27

19.7K 1K 33
                                    

Happy Reading✨

Kini gus gibran membawa nayla ke kamarnya...

Nayla melihat kamar gus gibran yang berwarna abu abu campur navy. Gus gibran melepas genggamannya lalu menutup pintu kamar dan menguncinya.

"Kenapa pintunya dikunci?" Batin nayla.

Gus gibran berbalik badan, ia menatap nayla lalu menghampirinya perlahan. Nayla yang melihat itu pun mundur. Gus gibran semakin maju mendekati nayla, nayla masih melangkah mundur sampai tubuhnya berada di tembok.

Sedangkan gus gibran semakin dekat dengan nayla. Nayla ingin melangkah menjauh dari gus gibran, namun pergerakan gus gibran jauh lebih cepat dari nayla. Kini nayla sudah terjebak, ingin kabur lewat samping namun tidak bisa karna tangan gus gibran yang berada ditembok.

Nayla menatap gus gibran "g-gus mau n-ngapain" tanya nayla gugup.

Gus gibran tidak membalas ucapan nayla, ia mendekatkan wajahnya dengan wajah nayla. Wajah mereka sangat dekat sampai mereka bisa merasakan nafas satu sama lain. Nayla memejamkan matanya. Sedangkan gus gibran tersenyum, rencananya berhasil.

Gus gibran menjauhkan wajahnya dari wajah nayla. Gus gibran melangkah menuju lemarinya dan mengambil sesuatu dari sana. Gus gibran kembali mendekati nayla dan memegang sebuah kotak tepat dihadapan nayla.

"Buka mata kamu" ucap gus gibran, nayla menggeleng sebagai jawaban tidak mau.

"Buka nay saya ga bakal ngapa ngapain kamu" ucap gus gibran

Perlahan nayla pun mulai membuka matanya, ketika ia membuka matanya, nayla terkejut melihat sebuah handphone tepat didepannya.

"G-gus ini maksudnya apa?" Tanya nayla

Gus gibran tersenyum "handphone baru untuk istri saya" jawab gus gibran

"Hah untuk nayla?" Tanya nayla masih belum percaya, gus gibran mengangguk.

"Tapi untuk apa gus? Kan dipesantren gak boleh bawa hp" ucap nayla

"Saya sengaja membelikan kamu hp ini karna saya tau kamu tidak punya hp" jawab gus gibran

"Gus gibran dari mana kalau nayla gak punya hp?" Tanya nayla

"Saya tau ini dari paman natan. Dulu kamu punya hp tapi kamu jual demi membeli obat nenek, itu benarkan?"

Nayla mengangguk "tapi ini ga perlu gus kan nayla juga mondok, kalau ketahuan keamanan gimana?" Tanya nayla

Gus gibran tersenyum "ini perlu untuk komunikasi kita, meskipun kita jauh tapi komunikasi antara kita tidak boleh putus" nayla mengangguk mengerti

"Dan kalau soal keamanan kamu bisa taruh hp ini disini jangan dibawa ke asrama, kamu bisa datang ke ndalem setiap hari" ucap gus gibran

Nayla mengangguk "na'am gus" ucap nayla dengan bahasa arab.

Gus gibran terkejut dengan yang diucapkan nayla barusan "kamu bisa bahasa arab?" Tanya gus gibran

Nayla mengangguk "tau sedikit gus"

"Berarti kamu sudah tau arti ana uhibbuki fillah?"

The Best Destiny For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang