43- Berakhir

778 44 8
                                    

⚠️Jangan lupa votenya
Kalo cepet banyak votenya
Bakal cepet endingnya
Happy Reading🥳

Jika sudah lama berjauhan, pasti dilanda kerinduan. Sepasang kekasih akan menghabiskan waktunya begitu tiba waktu pertemuan. Berduaan seharian saja rasanya tidak cukup. Inginnya waktu berhenti lama hanya untuk kenikmatan mereka berdua.

Sekarang adalah pertemuan Liora dan Lionel setelah lama tak jumpa. Mereka berdua menghabiskan waktu bersama di sebuah hotel mewah yang Lionel sewa. Pemandangan dari kamarnya begitu indah. Lampu warna-warni dari kota bersinar menghiasi gelapnya malam.

"Besok kita ke rumah sakit. Aku harus mengetahui kondisimu yang seharusnya lebih membaik sekarang." Ucap Lionel. Kedua tangan kekarnya melingkar di perut Liora, memeluk wanita itu dengan tidak begitu erat.

"Aku tidak mau ke rumah sakit Lio." Sebelah alis Lionel spontan terangkat begitu mendengar panggilan Liora untuknya.

Liora membalikkan tubuhnya menghadap Lionel. Memeluk pria itu lantas bersandar nyaman pada dada bidangnya. Dalam-dalam Liora hirup aroma tubuh Lionel yang khas, Liora menyukainya.

"Kenapa tidak mau, hm? Hanya periksa saja." Lionel membujuk.

"Pokonya tidak mau." Liora tetap menolak. "Lagi pula aku sudah baik-baik saja. Tidak ada sakit-sakit lagi, aku yakin." Wajahnya Liora tenggelamkan di dada Lionel. Liora benar-benar tidak mau ke rumah sakit. Entah kenapa, rasanya memang tidak mau saja.

"Baiklah. Tapi janji padaku untuk istirahat yang cukup dan makan dengan lahap." Pinta Lionel. Tangannya mengusap lembut kepala Liora, sesekali ia mengecup puncak kepala wanitanya.

"Lio." Panggil Liora, dia juga mendongak menatap Lionel. Pria itu pun menyahut dengan bergumam. "Kau tidak jijik padaku?"

"Apa yang kau katakan sayang?" Terkejut. Lionel tidak menyangka jika Liora akan mengatakan itu. Sesuatu yang bahkan tidak terpikirkan oleh Lionel barang sedikit pun.

"Selama di pulau itu. Mereka menjamahku, memperlakukan diriku seperti budak nafsu." Ungkap Liora mulai terbuka. Namun Lionel mencoba untuk menghentikannya.

"Iya, oleh karena itu kita harus menghukum mereka. Kau boleh melakukan apa pun pada mereka, Liora." Ujar Lionel. Yang tadinya mengusap kepala Liora, kini tangannya beralih mengusap pipi wanitanya.

"Bukan itu Lio. Mereka menamparku, membiarkan aku bertelanjang bulat selama dua hari. Membuat aku terus mengonsumsi obat tidur, obat perangsang, minuman.  MEREKA MEMPERLAKUKAN AKU SEPERTI BONEKA SEX LIO!"

Tiba-tiba emosi Liora tak terkendali. Wanita itu berteriak dan menarik rambutnya sendiri. "AKU MENUNGGUMU DATANG SEJAK AWAL! TAPI TIDAK ADA SEORANG PUN YANG DATANG MENOLONGKU! AKU HAMPIR MATI DALAM TIGA MINGGU DI BAWAH KUKUNGAN PRIA BERNAFSU ANJING!"

"Sayang hentikan!" Lionel berusaha menenangkan Liora. Wanita itu seperti terkena mental. Semua ini gara-gara para bajingan itu.

Liora memang tidak menunjukkan kesengsaraan di depan musuhnya. Tapi dia akan menunjukkan amarahnya. Liora tidak takut, dia hanya merasa jika kebenciannya semakin besar begitu mengingat kembali kejadian di pulau kecil itu. Oleh karena itu hasrat membunuhnya semakin membuncah. Liora butuh pelampiasan.

"Tenang oke? Kau tidak apa-apa. Aku sudah ada di sampingmu." Lionel memeluk erat tubuh Liora.

"Bagaimana jika aku hamil? Tapi kau tenang saja Lio, aku akan menggugurkan kandungannya. Tidak akan aku biarkan penerus bajingan itu hidup lama di dalam diriku."

Lagi-lagi Lionel tertegun. Tidak menyangka dengan pemikiran Liora yang sudah amat jauh entah ke mana. Kebencian Liora terhadap Alvio tumbuh pesat selama tanda-tanda kehadiran pria itu masih ada. Lionel harus memberikan kepuasan untuk Liora, supaya wanita itu tidak merasa tertekan dengan adanya Alvio.

Parella Perigosa {REVISI}Where stories live. Discover now