27. Another Life Namira!

620 91 72
                                    

Sudah selama satu minggu ini Namira tinggal bersama dengan Maverick di mansion milik pria itu, mansion besar yang luasnya tidak kira-kira. Bahkan mengalahkan stadion sepak bola.

Soal Naya, Tea maupun abangnya, mereka sama sekali tidak ada yang tau mengenai hal ini. Namira hanya berkata jika Ia sedang berada dalam masa sibuk-sibuknya karena banyak klien yang harus ditangani olehnya, dan mereka percaya-percaya saja.

Toh mereka juga sama sibuknya.

Seperti Alta yang sedang sibuk
dengan strategi barunya untuk tender besar yang akan diadakan dua hari lagi bersamaan dengan acara lelang besar yang akan di adakan oleh seorang Investor terkemuka.

Lalu Naya yang sedang sibuk-sibuknya dengan tugas skripsinya karena memutuskan untuk lulus lebih cepat. Dan Tea yang sedang sibuk di London untuk mengurus bisnis resort nya. Lima bulan lalu, Tea membangun resort impian di negara London. Hal ini sudah lama Ia rencanakan, pembangunan itu baru selesai dua minggu lalu.

Arka juga sudah mulai sekolah.
Balita itu sangat pintar, Ia mampu mengikuti pelajaran dengan baik dan menulis cukup lancar meskipun tulisan nya masih seperti ceker ayam.

Kedua makhluk berbeda jenis itu tinggal dalam satu atap tanpa status yang jelas. Ya... secara tidak logis mereka memang sudah terikat hubungan pernikahan, tetapi di dunia ini mereka masih dalam status lajang.

"Sayang, dimana dasiku!"

"Tuman! Udah di cari di lemari?"

"Nggak ada, udah aku cari."

"Dasar pikun, awas aja ya kalau
ketemu. Aku jitak kepalamu!"

"NAH, INI APA?!"

"Tadi bilangnya gaada, terus ini
apa? Makanya kalau nyari tuh matanya sambil melek jangan merem!"

PLETAK!

Saking kesalnya, Namira langsung menjitak kepala Maverick. Dengan bonus sebuah cubitan maut yang menyakitkan dipinggang pria itu.

"Awww! Kenapa di cubit sih, sayang?"

Pria itu meringis kesakitan, duh, cubitan istri kecilnya ini memang tidak main-main. Padahal cubitan nya kecil, tetapi mengapa rasanya sakit?

Agaknya sudah menjadi rutinitas sehari-hari bagi Maverick yang lupa menaruh sesuatu, entahlah, sejak mereka tinggal bertiga, pria itu sering kehilangan barangnya. Dan anehnya, jika Namira yang mencari barang itu akan langsung ketemu dalam sekejab.

"Kinipi di cibit sih siying? Bacod!
Udah sana buruan berangkat, gak
lihat itu udah jam tujuh kelewat?"

"Aku bos nya, telat sehari gak
masalah." Namira meliriknya tajam.

"Mentang-mentang bos, jadi
seenaknya. Bos tuh ngasih contoh
yang baik buat karyawan nya! Udah
sana berangkat." Ucap Namira.

Pria itu mendekatkan dirinya di hadapan Namira kemudian mengsejajarkan wajah mereka.

"Kiss me?"

Menyebalkan, sepertinya Maverick senang sekali membuat jantungnya berdisko tak karuan. Masih pagi, tapi sudah membuat orang baper gak ketulungan, minta di karungin nih cogan. Namira memalingkan wajahnya malu dengan rona merah muda yang menghiasi pipinya.

"Didn't you hear me Duchess?"

"Apasih, gaada cium-cium.
Sana berangkat!"

"Tidak sebelum aku mendapat jatah ciumanku." Dengan jiwa yang sudah ketar-ketir, Namira mengecup pipi Maverick. Namun ketika hendak menjauhkan wajahnya, pria itu malah menarik tengkuknya dan mencium bibirnya dengan intens, ritme yang pelan, namun memabukkan.

Another Life Namira!Where stories live. Discover now