29- Siap Dinikahi?

1K 51 3
                                    

⚠️Jangan lupa votenya
Happy Reading 🥳

"Oh my god! Bayinya bergerak! Lihat, lihat! Oh ya ampun. Makhluk kecil dalam perutmu akan segera lahir. Oh astaga, anakku akan segera melihat dunia." Heboh Saga. Dengan posisi bersila diatas karpet berbulu halus, tangannya sedaritadi bermain di perut Katrina yang sedang duduk di sofa. Namun bayi dalam perut itu seperti ingin berinteraksi dengan ayahnya, sampai bergerak kesana-kemari juga terasa sundulan kecil.

"Jangan berisik! Aku sedang menonton, dasar bodoh!" Maki Katrina. Volume dari televisi hampir tak terdengar begitu Saga mengoceh sambil berteriak.

Langsung bibir Saga melengkung ke bawah begitu Katrina mengatainya bodoh.

"Jangan maraaahh. Aku hanya terlalu senang saja, hmm." Saga merengek lantas ia peluk perut buncit Katrina sambil menyembunyikan wajahnya di sana. Tiba-tiba punggungnya bergejolak, suara isak tangis mulai terdengar.

"Kau menangis? Lagi!" Segera Katrina jauhkan wajah Saga dari perutnya. Dilihatnya kondisi wajah pria itu sudah merah, juga kedua pipi yang basah karena air mata yang mengalir dari pelupuk matanya.

"A-aku ta-kut. Kau se-lalu ma-rah pada-ku. Ba-gai-mana ji-ka kau per-gi? Jangan ting-tinggalkan aku huwaa!" Pecah sudah tangis calon seorang ayah muda itu. Saga meraung didepan perut buncit Katrina.

Semenjak sudah resmi menikah, tingkah Saga semakin diluar nalar. Bukannya Katrina yang mudah sedih karena hormon kehamilan, tapi Saga lah yang seperti orang hamilnya. Di bentak sedikit saja sudah di pastikan bibir seksinya itu terjatuh melengkung ke bawah. Tak lupa berderainya air mata.

Javas muncul dari kamarnya dengan pakaian rapi siap untuk pergi ke kantor. Telinganya berdengung kala mendengar suara tangis, pasti Saga tentunya. Karena Javas sudah tahu sikap dua orang itu. Benar-benar sudah dia anggap sebagai anak sendiri dengan menyuruh mereka untuk tetap tinggal di mansion.

"Katrina, tinggalkan saja lelaki cengeng itu. Kau harus mendapatkan lelaki jantan sesungguhnya." Celetuk Javas ketika berada dekat di samping Saga.

"Tidak! Tidak! Jangan mencari yang lain! Aku tidak akan menangis lagi." Segera kedua tangan kekarnya mengusap wajah yang basah. Menghapus sisa-sisa air mata hingga menyusut ingusnya dengan kerah baju.

"Iyyuuuh! Jorok sekali! Jangan sampai anakku jorok sepertimu." Katrina bergidik jijik. Bibirnya berkedut ingin melepas tawa, tapi masih dia tahan. Ia usap perut buncitnya lantas kembali berujar, "jangan ikuti ayahmu yang jorok itu ya sayang."

Melihat Katrina bertingkah seperti itu, membuat Saga kesal. Calon ibu itu sudah menghasut anaknya. Sedangkan Javas hanya menggeleng tak habis pikir melihat sepasang manusia didepannya. Lebih baik dia segera pergi bekerja, karena menyaksikan tingkah kekanakan Saga tak ada ujungnya.

Tinggalah mereka berdua di sana. Saga yang sebenarnya akan bekerja di perusahaan Javas pun akan bersiap pergi ke kantor, tapi ada sesuatu yang ingin dia lakukan bersama Katrina.

"Pergilah bekerja. Aku dan anakku tidak akan kenyang dengan hanya menyaksikan kau menangis saja." Ucap Katrina.

Saga berdiri sampai tingginya melebihi sang istri. Ia menundukkan kepalanya hingga punggungnya membungkuk dan sejajar wajahnya dengan Katrina. Diamati wajah cantik juga berseri Katrina, membuat Saga enggan untuk berjauhan dengannya.

"Wajahmu semakin bersinar setelah akan menjadi seorang ibu." Kata Saga tiba-tiba membuat Katrina menaikkan sebelah alisnya, bingung.

Mendadak sikap Saga yang baru beberapa menit lalu seperti anak kecil, kini berubah seperti orang dewasa kasmaran. Tidak dapat di pungkiri, jika dalam benak keduanya masih tak menyangka akan pernikahan yang semakin mengikat mereka. Pikirnya, mereka akan menemukan jodohnya masing-masing dan hidup masing-masing juga setelah menikah. Tapi nyatanya, mereka ditakdirkan untuk bersama.

Parella Perigosa {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang