25- Berita Pertunangan & Pernikahan

1K 61 8
                                    

⚠️Jangan lupa vote
Happy Reading

"Nyonya! Ada seorang detektif serta beberapa orangnya mendatangi mansion. Mereka memaksa untuk masuk ke dalam." Lapor Jeck kepada Amira yang tengah duduk santai sambil berbincang dengan kedua anaknya serta satu cucunya.

Lionel yang mendengar itu langsung bangkit dari duduknya. Kedua tangannya ia selipkan pada saku celana jeans yang dikenakan. Dia menatap sekilas kearah luar, lantas bibirnya menyunggingkan seringai tipis tanpa orang lain ketahui.

"Siapa mereka?" Tanya Amira, mulai terlihat khawatir.

Sedangkan Claretta meminta seorang pelayan wanita untuk menjaga Kiara. Dia akan menemui orang di luar sana bersama Lionel. Dari belakang Claretta mengikuti langkah adiknya. Singkat mengernyit bingung ketika mendapati seorang perempuan di antara para detektif itu.

Melihat kemunculan Lionel, salah satu dari detektif itu meneriakinya. "Roderick! Apa yang telah kau lakukan pada anakku?! Beraninya kau menyentuh dia yang suci!" Kata detektif tersebut. Terlihat sangat marah sampai urat-urat pada lehernya bermunculan.

Amira dan Claretta terkejut mendengar teriakan salah satu detektif itu. Sedangkan wanita yang berada di antara para detektif di sana terlihat ketakutan seraya mencengkram kuat lengan seorang detektif yang baru saja meneriaki Lionel.

"Biarkan mereka masuk." Perintah Lionel. Gerbang mansion pun terbuka lebar. Bagaikan penyerangan mahasiswa pada pemerintahan. Detektif itu menerobos masuk tak sabaran.

Dengan aura keangkuhan serta kekuasaannya. Lionel menatap tegas pada para detektif di hadapannya.

"Kenapa? Terjadi sesuatu pada putrimu?" Tanya Lionel dengan santai.

"Kau!" Geram melihat sikap Lionel. Detektif itu melemparkan sebuah benda kecil tepat mengenai wajah Lionel. "Lihat! Karena kelakuan bejatmu, putriku mengandung sebelum menikah!" Lanjutnya.

Claretta memungut benda kecil yang dilempar oleh sang detektif. Mulutnya ia tutup menggunakan sebelah tangan tatkala matanya menangkap dengan jelas dua garis merah di testpack.

"Hamil huh?" Lionel mendekati wanita yang terlihat malang itu. "Benarkah itu anakku?"

Bugh!

Sebuah pukulan telak sudah didapatkan Lionel dari sang detektif. Ia sentuh sebelah rahangnya lantas tersenyum singkat sambil menatap si pelaku.

"Ha-hana?" Mata Amira sudah berkaca-kaca. Menatap Hana tak percaya. Bukan dia menyalahkan Hana, tapi kasihan pada Hana. Amira tahu Lionel seperti apa, dia tahu kelakuan Lionel ke setiap wanita untuk menuntaskan hasratnya. Amira tak percaya jika Hana harus menjadi korbannya.

"Maafkan aku." Ucap Hana. Menundukkan kepalanya bersamaan air matanya yang berjatuhan. "Aku tidak tahu jika hal ini akan terjadi. Sebegitu murahannya diriku sampai terlihat seperti seorang pelacur."

Lionel menatap tanpa ekspresi begitu Hana menangis pilu. Seolah tidak ada rasa iba dalam dirinya, Lionel pun menghembuskan nafasnya, lalu menatap serius pada Hana.

"Bersiaplah. Acara pertunangan akan di laksanakan lusa."

◆◇◆◇◆◇◆◇

Waktu terus berjalan hingga menciptakan masa lalu. Berhari-hari telah berlalu bahkan berminggu-minggu. Kini tepat pagi hari pukul 10:00 di tempat megah dan diisi orang-orang terpilih. Sebuah acara sakral mengikat dua pasang manusia telah di laksanakan tanpa adanya hambatan.

Pengantin pria maupun wanita saling melempar senyum begitu para tamu ricuh memintanya untuk segera berciuman. Tak ragu ataupun malu, sang pria lebih dulu mewujudkan keinginan para tamu. Mencium lembut bibir tipis pengantin wanitanya, dan di akhiri dengan mengecup dahinya.

Parella Perigosa {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang