah, gapapa kan ?"

"Gapapa dong, disana banyak orang juga, mamah sama papah nanti usahakan Cuti yah Fia"

"Iya mah"

Fia adalah panggilan kesayangan mamah papah Zakky untuk menantunya, sudah berkali kali Zakky benarkan agar tak memanggil Fia namun mereka tetap memanggil dengan panggilan yg sama

Lama mengobrol, Shofia menatap jam dan langsung izin untuk berganti PSH karna sebentar lagi waktunya upacara dan keberangkatan ke Pelabuhan

Selesai berganti, Shofia diantar ibu mertuanya menuju lapangan sementara ayah mertuanya membawa mobil

Mereka mengikuti upacara pelepasan dan izin pamit titip pada Prajurit yg tak diberangkatkan satgas

Setelah itu semua prajurit naik ke mobil reo, sementara ibu Persit yg punya mobil maka ikut mobil yang tidak mereka naik bis Angkatan Darat

Termasuk mobil milik Shofia juga dipakai ibu Persit yg akan ikut ke Pelabuhan

Untuk semua keluarga memang diusahakan bertemu di Pelabuhan saja bukan di Yonif namun mertua Shofia tak tega melihat menantunya berangkat sendiri jadi mereka menjemput menantunya

Begitupun abah dan umi nanti akan bertemu di pelabuhan, perjalanan 1 jam akan mereka tempuh sampai akhirnya nanti di Pelabuhan semua Prajurit akan diberangkatkan ke Papua dengan armada kapal milik angkatan laut

Hallo Ning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang