17- Kembali

915 52 2
                                    

⚠️Jangan lupa votenya
Happy Reading

Amira menghampiri putrinya yang sedang duduk di lantai beralaskan karpet berbulu lembut. Kiara anteng bermain sendiri dengan mainan yang berantakan di sekitarnya. Walau ada sang ibu di sampingnya, Kiara seperti bermain sendiri tanpa ditemani.

Bagaikan patung dengan pahatan sempurna. Claretta diam kaku dengan tatapan kosong ke depan. Dia tidak menghiraukan anaknya sendiri. Entah apa yang Claretta pikirkan, yang jelas dia tidak menyadari kehadiran Amira.

Hati Amira terasa ditumbuk beton kala melihat kondisi putrinya. Terus saja menjadi korban pelecehan tanpa adanya pertanggung jawaban. Untuk yang kedua kalinya Claretta menjadi wanita malang di keluarga Mallory.

Walaupun banyak lelaki di luar sana yang ingin menikahi Claretta, tapi Claretta sendiri tak ingin. Kiaralah yang menjadi alasan utama wanita itu. Claretta takut jika dia menikah dengan pria lain lantas memiliki anak, maka pria itu lebih menyayangi anaknya dibanding Kiara.

Segenap jiwa Claretta membesarkan Kiara dengan melimpahkan seluruh kasih sayangnya pada bocah itu. Claretta tidak akan membiarkan Kiara kurang kasih sayang. Walau tanpa ayah, Claretta selalu yakin jika Kiara akan tumbuh menjadi wanita tangguh.

"Claretta sayang. Sedang memikirkan apa? Kau terlihat sibuk dengan pemikiranmu sampai Kiara tak kau perhatikan."

Sedikit terperanjat ketika mendengar suara Amira. Claretta mengusap dadanya pelan lantas tersenyum pada Amira.

"Maaf Mom, aku tidak sadar jika sedang melamun." Claretta melihat Kiara yang berceloteh riang. Semakin merekah senyum Claretta, namun detik berikutnya bibirnya bergetar dan jatuh melengkung ke bawah. Betapa kotornya dia ketika melihat Kiara yang suci dari dosa. Kasihan anak itu karena memiliki ibu yang kotor seperti dirinya.

"Tenanglah, Roderick akan segera menemukan lelaki itu. Dia harus menerima akibat dari perbuatan busuknya."

Claretta menangis, menutup wajahnya dengan kedua tangan. Bagaimana bisa ia menyaksikan seseorang di hukum karena sebuah tuduhan? Ingin sekali Claretta berkata jujur pada Roderick bahwa pelakunya adalah orang terdekat mereka, bukan Saga. Tapi Claretta takut terjadi sesuatu pada Kiara.

"Mom, bagaimana jika aku memaafkannya saja. Biarlah dia berkeliaran dengan bebas. Kurasa dia sedang di bawah alam sadarnya sehingga melakukan itu padaku."

"Tidak bisa. Orang itu sudah keterlaluan. Mommy sendiri tidak akan memaafkannya." Ujar Amira penuh penegasan.

◆◇◆◇◆◇◆◇

Rafael menatap fokus pada layar besar di hadapannya. Sedikit lagi ia akan menemukan seseorang yang sedang ia incar. Ditemani oleh Lionel dan Gevariel. Mereka menyaksikan dengan seksama di mana titik merah itu menunjukkan keberadaan Saga.

"Ketemu! Apartemen Calisto lantai sepuluh." Ucap Rafel dengan lantang. Membuat kedua temannya menghembuskan nafas lega.

"Akhirnya, aku menemukanmu, bajingan." Kesenangan Lionel akan segera dimulai.

"Kau akan menghampirinya sekarang?" Tanya Gevariel pada Lionel.

"Besok malam. Saat ini aku ingin menemui wanitaku. Sampai jumpa." Pamit Lionel sore ini pada temannya. Ia mengunjungi apartemen Liora untuk merayakan selangkah keberhasilannya.

Rafael menatap punggung tegap Lionel yang sekarang telah menghilang melewati pintu ruangan. "Dia begitu mencintai wanitanya." Katanya seraya tersenyum tipis. Tak di sangka si lelaki dengan banyaknya koleksi wanita itu bisa jatuh cinta pada satu wanita.

Parella Perigosa {REVISI}Where stories live. Discover now