42- Pregnant

769 41 2
                                    

⚠️Jangan lupa votenya⭐
Update cepet kalo votenya udah banyak
Di tambah sama komen juga guys.
Yok bisa yok!
Happy Reading🥳💐

Antara marah dan khawatir. Kedua perasaan itu campur aduk dalam benak Alvio. Dirinya marah pada Liora karena menerima perlakuan bejat dari Galandra, tapi juga marah pada dirinya sendiri karena lagi-lagi Liora tak sadarkan diri selama beberapa waktu bersamanya.

Jika sudah cinta, maka rasa khawatir dalam situasi seperti inilah pemenangnya. Alvio mengesampingkan segala hal demi membantu Liora supaya mendapatkan penanganan medis lebih intensif. Bahkan Alvio memberanikan diri membawa Liora menggunakan helikopter menuju perkotaan, pun di dalam helikopter Liora sudah mendapati penanganan. Hanya saja tidak memuaskan jika bagi Alvio.

Lioranya harus baik-baik saja. Alvio akan melakukan penjagaan ketat setelah tiba di kota. Selain khawatir dengan kondisi Liora, Alvio juga takut wanitanya di ambil kembali oleh sepupunya.

Berjam-jam kemudian, akhirnya Alvio berhasil membawa Liora ke rumah sakit besar di kota. Alvio langsung meminta dokter khusus yang memiliki rating tinggi dalam menangani pasiennya dengan baik. Namun yang Alvio tidak suka adalah dokter seorang pria. Salah satu dokter hebat itu seorang pria.

Setelah di periksa dan mendapatkan penanganan lebih baik, Liora dinyatakan mengalami keguguran iminens (abortus iminens). Dimna jenis keguguran ini ditandai dengan darah yang keluar sedikit. Selain itu, keguguran jenis ini biasanya disertai dengan intensitas nyeri perut yang tidak terlalu sakit.

Keguguran (abortus) iminens artinya ancaman abortus yang terjadi diusia kehamilan kurang dari 20 minggu. Dimana kondisi kehamilan ini masih bisa dipertahankan namun tetap perlu berhati-hati. Tidak perlu pengobatan khusus, katanya.

Liora pun hanya perlu mengurangi aktivitas fisik berlebihan dan tirah baring (bed rest). Dan untungnya, pendarahan yang Liora alami tidak berlangsung lama.

Ya, kalian tahu maksud dari semua ini. Liora tengah mengandung. Tapi, anak siapa yang berada dalam rahim Liora saat ini? Anak Lionel kah? Atau Alvio? Ah, jangan-jangan Galandra?

"Ternyata Liora tengah mengandung. Apakah dia anakku?" Alvio pun bimbang. Tapi ia sentuh perut rata Liora dengan tangan kekarnya. Dengan penuh perasaan Alvio mencoba untuk merasakan kehadiran sosok makhluk kecil di dalam sana.

"Aku sangat yakin jika dia calon anakku." Entah kenapa, Alvio merasakan sesuatu yang berbeda setelah menyentuh perut Liora. Namun rasa  seperti ini pernah Alvio alami sebelumnya, dan memang benar jika ini adalah perasaan seorang ayah terhadap kehadiran anaknya.

Alvio memperhatikan Liora yang terbaring lemah tak berdaya di atas kasur. Walau sudah mendapati penanganan medis, Liora masih enggan untuk bangun.

"Sayang, maafkan aku. Setelah ini aku berjanji, tidak akan ada lagi kekerasan fisik untukmu dariku. Maafkan aku." Tak bosan Alvio menggumamkan kata maaf untuk Liora, bahkan bibir lembabnya akibat menahan tangis tak jauh dari tangan Liora. Punggung dan telapak tangan wanita itu terus ia kecup lembut.

Jangan lupa, pergelangan tangan Liora di borgol dan di kaitkan pada ranjang. Alvio tetaplah pria posesif. Dalam keadaan apa pun dia tidak boleh lengah demi mempertahankan Liora di sisinya.

Untuk saat ini Alvio tidak akan memberitahu siapa pun tentang kehamilan Liora, termasuk wanita itu sendiri. Alvio takut jika Liora akan menggugurkan kandungannya karena belum menerima Alvio sepenuhnya.

◆◇◆◇◆◇◆◇

Di dalam ruangan minim cahaya, Hana dan Galandra baru tersadar dari pengaruh obat tidur yang di berikan oleh Jelita atas perintah Alvio. Saat itu Jelita di perintahkan untuk memasukan serbuk sialan itu ke dalam air minum. Sengaja, karena itulah yang mudah di konsumsi.

Parella Perigosa {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang