9- Ancaman Untuk Hanza

1.4K 74 9
                                    

_______________ _______________

⚠️Jangan lupa votenya.
Happy Reading🥳
_______________ _______________

Kalimat yang dilontarkan Lionel saat di depan Alvio, berhasil merubah tujuan Liora. Yang tadinya sudah senang karena akan mendapatkan pria yang ia inginkan, tapi tidak jadi lantaran kelakuan Lionel. Liora malah diseret keluar meninggalkan kediaman Alvio. Pria itu pun memberi peringatan pada Alvio untuk tidak berdekatan lagi dengan Liora. Lionel sungguh menyulitkan hidup Liora.

"Sudahlah, tidak perlu memasang wajah kesal seperti itu. Jatuhnya seperti monster di zaman purba." Celetuk Lionel ketika melirik sekilas ke arah Liora yang duduk di sampingnya.

Mereka sedang berada di dalam mobil. Tentunya mobil Lionel, sedangkan mobil Liora akan di ambil oleh Saga.

"Sungguh! Aku benar-benar ingin membunuhmu!" Kesal Liora sambil menatap tajam pada Lionel.

"Bunuh saja. Silakan." Ujar Lionel santai. Lalu ia menepikan mobilnya. Memberikan sebuah belati kecil pada gadis di sampingnya. "Gunakan ini. Tidak akan menimbulkan suara dibanding pistol. Dan aku memberimu kesempatan hanya tiga kali tusukan." Sambungnya.

Tanpa banyak bicara, Liora mengambil belati itu. Menancapkan ujungnya pada bahu kiri Lionel hingga darah segar keluar dari sana. Saat mendapati reaksi Lionel yang biasa saja, membuat Liora tidak puas. Ia mencabut belati itu lantas menggoreskannya pada pipi kiri pria itu. Dan terakhir, Liora menusuk perut Lionel.

Nafas Liora memburu. Rasa ingin membunuh seseorang kembali bangkit. Dicabutnya belati itu, lalu ia arahkan pada mata kanan Lionel.

"MATI KAU SIALAN!"

Bersamaan dengan itu. Tubuh Liora limbung saat Lionel menahan tangannya. Gadis itu didorong hingga membentur pintu mobil.

"Aku hanya mengizinkanmu untuk memberikan tiga tusukan, tidak lebih." Ucap Lionel sambil menahan belati yang masih dipegang erat oleh gadis di depannya. Bahkan telapak tangannya sudah mengeluarkan darah akibat belati itu.

Sedangkan Liora, ia menggeram marah. Membunuh Lionel harus berhasil, Liora tidak boleh dipermainkan oleh pria sialan itu. Lionel benar-benar pengganggu.

Sudut bibir Lionel terangkat saat Liora tidak menyerah untuk menusuknya. Gadis itu benar-benar ingin membunuhnya ternyata. Tapi Lionel tidak ingin mati sebelum mendapatkan gadis cantik itu.

Lionel mencengkeram kuat tangan Liora yang memegang belati. Membuat gadis itu berdesis pelan. "Menyerah, maka aku akan melepaskanmu."

Mendengar ucapan Lionel, dengan segera Liora melepaskan belati itu hingga jatuh. "Sudah. Dan mulai sekarang, jangan menggangguku lagi." Kata Liora.

Lionel pun tertawa nyaring. Menghiraukan rasa sakit ditubuhnya yang masih mengeluarkan darah. Lalu ia menatap Liora dan berkata. "Kau menyerah. Berarti kau menyerahkan diri padaku."

Mata Liora langsung membola. "Apa-apaan ini?! Kau mengatakan jika aku menyerah, aku dilepaskan!"

"Aturan itu aku yang membuatnya, jadi bisa dengan mudah aku merubahnya."

Sial! Liora kembali terjebak.

"Oh iya, aku juga pernah mengatakan padamu. Jika kita bertemu lagi, berarti kita--"

"Cukup!" Potong Liora dengan cepat. "Lebih baik urus luka di tubuhmu. Jangan sampai darah itu semakin mengotori pakaianku." Setelah mengatakan itu, Liora memalingkan wajahnya lantaran terlalu dekat jaraknya dengan wajah Lionel.

Sedangkan Lionel sendiri menunduk. Melihat perutnya yang masih mengeluarkan darah. Ia kembali duduk pada tempatnya. Mengambil belati miliknya dan menjalankan mobilnya.

Parella Perigosa {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang