08. Another Life Namira!

1.5K 178 77
                                    

Maverick menatap segelas darah di tangan nya dengan pandangan kosong sambil memikirkan sesuatu yang licik, tak disangka ternyata akan semudah ini untuk meluluhkan hati dingin milik Ayah mertuanya.

Semuanya bermula dari kejadian kemarin, tepatnya hari dimana Ia meninggalkan Lilian di istananya sendirian karena memiliki urusan mendesak. Dan urusan mendesaknya, tentu saja untuk menemui Marquess Dominica yang sedang kalang kabut mencari keberadaan putrinya, sedangkan si pelaku penculikan malah tertawa bahagia.

-----

"Tidak becus!! cepat temukan putriku, jika tidak menemukan nya sampai matahari terbenan aku akan menanam kalian hidup-hidup di dalam tanah!" Maverick mengamatinya dari atas pohon sambil bersender santai. Sungguh, keributan yang menyenangkan.

Lucu sekali, Pak tua itu ingin menanam mereka? dikira tanaman ubi kalik ya, main tanam aja. Gerald meneguk ludahnya kasar, rasanya Ia ingin mengacak rambutnya frustasi. Dalam hati pria itu menyumpah serapahi Lilian, nona, selamat. Kau membuatku berada dalam masalah sekarang, tunggu saja, besok pagi kepalaku pasti sudah terpenggal.

"CARI YANG BENAR!"

"Teliti setiap sudut ruangan, jika perlu cek juga lubang tikus! aku mennyuruh kalian mencari anak kecil, bukan induk semut, mengapa lama sekali?!"

"Elina, apa hukuman yang pantas untuk kecerobohanmu?"

"M-maaf Tuan, apapun hukuman nya akan saya terima. Maafkan saya karena tidak becus menjaga Nona,"

Marquess Dominica menyunggingkan senyuman sinisnya, atmosfer disini benar-benar terasa tidak nyaman. Vederlain sedang tidak baik-baik saja, demi mencari putrinya yang hilang, Marquess Dominica sampai rela mengobrak-abrik seisi negara. Keadaan kediaman Dominica pun tidak ada bedanya, berantakan dan hacur, sudah seperti di hantam badai.

Pria paruh baya itu terlihat begitu kusut dengan penampilan nya yang kurang terawat. Rambut berantakan, wajah penuh debu dan mata yang sembab karena terlalu banyak menangis. Lilian menghilang selama dua hari saja Marquess Dominica sudah sekacau ini, bagaimana jika menghilang selama seminggu? mungkin negara ini sudah rata dan hancur lebur dibuatnya.

Maverick menatap jijik ke arah Ayah mertuanya. Sepertinya Ia memang harus cepat turun tangan sebelum pak tua ini melakukan hal nekat yang membahayakan, Maverick melompat dari atas pohon dan mendarat dengan mulus tanpa luka lecet sedikitpun.

"Buruk sekali, menjijikkan."

Marquess Dominica mendesis kesal, menatap Maverick penuh permusuhan. "Mulutmu kurang ajar, siapa kau dan kenapa kau bisa lolos kemari?" wajar jika Marquess Dominica bertanya demikian, orang lain pun tau seberapa ketatnya akses masuk ke kediaman Dominica. Lalu darimana pria ini menyelinap?

"Kau sungguh tidak mengenalku, Marquess?" tanya Maverick.

Keduanya saling beradu pandang, menilai satu sama lain. "Jawab saja pertanyaanku bodoh!" sewotnya.

Sabar Rick, sabar, demi mengambil restu Ayah mertua kau harus sabar.

Demi apapun, Maverick bukan pria dengan kesabaran setebal batu bata. Tangan nya sudah meremat pedang di balik jubahnya, gemas sekali ingin memenggal kepala Ayah Mertuanya.

Maverick menormalkan ekspresinya, netra abunya menatap Marquess Dominica penuh intimidasi. Membuat susana disana berkali-kali lipat terasa lebih menegangkan dari sebelumnya.

"Apa ini? ya Tuhan, selamatkan aku dari situasi menyeramkan ini." gumam Gerald, Ia sudah kesulitan bernafas akibat aura yang menekan ini.

"Hentikan pencarianmu,"

Another Life Namira!Where stories live. Discover now