01. Another Life Namira!

5.4K 391 415
                                    

Aku duduk dengan posisi paha menempel di dudukan dan bokong menyentuh bagian belakang kursi, kemudian menaikkan salah satu kakiku ke atas kursi. Posisi duduk ini dinamakan nyingkrang, posisi paling nyaman untuk manusia slengean yang tidak ada kalem-kalemnya seperti diriku.

Tidak peduli dengan tatapan orang-orang itu. Meski tanganku rasanya gatal ingin mencolok mata mereka, tapi aku tahan saja.

Aku tidak ingin menodai harga diriku dan disebut sebagai gadis tidak tau tatakrama oleh mereka. Anggap saja ini sebagai pencitraan.

"Duke Wingstone, tolong berikan kami alasan mengapa anda ingin membatalkan pertunangan ini?" wajahnya agak terkejud setelah pria bernama Duke Wingstone itu mengatakan bahwa kedatangan nya kesini adalah untuk membatalkan pertunangan kami.

Dih, padahal yang bertunangan aku. Kenapa pak tua ini sih yang merasa tersakiti? apa jangan-jangan Ia diam-diam mencintai Duke Wingstone? kacau, bisa-bisa novel ini akan berubah menjadi novel bergenre BL. Aku menggeleng pelan, astaga kenapa pikiranku konyol sekali?

"Dari awal, aku sama sekali tidak menyetujui pertunangan konyol ini. Selain untuk membatalkan pertunangan ini, kedatanganku kemari adalah untuk memberitahu kalian bahwa aku akan segera menikahi Lady Athena. Dia mengandung benih ku," kata Duke Wingstone sambil melirik-lirik ku.

Aku semakin yakin jika pria itu memiliki burung yang sangat murahan dan suka colok sana-sini. Buktinya, sudah terikat pertunangan denganku tapi Ia malah menyumbangkan benihnya ke liang lahat orang lain.

Kalau di duniaku dulu ada istilah makanan tetangga lebih enak daripada makanan sendiri, apalagi kalau diberi gratisan. Ya, dengan kata lain aku menyebutnya sebagai pria murahan yang menyukai gratisan.

Wanita itu 'kan gratis. Kalau bukan, mengapa dia mau-mau saja liang lahatnya dimasuki tunangan orang?

Ayah---ah lebih tepatnya Ayah pemilik tubuh ini menghembuskan nafasnya pasrah, menampakkan ekspresi kecewanya yang tidak dapat Ia sembunyikan. "Baiklah, aku menyetujui pembatalan pertunangan ini. Besok aku akan meminta doktrin pembatalan pertungan kalian ke istana,"

Ayah menatap mataku lekat, seakan sedang menenangkanku.

"Putriku, aku harap kau menerima keputusan ini. Ayah tidak bisa berbuat apa-apa, dan Ayah harap kau tidak melakukan hal nekat."

Hal nekat seperti apa?

Bunuh diri?

Loncat dari atas gedung 100 lantai?

Meminum pil tidur sampai overdosis?

Atau menenggelamkan diriku sendiri ke kolam ikan piranha?

Tidak, aku masih waras.

Pria itu menatapku dengan tatapan mengejek, duh tahan aku supaya tidak melempari wajahnya dengan sutil, alat masak legendaris sepanjang masa.

Katanya manusia itu terbuat dari tanah? Tapi mungkin saja Duke Wingstone terbuat dari tai ayam atau sumpah serapah orang-orang. Kelakuan nya saja begini, membuatku sangat geram. Berada di dekatnya saja sudah membuatku merasa kepanasan seakan Ia adalah setan.

"Muka kadal aja belagu, biar aku beritau ya Duke Wingstone. Aku tidak peduli bahkan jika kamu membatalkan pertunangan kita dan menikahi wanita itu, kalau boleh jujur. Aku pun tidak menyukai pertunangan ini, aku bahkan muak melihat wajahmu. Ngelihat kamu tuh ada rasa bangsat-bangsat gimana gitu,"

Pria itu menatapku bingung, mungkin karena kata-kata umpatanku yang terdengar asing di telinga nya. Aku sih tidak peduli, lebih bagus kalau Ia tidak mengerti ucapanku. Supaya aku bisa terus memakinya dengan puas dan mengabsen isi kebun binatang. 

Another Life Namira!Where stories live. Discover now