04. Another Life Namira!

2.2K 277 220
                                    

Baroness Suzy kita yang cantik.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ayah!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Ayah!"

"Sia---putriku, kau mengagetkan Ayah." Aku masih sibuk mengatur nafasku yang ngos-ngosan.

"Ayah, kenapa?"

"Ayah mencarimu kemana-mana, Ayah pikir kamu keluar tanpa ijin lagi. Ayah memanggilmu kemari untuk membahas sesuatu," Aku mengangguk-ngangguk polos, kemudian duduk di sebelah Ayah.

"Tidak Ayah, aku di perpustakaan. Apa yang ingin Ayah bicarakan?"

"Ulangtahunmu,"

Eh... memangnya kapan ulangtahunku? Penulis keparat itu tidak menjelaskan dengan benar mengenai tanggal lahir Lilian secara jelas. Hanya tertulis jika Lilian berumur 18 tahun. Jadi aku akan segera berulang tahun?

"Ulangtahunku?"

"Ya, Ayah akan menyiapkan pesta besar untuk putri kecil Ayah ini. Kamu bebas mengundang siapa saja, Gerald sudah menyiapkan segalanya."

Biar ku beritau, kami hanya berdua disini. Sedangkan pengawal menunggu di depan pintu untuk menghormati privacy, memang beginilah tradisi di keluarga Dominica. Pengawal tidak diperbolehkan menguping pembicaraan tuan rumah kecuali jika diijinkan, dan untuk Gerald. Aku yakin jika sekarang pria itu tengah kesulitan karena permintaan Ayah.

Apa lagi kalau bukan menyuruh-nyuruhnya? Kupikir Gerald adalah asisten serba guna Ayah, Ia tidak hanya membantu mengerjakan pekerjaan Ayah tetapi juga pekerjaan rumah dan keinginan Ayah. Gerald anti banting, mentalnya pasti setebal wajah pelakor. Jika tidak, mana mungkin Ia bisa bersabar menghadapi kelakuan Ayahku yang agak anu.

"Tapi Ayah, aku tidak ingin pesta. Aku ingin di rayakan sederhana saja,"

"Jangan menolak pemberian Ayah, Lilian. Ayah melakukan nya karena Ayah menyayangimu, orang lain harus tau jika putriku sangat berharga. Ayah tidak ingin tersebar rumor buruk karena Ayah terlihat tidak begitu memperhatikanmu,"

Uhh cocwit.

Ayah mengelus-elus kepalaku, hoaam. Aku jadi mengantuk rasanya, padahal aku barusaja tidur tetapi elusan nyaman Ayah membuatku mengantuk kembali. Aku tertidur nyaman di pangkuan Ayah. "Tidur yang nyenyak, putriku. Mimpi indah sayang,"

Another Life Namira!Where stories live. Discover now