06

22.7K 1.1K 12
                                    

Happy Reading✨

Gus gibran telah selesai menceritakan semuanya kepada mereka, mereka semua terkejut mendengar cerita dari gus gibran. Nayla menunduk tidak berani menatap wajah mereka semua.

Paman natan dan nek inah melihat kearah nayla "nayla apakah yang diceritakan gus gibran tadi itu benar?" Tanya paman natan

Hening, nayla tidak menjawab pertanyaan pamannya, nayla ingin menangis tapi sekuat tenaga ia menahannya.

Nek inah mengelus kepala nayla "tidak usah takut sayang, jawab yang jujur, apakah itu benar atau tidak" ucap nek inah lembut

Nayla menatap nek inah dan mengangguk "iya, m-maafin na-nayla nek hiks" hancur sudah pertahanan nayla untuk tidak menangis.

Nek inah memeluk nayla "sudah tidak papa, kejadian itu bukan keinginan kamu, ini sudah takdir dari allah" ucap nek inah menenangkan nayla.

Paman natan menghela nafas lalu menatap gus gibran "lalu apa tindakan yang akan gus ambil kepada keponakan saya?" Tanya paman natan kepada gus gibran

Gus gibran menatap paman natan "saya ingin bertanggung jawab kepada keponakan om dengan cara menikahinya, maaf saya harus melibatkan para guru dalam urusan ini" ucap gus gibran

"Kamu serius gibran, apa kamu sudah siap menjadi seorang suami, ingat tugas suami itu membimbing sang istri dan memberikan nafkah lahir dan batin untuk istrimu, apa kamu sudah siap untuk itu" tanya kiyai zahid

"In Syaa Allah gibran siap abah, bagaimana pun juga gibran harus bertanggung jawab, gibran tau ini ketidak sengajaan tapi gibran sudah mencium wanita yang bukan mahram gibran" jawab gibran

"Baiklah, kamu memang sudah siap, lalu bagaimana dengan nak nayla apakah dia siap menjadi seorang istri, sedangkan umurnya saja masih muda, masih belum memiliki ktp lalu bagaimana bisa kalian menikah?" Ucap kiyai zahid

"Kami akan tetap menikah, meskipun pernikahan kami tidak sah secara hukum tapi sah secara agama, karna bagaimana pun gibran harus bertanggung jawab" kekeh gus gibran

"Apa kamu yakin nak?" Tanya sang umma

Gus gibran mengangguk "gibran serius umma" jawabnya

Nyai harum menatap nayla yang masih menangis di pelukan sang nenek "nak nayla, apakah kamu ingin menikah dengan anak umma nak?" Tanya nyai harum

Nayla menatap nyai harum "N-nayla engga tau, nayla masih ingin sekolah" ucap nayla

Gus gibran menghela nafas lagi dan lagi jawaban nayla sama "sudah saya bilang, saya tidak melarang kamu untuk sekolah" geram gus gibran

"Sudah sudah lebih baik kami diskusikan ini terlebih dahulu, apapun keputusan kami nanti itu lah yang terbaik untuk kalian berdua" putus kiyai zahid, semua orang mengangguk setuju.

"Maaf sebelumnya apakah boleh saya mengajak nayla keluar dari sini, untuk menenangkan dirinya" tanya bu ika. Yah bu ika juga berada diruangan itu, dan untuk acara maulid nabi masih berlanjut dengan dilanjutkan oleh para santri, btw ga semua guru ada disini ada yang mengurus acara juga ya.

"Silahkan bu, memang seharusnya nayla tidak ikut berdiskusi" ucap kiyai zahid

Bu ika berdiri dan menghampiri nayla "ayok nay ikut ibu keluar" ajak bu ika

Nayla melihat nek inah dan nek inah mengangguk seolah memberi jawaban untuk ikut. nayla mengangguk.

"Kami pamit assalamualaikum" salam bu ika sebelum keluar dari ruangan tersebut bersama nayla

"Waalaikumussalam" jawab semua orang yang ada disana

Tanpa disadari sedari tadi gus gibran melihat kearah nayla, entah kenapa hatinya sakit melihat nayla menangis "ya allah kenapa dengan saya" batin gus gibran

•••

Hai Hai Hai gimana menurut kalian nyambung ga ceritanya??

Kayanya dipart ke 7 atau ke 8 itu pernikahan nayla dan gus gibran.
Ada yang ga sabar mereka menikah ga nih??

Yuk vote dan komen supaya aku semangat bikin ceritanya


The Best Destiny For MeWhere stories live. Discover now