12- Pertemuan

1.3K 65 5
                                    

Kalo ada typo tandain.

Di berbagai tempat. Orang-orang tengah sibuk membicarakan tentang pembunuhan yang menimpa pada salah seorang pemilik Mall. Katanya, orang itu di bunuh dengan sadis. Kepalanya di penggal dan terpajang di depan pintu masuk Mall miliknya. Tentu hal itu membuat orang-orang yang hendak berkunjung ke sana ketakutan.

Saga yang sedang berjalan santai, tersenyum tipis kala mendengar perbincangan orang-orang. Ia mengingat kejadian semalam. Di mana dirinya dan kedua rekan perempuannya melakukan aksi gila atas perintah seseorang.

Malam itu, Saga melihat betapa brutalnya Liora dan Katrina saat menyiksa seorang pria pemilik Mall. Orang yang menginginkan pria itu mati adalah saingannya. Supaya orang-orang lebih ramai mengunjungi Mallnya dari pada Mall milik pria itu.

Cukup asyik. Saga suka melihat perselisihan orang-orang yang saling berebutan. Entah itu takhta, jabatan, cinta, ataupun harta. Mereka saling membunuh walau tanpa menyentuh.

Sedang asyik dengan pemikirannya. Saga dihampiri oleh balita berusia sekitar 2 tahun. Balita itu tiba-tiba memeluk kakinya, dan mendongak ke arahnya seraya tersenyum. Lalu berkata, "papa."

"Eh?" Saga terkejut. Apakah dia memiliki anak? Tapi dari wanita yang mana? Pikirnya. Terlihat sekali bejatnya.

"Papapa."

Mendengar colotehan balita itu, Saga berjongkok. Mengsejajarkan tubuhnya dengan balita menggemaskan di depannya.

"Hai cantik. Di mana orang tuamu?" Tanya Saga sambil tersenyum manis.

"Papapapa." Balita itu kukuh menggumamkan kata 'Papa' padanya.

"Katakan yang lain. Jangan hanya mengatakan papa. Ayo, aku ingin mendengar, di mana orang tuamu." Saga pun mendekatkan telinganya pada bibir balita itu. Namun yang ia dapatkan malah ciuman.

 Namun yang ia dapatkan malah ciuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaga!" Pekiknya karena terkejut. Saga mengusap pipinya yang di kecup basah oleh balita itu. "Kau ini. Berani sekali menciumku. Jika kau wanita dewasa, sudah kupastikan, kau menjerit kenikmatan di bawahku." Saga tertawa kecil karena ucapannya sendiri dan diikuti balita itu.

"Kiara!"

"Mamama."

Saga menoleh ke arah sumber suara. Kiara, sepertinya itu nama balita di hadapannya. Karena ada seorang wanita yang berlari menghampirinya. Saga pastikan jika itu adalah Ibunya. Dasar! Lengah sekali dalam menjaga anak kecil. Bagaimana jika anak selucu itu dibawa oleh penculik lalu di jual? Astaga, Saga tidak sejahat itu walaupun dia sering membunuh orang.

Wanita itu langsung berjongkok ketika berada di depan seorang balita. Mengecek keadaan anak itu, takutnya ada yang terluka. Akhirnya dia bernafas lega, karena anaknya baik-baik saja. Ia akui dirinya terlalu ceroboh karena menurunkan anaknya dari gendongan saat sedang membayar di kasir.

Parella Perigosa {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang