38- Kegilaan Alvio

706 43 4
                                    

⚠️Jangan lupa votenya ⭐🌟
Happy Reading🥳

Malam menjelang. Lionel masih sibuk mengendarai mobilnya mencari keberadaan Liora. Dari pagi hingga malam kini, Liora belum kembali. Lionel tidak tahan jika hanya diam dan menunggu di apartemen.

Ketika Liora berangkat menemui Alvio, Liora masih belum pulang 2 jam kemudian. Hal itu membuat Lionel memutuskan untuk mencari wanitanya di perusahaan sepupunya.

Di sana, Lionel tidak menampakkan dirinya di hadapan Alvio. Dia hanya bertanya mengenai keberadaan Liora pada seorang security yang berjaga di luar. Security itu pun mengatakan jika Liora memang datang ke kantor, tapi belum keluar. Lantas Lionel menanyakan Alvio, dan katanya, atasannya itu pergi keluar menggunakan mobilnya setelah beberapa menit Liora datang.

Sialnya, Lionel tidak tahu kemana Alvio pergi. Dugaan Lionel mengenai Alvio yang membawa miliknya semakin kuat ketika ia menyuruh seorang bodyguard memantau perusahaan itu. Mobil yang Liora pakai tidak terlihat keluar walau malam menjelang.

Lionel langsung menyebarkan para bawahannya untuk mencari Liora. Namun sampai detik ini, belum ada yang melaporkan tentang titik temu keberadaan Liora. Terakhir laporan yang dia terima hanyalah mobil Alvio yang terparkir di dekat pantai dalam keadaan kosong. Setelah itu tidak ada laporan lagi.

Jantung Lionel berdetak cepat, begitupun laju mobilnya. Tak tanggung-tanggung Lionel mengendarai mobil sambil menyalip ke sana ke mari, sehingga banyak sumpah serapah yang ia terima namun tidak dihiraukan.

"Mereka pikir aku tidak akan bisa menemukannya? Awas saja, akan aku biarkan Liora menyiksa mereka semua hingga merasakan neraka dunia."

Lionel akan menemui Rafael lagi, guna menanyakan langsung hasil rekaman CCTV di berbagai tempat yang Rafael lacak. Sejauh ini, Lionel belum melaporkan kasus hilangnya Liora pada Gevariel atau Javas.

◆◇◆◇◆◇◆◇

Pitcairn Island.

Salah satu bangunan yang tampak berbeda dari yang lainnya selalu tampak sepi. Bangunan itu sedikit lebih besar, namun tetap sederhana––menurut orang luar.

Siapa pun yang memasuki bangunan itu, mereka pasti akan terkejut karena kemewahannya. Hanya saja, tidak ada yang berani memasuki bangunan itu kecuali 3 orang yang senantiasa bulak balik ke sana dan beberapa pria berbadan besar yang menjaga bangunan itu dengan ketatnya.

Bangunan itu terdiri dari dapur, ruang tengah, serta 3 kamar yang setiap isinya berbeda desain. Salah satu kamar itu bernuansa serba hitam, termasuk penghuninya yang memakai piyama hitam.

Seorang wanita terbaring lemah dengan berbagai alat medis yang melekat pada tubuhnya, termasuk perban yang melindungi lukanya.

Sudah satu minggu sang wanita tidak sadarkan diri––atau lebih tepatnya dibuat tidak sadarkan diri oleh seseorang.

Pintu kamar serba hitam itu terbuka saat seseorang masuk. Pria berpakaian formal yang baru saja datang itu menghampiri seorang wanita yang terbaring di atas kasur. Lalu duduk di sampingnya dan meraih satu tangan wanita itu.

"Seharusnya sekarang. Tapi kenapa dia belum membuka matanya sama sekali?" Gumam pria itu.

2 menit kemudian, ada pergerakan kecil dari wanita yang terbaring itu. Sang pria langsung bersiap menyambut kesadaran si wanita.

Liora. Wanita psychopath itu terlihat tak berdaya sekarang. Tubuhnya semakin kurus, juga wajahnya yang pucat pasi. Tapi kini, kesadarannya mulai kembali.

Mata Liora terbuka pelan, sebegitu lemahnya dia sampai berkedip pun begitu lambat. Pandangan Liora mulai kembali normal, dan saat itulah dia merasakan sekujur tubuhnya yang sedikit kaku. Tak lupa kepalanya yang begitu terasa sakit dan pusing.

Parella Perigosa {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang