Prolog

41.2K 2K 108
                                    

Vote and comment juseyo...
....

Disebuah rumah sakit yang mewah, seorang pria sekitar berusia 29 tahun sedari tadi tidak bisa duduk dengan tenang, di depanruang operasi.

Dia sedari tadi berjalan mondar-mandir bahkan mengacak-acak rambutnya merasa prustasi, ketika mengingat raut kesakitan istrinya ketika dibawa ke rumah sakit tersebut setelah mereka mengalami kecelakaannya.

Apalagi istrinya yang saat ini sedang mengandung buah hati mereka, membuat Pria yang bernama Devano Wesley itu, semakin merasa tidak tenang.

"Ayah" panggil seseorang membuat Devan berhenti melangkah dan melihat kedatangan putra sulung dan putra keduanya yang sedang digendong oleh pengasuh mereka.

"Ayah hiks, bunda sama adek gapapa kan hiks" isak pemuda yang baru saja berusia 6 tahun itu memegang tangan ayahnya.

Devan menghela nafasnya pelan untuk menenangkan dirinya, kemudian berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan putra sulungnya, Satya Zaka Wesley.

"Stss bunda sama adek pasti baik-baik saja, kamu jangan nangis ya, lihat adeknya juga ikutan sedih" ujar Devan menenangkan Zaka, dan menunjuk batita yang baru berusia 2 tahun, yang juga menangis ketika mendengar suara tangisan abangnya itu.

"B-bunda hiks"

"Bunda akan baik-baik saja" ujar Devan memeluk Zaka, untuk menenangkan putranya itu.

Hingga akhirnya dia melepaskan pelukannya, ketika melihat seorang dokter keluar dari ruangan operasi dan dengan cepat Devan pun menghampiri dokter tersebut.

"Bagaimana keadaan istri saya?" Ujar Devan dengan ekspresi meminta jawaban dan tersirat tatapan khawatir dimatanya.

Dokter itu menghela nafasnya sejenak, mempersiapakan fisik dan batinnya untuk memberikan kabar baik dan sekaligus buruk pada pria yang sangat disegani oleh banyak orang itu.

"Kondisi nyonya Starla sudah sangat lemah saat dibawa ke sini tuan, apalagi dengan keadaanya yang sedang mengandung, membuat kondisinya semakin buruk, dan..."

"Maaf, dengan berat hati kami sampaikan, nyonya Starla Wesley meninggal pada pukul...."

Bugh

Satu pukulan Dokter itu dapatkan ketika dia bahkan belum menyelesaikan ucapannya.

"Jangan bicara sembarangan brengsek, istri saya belum meninggal" teriak Devan menarik jas yang digunakan dokter tersebut.

Mengabaikan kedua putranya yang menangis dan ditenangkan oleh pengasuh mereka, yang juga ikut terluka mendengar kabar tidak enak tersebut.

"Maaf tuan Devan" ujar Dokter tersebut dengan raut wajah penuh penyesalan, membuat Devan berteriak prustasi dan berlari memasuki ruangan operasi tersebut.

Langkahnya melambat dengan air kata yang mengalir, ketika melihat wajah pucat dan tak berdaya seseorang yang sangat dia cintai itu.

"Hiks, kenapa kamu ninggalin aku hiks"

"Bangun Starla, bangun hiks"

"Aku dan anak-anak masih butuh kamu hiks" isak Devan luruh disamping brangkar istrinya.

Begitu juga Zaka, yang juga semakin histeris ketika melihat bundanya yang sudah terbujur kaku. Walaupun dirinya masih sangat kecil, tapi dia sudah paham betul, dengan apa yang terjadi saat ini.

Bundanya, bunda yang disayangi sekarang sudah tidak ada lagi di sisinya. Bundanya sudah pergi, sama seperti omanya yang juga baru meninggal 3 bulan lalu.

Dia tidak akan bisa bersama dengan bundanya lagi.

Zaka terisak dan memeluk adeknya yang berusia 2 tahun itu, berniat menenangkannya yang juga sedang menangis.

Who am I?Where stories live. Discover now