15. Another Life Namira!

996 135 53
                                    

Menyakitkan. Mimpi macam apa lagi ini? Beberapa memori asing memasuki otak ku tanpa ijin, menyalurkan sekelebat kenangan pahit yang membuatku merasa rumit. Ini terlalu sulit untuk kupahami.

Lagi? Aku mendapatkan mimpi aneh lagi? Kapan hilangnya mimpi ini?

Semakin lama aku semakin merasa tersiksa. Setelah dua minggu tidak bermimpi aneh, kupikir semuanya telah selesai. Ku anggap pertemuanku dengan Everlyn adalah suatu kebetulan dan rahasia alam. Tapi kini, aku mendapatkan mimpi-mimpi aneh itu lagi. Bahkan terlihat lebih jelas daripada sebelumnya. Sekarang, aku menemukan sebuah kesimpulan.

Elgaza adalah Aksara.

Tapi siapa Nebula? Apakah gadis itu juga ikut bereinkarnasi? Aku masih ragu jika itu diriku. Lalu siapa Naya?

Apakah Ia termasuk seseorang
yang aku kenal di masalalu? Rasanya hampir gila, aku ini manusia dari zaman modern! Di dunia asalku tidak ada yang namanya reinkarnasi. Lucunya, aku malah terdampar di dunia fiksi ini, dan gilanya, aku malah mencintai karakter fiksi disini.

Mau tau yang lebih aneh lagi?

Aku juga menjadi salah satu
karakter fiksi disini. Menjalani hidupku yang berwarna-warni dengan keaneka ragaman tingkah konyol orang-orang disini. Untungnya, aku bukan seseorang yang akan langsung berteriak dan menangis karena keadaan anehku ini.

Mungkin aku masih termasuk normal. Bukan terdampar ke novel karena kejadian diluar nalar, semacam tertabrak truck, tersedak cilok, tersedak permen milkita, tersedak kenyataan pahit atau terpeleset di kamar mandi.

Wong aku dibanting anak geng motor yang gayanya jamed tapi sok tampan saja aku masih hidup kok, apalagi kalau tertabrak truck. Mungkin besoknya, malah truck itu yang remuk karena di bom oleh Tea. Sudah ku katakan bukan? Lingkunganku itu berbahaya, meskipun hidupku normal-normal saja.

"Kau menyerah menebaknya Letheia?" aku menoleh kesamping, menemukan Everlyn yang berjalan menghampiriku. Gadis itu menggunakan gaun kuno berwarna merah yang memberikan kesan wibawa. Rambut panjangnya di gelung dengan simple, dihiasi dengan beberapa macam bunga berukuran mini. Ia menepuk pundak ku.

"Liyer anying, kau pikir aku seorang peramal kah, hingga tau segalanya?"

"Terserahmu, bodoh. Jadi---bagaimana? Sudah menemukan petunjuk?"

Kenapa gadis ini tidak memberitauku saja sih? Apa susahnya memberitauku? Aku malas berfikir.

"Aksara itu... Elgaza?" tanyaku ragu-ragu. Aku juga tidak tau mengapa aku berfikir seperti itu, tetapi, Everlyn bilang Aksara selalu berdampingan dengan Nebula.

Nebula : Letheia.

Jika memang benar, Letheia itu adalah aku. Berarti Elgaza adalah Aksara? Secara, Aksara masih berdampingan dengan Nebula. Tapi keduanya saling membenci, dan di kehidupanku sebagai Namira, hanya Elgaza pria yang aku benci sekaligus pria yang selalu berada di dekatku.

Dari SMP, aku, Naya dan Elgaza bersekolah di sekolah yang sama hingga lulus SMA. Setelah kami lulus dari SMA, hanya aku dan Naya yang selalu bersama. Secara 'kan, kami itu sahabat dari orok. Sedangkan Elgaza?

Kami hanya sesekali bertemu.
Itupun hanya untuk saling beradu mulut atau membuat keributan.

Everlyn tersenyum lembut.
"Kau cukup cepat menangkap petunjukku ya. Benar, dia Aksara."

"Lalu mengapa kami berdua sama-sama tidak mengingat kehidupan masalalu kami di kehidupanku sebagai Letheia?"

"Mau mendengarkan dongeng?"

Aku mengangguk meng iya kan.
Kami berdua duduk di atas bebatuan besar, sambil menikmati semilir angin dan pemandangan yang rindang namun menyeramkan.

Another Life Namira!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang