54

16.7K 845 46
                                    

Happy Reading✨

Setelah mengetahui bahwa ia sedang hamil nayla merasa senang, tapi ia juga sedih karna kehilangan paman dan neneknya.

Sekarang nayla sedang berada di kamarnya, ia sedang duduk di sofa.

Nayla memang di perintah kan gus gibran untuk tetap dikamarnya, karna gus gibran dan yang lainnya sedang memandikan jenazah paman natan dan nek inah. Nayla hanya menurut perintah gus gibran.

Saat duduk nayla melihat foto dirinya paman natan, dan nek inah yang sedang tersenyum bahagia. Nayla mengambil bingkai foto itu yang berada diatas meja.

Nayla mengelus foto itu sambil tersenyum "nayla masih inget foto ini diambil waktu nayla wisuda smp dulu" ucap nayla yang mengingat foto itu

Nayla meneteskan air matanya mengigat masa masa itu "sekarang semua ini hanya menjadi kenangan" ucap nayla sambil memeluk foto itu.

Tanpa nayla sadari ternyata gus gibran mendengar semua yang nayla katakan tadi.

Saat sudah selesai memandikan jenazah paman natan gus gibran langsung pergi ke kamar, berniat untuk melihat keadaan nayla.

Namun saat sampai di depan pintu gus gibran mendengar semua yang dikatakan nayla.

Cklek

Gus gibran membuka pintu kamar nayla, ia melihat nayla yang sedang memeluk bingkai foto yang ia yakini itu adalah foto mereka bertiga.

Nayla yang melihat gus gibran datang pun langsung menghapus air matanya lalu menaruh kembali bingkai foto itu diatas meja.

Nayla menghampiri gus gibran lalu mencium tangan gus gibran.

Nayla melihat kearah gus gibran sambil tersenyum paksa "udah selesai mas?" Tanya nayla

Gus gibran menutup pintu lalu mengangguk "alhamdulillah udah selesai, tinggal nanti di sholat kan saja dimasjid dekat rumah" jawab gus gibran

"Alhamdulillah" ucap syukur nayla

Gus gibran membawa nayla untuk duduk di sofa kamar, mereka pun duduk disofa.

Setelah duduk gus gibran menatap nayla "kamu habis nangis ya?" Tanya gus gibran, pura pura tidak tau.

Nayla menggeleng "engga kok" bohong nayla

"Jangan berbohong, saya ini suami kamu dan kamu istri saya, seharusnya diantara kita tidak ada kebohongan, kamu inget janji kamu untuk tidak berbohong?" ucap gus gibran

Nayla menunduk lalu mengangguk "nayla memang habis nangis" ucap nayla jujur

Gus gibran menghela nafas, ia mengangkat dagu nayla supaya menatap dirinya "saya mengerti kamu sedang sedih karna kepergian paman natan dan nek inah, tapi saya mohon jangan terlalu larut dalam kesedihan ini, saya berbicara seperti ini bukan berarti saya melarang kamu untuk bersedih, kamu boleh sedih dan menangis tapi secukupnya saja, mengerti?" Tanya gus gibran, nayla mengangguk.

Gus gibran langsung memeluk nayla "inget Allah membenci air mata seseorang yang meratapi jenazah, kita ini mahkluk Allah yang dilahirkan untuk beribadah kepada-Nya. Semua mahkluk yang Allah ciptakan pasti akan meninggal, termasuk kita. Nanti kita juga akan merasakan yang namanya sakratul maut. Jadi jangan terlalu meratapi kematian paman dan nenek ya, biarkan mereka tenang disana, kita hanya bisa berdoa untuk mereka" ucap gus gibran sambil mengelus kepala nayla lembut.

The Best Destiny For MeWhere stories live. Discover now